MAKASSAR, PAREPOS.FAJAR.CO.ID - Pengamat politik nasional, Ras MD, menyebut Ilham Arief Sirajuddin (IAS) salah satu kandidat yang terdeteksi paling siap menatap pilgub Sulsel 2024 mendatang.
Menurut Direktur Utama Parameter Publik Indonesia (PPI) itu, ada dua indikator yang bisa jadi barometer kesiapan kandidat menatap pemilihan kepala daerah serentak. Baik itu level pilkada provinsi maupun kabupaten dan kota.
Kedua indikator itu bisa terdeteksi dan kelihatan jelas di mata publik. "Dua kriteria itu adalah mobilitas tinggi dan kontinyu dalam melakukan sosialisasi, serta kemampuan mengisi ruang publik dengan aneka tanda gambar," ujar Ras MD, kepada wartawan di Makassar, Kamis malam, 28 Maret 2024.
Mantan manajer di Lembaga Survei Indonesia (LSI) milik Denny JA itu mengaku, jika dua hal ini konsisten bisa dilakukan oleh kandidat, siapapun dia, cukup bagi publik menyimpulkan kandidat tersebut terbilang sangat siap menatap kontestasi pilkada.
"Dan memang, yang terlihat secara konsisten dalam dua tahun terakhir gencar melakukan sosialisasi ke berbagai pelosok Sulsel dan secara kontinyu sanggup mengisi ruang publik dengan aneka tanda gambar adalah Ilham Arief Sirajuddin. Publik pasti mengakui ini," tegas alumni magister hukum Universitas Muslim Indonesia itu.
Pasca-Pemilihan Legislatif, tanda gambar IAS yang berstatus kandidat bakal calon gubernur Sulsel dari Partai Golkar ini memang kembali berdiri di seluruh Sulsel. Ribuan baliho berukuran 2x3 itu tersebar di sejumlah poros-poros jalan raya di berbagai daerah.
Desain gambar kandidat yang hadir dengan sebutan GubernurKu itu baru. Berbeda dengan desain baliho yang menyebar sebelum pemilihan legislatif.
Bukan itu saja, spanduk menyambut Ramadan milik IAS juga tersebar luas ke seluruh pelosok Sulsel. Menempel di sejumlah masjid masjid. Selain itu, ratusan ribu jadwal imsakiyah juga menyebar luas di berbagai wilayah di Sulsel.
"Gerakan GubernurKu ini masif. Publik bisa menilai soal gerakan ini. Seharusnya, tidak perlu ada lagi keraguan apakah IAS siap menatap pilgub atau tidak. Karena jika menilik apa yang IAS lakukan dua tahun terakhir, semua itu hanya bisa dilakukan dengan daya yang besar maupun tenaga yang tidak main-main," tegas kerabat IAS, Jafry Timbo di Makassar. (*)