MAKASSAR, PAREPOS.FAJAR.CO.ID - Ketua Wilayah Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi) Sulsel, Dr Abu Bakar Wasahua mengaku tidak heran Ilham Arief Sirajuddin (IAS) menuai begitu banyak dukungan jelang pilgub Sulsel 2024 mendatang.
Ada dua alasan mendasar di mata tokoh PPP itu. Selain IAS dianggap sosok yang sangat matang sebagai pemimpin, IAS juga memiliki integritas keumatan yang tidak perlu diragukan lagi.
"Jadi tidak perlu heran mengapa dukungan dari berbagai kelompok seolah tidak ada habisnya untuk IAS agar maju pada pilgub Sulsel mendatang," tegas Abu Bakar saat bersilaturahmi dengan IAS di Jalan Batu Putih, Makassar, Senin malam, 29 April 2024.
Kematangan IAS sebagai pemimpin sudah teruji di Kota Makassar. Stabilitas pemerintahan terjaga dengan baik. 10 tahun memimpin Makassar, hampir tidak pernah terdengar konflik yang dipicu kelemahan manajerial sebagaimana banyak yang terjadi belakangan ini.
Harmonisasi trias politik (eksekutif, yudikatif, dan legislatif) begitu padu. Tidak terjadi kisruh yang terkesan mengganggu laju roda pemerintahan.
Hal ini diyakini tidak bisa tercipta di suatu wilayah pemerintahan jika pucuk pimpinannya tidak matang atau hanya pemimpin karbitan.
"Untuk wilayah Sulsel, kualitas kepemimpinan matang seperti inilah yang benar-benar dibutuhkan Sulsel ke depan," terang Abu Bakar yang datang di kediaman IAS bersama pengurus Parmusi Sulsel.
Ketua Harian Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Sulsel itu juga menegaskan salah satu keunggulan IAS di antara figur calon pemimpin Sulsel adalah integritas keumatannya.
"Yang saya maksud di sini sebagai integritas keummatan adalah kemampuan mengayomi semua umat beragama. Selain itu, di antara umat Islam sendiri, bisa mengayomi semua kelompok. Karakter pemimpin seperti ini memberi jaminan tinggi pada harmonisasi umat beragama," tambah Abu Bakar.
Karena dua keunggulan ini, tidak heran jika banyak yang mendoakan IAS bisa memimpin Sulsel di masa mendatang. "Termasuk kami yang hadir saat ini, sangat berharap IAS bisa memimpin Sulsel dan menghilangkan kesan fanatisme antargolongan," tegas Abu Bakar. (*)