PAREPOS.FAJAR.CO.ID, PAREPARE-- Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Parepare menyebut bahwa beras menyumbang inflasi di bulan Februari 2024. Andil Komoditas beras memberi andil inflasi yang mencapai 1,19 persen.
Tingkat inflasi year on year (y-on-y) di Kota Parepare mengalami kenaikan sebesar 2.82 persen di Februari 2024.
Selain beras memberikan andil dominan terhadap inflasi y-on-y. Komoditas Tomat juga penyumbang inflasi di Parepare dengan angka 0,37 persen. Bahkan tarif parkir juga memberi andil inflasi sebesar 0,24 persen.
Kepala BPS Kota Parepare Suparno mengatakan beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan inflasi tersebut melibatkan beras, tarif parkir, cabai, telur, dan ikan asin.
Karena itu, dia menekankan perlunya pemerintah daerah untuk mengantisipasi lonjakan inflasi, terutama di bulan Maret, yang merupakan bulan dengan peningkatan kebutuhan masyarakat. "Hati-hati bulan ini (Maret) adalah bulan di mana kebutuhan masyarakat meningkat," ungkapnya.
Dia memprediksi tanpa pengawasan yang tepat, inflasi di Parepare bisa melampaui 3 persen untuk year on year, dengan posisi inflasi pada bulan Februari mencapai 2,82 persen.
"Sebelumnya dengan bulan yang sama terjadi inflasi, dan kalau tidak dijaga bisa saja inflasi kita akan menembus 3 persen untuk Y on Y. Dan posisi inflasi kita, di bulan Februari sebesar 2,82 persen untuk Y on Y, " jelasnya.
Dia berharap agar pihak terkait melakukan berbagai upaya dalam menekan inflasi di bulan ini, dengan menjaga ketersediaan beras, termasuk cabai, dan telur harus di jaga.
"Ketersedian beras harus tetap tejaga, apalagi sampai saat ini belum ada panen. Ini adalah tugas Bulog. Ketersediaan cabai juga harus terjaga, telur supaya harganya bisa stabil pakannya. Harus tetap terjaga dan murah jangan sampai harganya naik disebabkan pakan ternaknya naik dan terbatas," tandasnya.
Harga beras di Pasar Lakessi ada kenaikan. Pedagang beras di Pasar Lakessi, Fatmawati mengungkapkan harga beras mengalami kenaikan secara bertahap. Saat ini, harga beras berkisar antara Rp15.500 hingga Rp16.000 per kilogram. Bahkan, harga di gudang beras juga naik sebesar Rp15.000 per kilogram.
"Ketika kita ambil dari gudang beras, harganya sudah Rp15.000. Keuntungan yang kami dapatkan hanya sekitar Rp200 hingga Rp500," ungkapnya saat ditemui di pasar, Kamis, 29 Februari 2024.
Ia juga menyebutkan untuk harga beras merk Mawar 10 kilogram dijual seharga Rp155 ribu. Sebab itu, kenaikan harga beras dan barang kebutuhan pokok lainnya menjadi masalah serius bagi pedagang dan pembeli. Dikarenakan, dapat mengancam omset harian pedagang.
"Yang pasti berdampak untuk omset tiap hari. Karena, pembeli banyak yang membeli beras subsidi," jelasnya.
Ia menambahkan, untuk beras subsidi yang ia jual tidak ada kenaikan, karena beras tersebut dari pemerintah. Sebab kata dia, untuk harga beras subsidi perkilonya, Rp10.900.
"Beras bulog yang paling laris kami jual. Namun, kita batasi kepada orang yang sama," ungkapnya.
Seorang pembeli, Sulastri berharap pemerintah segera mengatasi kenaikan harga beras. "Kalau bisa, pemerintah perlu membuat kebijakan untuk mengatasi kenaikan harga yang hampir setiap minggu terjadi," ungkapnya saat diwawancarai di Pasar Lakessi. (has)