PAREPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Deretan guru besar Universitas Islam Negeri Alauddin kembali bertambah, menyusul dikukuhkannya Prof Dr Muhammad Sabri M Ag sebagai Guru Besar di bidang Ilmu Filsafat Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum. Pengukuhan Prof Sabri dipimpin Rektor UIN Alauddin, Prof Dr Hamdan Juhannis dalam gelaran senat sidang terbuka di Auditorium Kampus 2 UIN Alauddin Makassar, Kamis (24/4/2024).
Pada kesempatan itu, Prof. Dr. Muhammad Sabri, M. Ag. menyampaikan orasi ilmiahnya terkait dengan gagasan yang pernah dilontarkan oleh Presiden RI Soekarno. Dia pun menghimpunnya dalam judul "Ketuhanan yang berkebudayaan dalam Timbangan Philosophia Perennis : Gagasan Bung Karno untuk Indonesia yang Inklusif, Moderat, dan Toleran.
Dia menjelaskan, ada 3 jejak nama yang di sematkan kepada Bung Karno. Satu, Bung Karno sebagai Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia. Dua, Bung Karno sebagai Idola Pemuka Pemikir Ternama Indonesia dan Penggali Pancasila. Dan tiga, Bung Karno menjadi Ahmad Soekarno Seorang Pemikir Islam Progresif yang memberikan satu inspirasi Pemikiran Inklusifitas Islam Moderasi dan juga Toleransi.
Dalam hal ini Prof. Dr. Sabri mengetengahkan perspektif Kebudayaan Bung Karno dalam pidatonya di sidang BPUPK pada 1 Juni 1945. Beliau memperkenalkan konsep Ketuhanan dan Berkebudayaan yang kelak akan menjadikannya sebagai tokoh politik dan pemikir paling terkemuka sepanjang sejarah Indonesia.
"Jejak intelektualnya ini dikategorikan dalam tiga sosok nama tadi makanya lebih kepada Soekarno sebagai Ahmad Soekarno," katanya.
Lebih lanjut Prof. Dr. Sabri juga meyakinkan bahwa Soekarno merupakan Pemikir Islam Progresif. "Sehingga stigma-stigma yang berkembang di luar bahwa beliau mempunyai pemikiran kekiri-kirian atau kekanan-kananan itu terpatahkan hari ini, dengan memberikan satu apresiasi bahwa beliau sebenarnya seorang pemikir Islam Progresif yang mengembangkan Inklusif, Toleran dan Moderan," kuncinya. (rls)
Pengirim Rilis:
Dita Meitasari, mahasiswi Jurusan Jurnalistik, UIN Alauddin Makassar.