PAREPOS.FAJAR.CO.ID, PAREPARE-- Imbas anteran Panjang kendaraan di sejumlah SPBU di Kota Parepare, Pemerintah Kota (Pemkot) bersama Depo Pertamina menggelar rapat dengan melibatkan para lurah dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang valid dari kelurahan terkait distribusi BBM. Tak hanya masalah BBM, juga menyikapi distribusi LPG 3 kg di Kota Parepare.
Kepala Bagian Perekonomian Setdako Parepare Rudy Muradi memimpin rapat itu, yang berlangsung di Ruang Lounge, Kantor Wali Kota Parepare, Senin, 8 Juli 2024.
Dalam rapat itu, pihak Pertamina mengklaim tidak terjadi kelangkaan BBM di Parepare. Hal itu, diungkapkan SB 4 Depo Pertamina Kota Parepare Herdi. Bahkan, dia penyalurannya BBM sudah normal dan aman.
"Terkait kelangkaan BBM tidak ada, karena penyaluran di depo juga sudah aman, saat ini kita sudah
merecovery untuk pemenuhan suplai di SPBU," bebernya.
Selain itu, kata dia, untuk SPBU prinsipnya hanya melayani pengisian sesuai surat rekomendasi. "Terkait dengan panjangnya antrean di SPBU, suplai di SPBU saat ini masih normal, yang perlu dipastikan kenaikan jumlah kendaraan yang ada di Parepare. Jadi, coba dilihat jumlah kendaraan yang bertumpuk di Parepare, baik dalam kota maupun luar daerah," jelasnya.
Kepala Bagian Perekonomian Setdako Parepare Rudy Muradi menjelaskan rapat tersebut penting untuk memastikan stok dan ketersediaan BBM dan LPG 3 kg tetap terkendali.
Menurutnya, dalam rapat itu, pihak Pertamina menjelaskan bahwa suplai BBM dan LPG 3 kg di Kota Parepare melebihi kebutuhan.
"Secara umum, khusus LPG 3 kg sudah dijelaskan melebihi suplai di Kota Parepare. Namun demikian, praktek-praktek yang mengalihkan kuota atau tabung yang keluar dari Kota Parepare, tetap harus diawasi," katanya.
Dia menyoroti potensi penyalahgunaan oleh oknum yang membawa tabung gas keluar Parepare, terutama saat daerah sekitar mengalami kondisi darurat yang memerlukan suplai tambahan.
"Jika daerah sekitar kita sangat membutuhkan itu tabung. Maka, Parepare menjadi incaran untuk oknum tertentu dalam mengambil tabung dengan berbagai modus yang dilakukan," jelasnya.
Karena itu, di berharap agar agen bertindak tegas terhadap pangkalan yang bekerja sama dengan oknum-oknum tersebut.
"Tadi kita minta untuk agen memberikan tindakan tegas kepada pangkalan yang melakukan kerja sama "dengan oknum-oknum" yang membawa keluar tabung gas dari Kota Parepare," tegasnya.
Terkait dengan distribusi solar, Rudy menyatakan akan dilakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mengatasi praktek-praktek yang merugikan.
Ia mengungkapkan adanya modifikasi tangki dan penggunaan plat nomor ganda oleh kendaraan yang antre BBM di Kota Parepare menyebabkan antrean panjang di SPBU.
"Kita akan bekerja sama dengan aparat hukum, SKPD teknis, dan Pertamina untuk memastikan hal tersebut tidak terjadi lagi," ucapnya.
Menurutnya, pemerintah mengimbau untuk melakukan penjatahan agar kuota tidak habis akibat praktek-praktek musiman. Selain itu, kecelakaan dan jalan rusak yang menyebabkan penumpukan kendaraan perlu dihindari. Pertamina sebagai penyalur BBM dan LPG juga diminta bertanggung jawab.
Dia menambahkan, jika masalah ini tidak diatasi dengan baik, akan berdampak pada kenaikan inflasi.
"Kenaikan biaya bahan bakar akan mempengaruhi harga produksi, yang pada akhirnya meningkatkan harga jual. Kelangkaan juga dapat memicu kenaikan harga," tandasnya. (has)