PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID - Ustaz Drs Safaruddin Latif menjelaskan, salah satu dari sekian hikmah Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW adalah membersihkan hati sebelum bekerja atau mengerjakan suatu kegiatan apa pun pekerjaan kita masing-masing.
Itulah sebabnya, kata pembina pondok pesantren DDI Mangkoso ini, Allah lebih dahulu membedah dada Nabi Muhammad lalu membersihkan hati Rasulullah sebelum diperjalankan Allah SWT. Perjalanan Rasulullah tersebut populer bagi umat Islam dengan Isra' Mi'raj.
Hal ini disampaikannya saat membawakan acara hikmah Isra' mi'raj, di masjid Rahmatan LumpuE, Parepare, Ahad (25/2/24).
Ustadz Safaruddin Latif yang juga alumni pondok pesantren putra DDI Mangkoso, Kabupaten Barru menjelaskan, andaikan warga Lumpue yang tidak tidak hadir hari ini mengetahui apa makna acara Isra' Mi'raj ini, mereka pasti tidak mau tinggal di rumahnya.
Dikatakan, Nabi bersabda; "Duduk satu jam mendengar kisah Isra' Mi'raj, pahalanya lebih mulia dari pada dunia beserta isinya".
Ia juga menjelaskan mengapa banyak orang saat itu tidak percaya Nabi Muhammad benar-benar telah pergi-pulang dari Masjidil Haram Mekkah ke Masjidil Aqsa, di Palestina dan terus ke Sidratul Muntaha dalam tempo kurang semalam?
Secara logika, katanya, memang sulit diterima akal. Sebab mereka mengira Nabi Muhammad yang mau berjalan malam. Padahal Muhammad hanyalah diperjalankan oleh Allah yang Maha Kuasa. Makanya dikatain Asra' - diperjalankan.
Selanjutnya Ayah empat anak itu mengibaratkan seorang diantara jamaah ini makan kue yang dihidangkan panitia. Kemudian sekelumit dari kue tersebut jatuh tepat di kantong jasnya. Saat pulang di rumahnya, jasnya digantung lalu sepuluh ekor semut melintas di jas yang tergantung tadi.
Namun salah satu dari semut itu mencium ada kue di sekitarnya. Maka berbeloklah semut yang satu tadi masuk ke kantong jas. Sementara sembilan lainnya terus saja berjalan meninggalkan temannya yang sedang makan sisa kue di kantong jas.
Sementara pemilik tiba-tiba mendapat undangan segera ke Makassar untuk suatu acara. Lantaran mendadak, ia tidak sempat lagi ganti jas dan yang dipakai jas yang tadi semut di dalamnya. Pada malam harinya, sang pemilik jas tadi tidak bermalam dan kembali lagi ke Parepare malam itu juga. Tak lamudian semut tersebut bertemu lagi dengan kesembilan temannya di awal.
Lalu kesembilan teman semut itu bertanya pada temannya yang sempat hilang semalam. "Dari mana saja kamu semalaman menghilang?". Semut yang satu itu menjawab; "saya dari Makassar". Lalu kesembilan temannya tidak percaya.
"Jangan bohong kamu, mana mungkin kamu dari Makassar hanya semalam. Sedang dari masjid Rahmatan ke perbatasan Parepare-Barru saja, dalam 3 hari 3 malam belum tentu sampai."
Begitu pula dengan Nabi Muhammad warga Mekah hanya sedikit uang percaya. Sebab jarak antara Mekkah dengan Palestina kurang lebih sama antara Parepare - Manado hanya ditempuh kurang dari semalam. Begitu juga dengan semut tadi, tidak masuk akal semut bisa pergi-pulang Parepare-Makassar dalam tempo semalam.
Terakhir, Ustadz Syafaruddin juga membagikan resep penangkal agar anak-anak tidak nakal atau bandel pada orang tuanya. "Baca saja 70 kali surat Al Maidah ayat 90, 91 dan 92", katanya. Resep ini ada tata cara dan bahan-bahan yang diperlukan. Namun, tata caranya itu tidak memungkinkan diterangkan melalui berita ini. (Ima)