Oleh : Achmad Sugiarto
Chief Strategy Officer-Direktur Strategic Portfolio Telkom (2019-2020)
Sambil mengunyah cokelat Nestle KitKat, saya menikmati naik turun gunung perjalanan Makassar menuju Bone, sambil menulis pengalaman dua hari ini. Sejak mendarat di Makassar pada Selasa 2 Juli 2024, langsung tancap gas melepas kangen berburu kuliner hingga diskusi bersama sahabat dan komunitas. Tentu, juga silaturahmi dengan orang tua berharap memperoleh berkah.
Ada beberapa catatan menarik, saat berdiskusi.
1. Komunitas Bisnis Digital, Fundamental, Akselerasi & Kolaborasi
Selasa 2 Juli 2024. Ada banyak cerita hangat dalam diskusi ini. Infrastruktur, platform, juga ekosistem. Di tingkat global dan nasional, kompetisi inovasi infrastruktur digital pasca kehadiran Starlink-nya Mas Elon Musk di Indonesia semakin seru, mampu mengancam eksistensi dan kedaulatan, saya juga sharing makin menguatnya marketcap NVIDIA, dan lain sebagainya.
Di tingkat nasional, beberapa pekan terakhir isu hangat terkait berita teknologi, kehebohan pentingnya platform sekuriti, jebolnya Pusat Data Nasional (PDN) pelajaran mahal, idealnya preventive action prioritas utama, pengelolaan yang profesional dalam organisasi, kewajiban disiplin tinggi sebagai budaya yang wajib disadari. Artikel “Immune System Approach Jadi Pilihan Keamanan Siber” di www.achmadsoegiarto.com bisa menjadi salah satu referensi.
Selain itu, sedang terjadi automation yang sangat cepat, artificial intelligence (AI) semakin menggila dan hal-hal yang terkaitnya menjadi sangat menarik dalam waktu dekat. Chip War global telah terjadi, pertempuran antara NVIDIA dan Intel semakin keras, dan dampaknya computer science serta teknologi informatika ke depan dalam waktu dekat.
Kemudian hal penting tersebut, perlu dideskripsikan kembali dan ditindaklanjuti tentunya, apa yg dimaksud dengan kedaulatan data sebagai aset.
Kita harus mengambil langkah-langkah antisipatif yang kongrit, dunia pendidikan hingga korporasi dan government. Saya melihat, masih banyak peluang besar yang bisa diciptakan nasional, meski itu semakin sempit, pada layer ekosistem asalkan terus berupaya menjadi pathway platform yang impactful.
Tetapi, hal-hal tersebut tetap dapat menjadi ancaman serius, jika terjadi perfect collaboration, dimana terjadi antar pelaku raksasa dan global, jangan lupa saat ini sudah Wave ke-6!
2. Komunitas Ekosistem Pendidikan Dimudahkan Digital
Rabu 3 Juli 2024. Sebenarnya di luar rencana, seorang sahabat mengundang saya untuk berbagi pengatahuan dan diskusi bersama para guru. Ajakan yang sulit untuk ditolak.
Dalam diskusi dengan pelaku ekosistem pendidikan berlangsung hangat dan semangat, saya mendapatkan pertanyaan menarik dari ibu wakil kepala sekolah, yakni bagaimana guru dan sekolah agar mampu menjadi adaptif dengan keterbatasan. Kurang lebih demikian pertanyaannya.
Menganalogikan ekosistem disrupsi, saya menginfokan website kumpulan artikel sederhana yang telah saya tulis, www.achmadsoegiarto.com.
Kesempatan diskusi ini, menganalogikan beberapa artikel terkait ekosistem pendidikan, seperti Leap 123, Future Ready Company, Spiritual Innovation dan Sprint Behavior serta Reaction Action Theory Fishbein, yang bisa menjadi bahan bacaan dan renungan agar terus mampu adaptif. Dengan bahasa-bahasa umum membuat suasana heboh seisi ruangan, tentunya diskusi yang menarik.
Dalam kesempatan itu, lagi-lagi menyinggung dibutuhkannya role model leadership kekinian, pentingnya attitude karyawan menjaga reputasi, dsb.
Saya yakin, orang hebat pasti dimulai dari rumah, kemuliaan istri/suami sebagai hadiah Allah, hingga pelajaran mendorong kesuksesan pendidikan anak dengan keinginannya dan bakatnya masing-masing, menceritakan momen penting mendorong “be yourself” kepada anak agar lebih mandiri, karena pastinya belum tentu anak mau mengikuti jejak ayah bundanya, suatu pelajaran mahal sebagai orang tua untuk pendidikan anak menyiapkan masa depannya.
Kami sangat bersyukur anak-anak memperoleh gelar S1 semua di Universitas Indonesia, si sulung saat ini akan melanjutkan beasiswa Harvard Medical School, dan si bungsu selesai S2 Queensland University of Technology Brisbane di mana saat ini malah berkarya di salah satu perusahaan terbaik di Australia, Alhamdulillah.
Ekosistem pendidikan yang dikembangkan, saya mendorong teman-teman untuk melihat taktikal dari Asia Education Awards 2023, di mana saya berhasil meraih dua penghargaan dalam program One Student One Employee One Innovation, sebagai contoh bagus membesarkan pelaku industri di dalam dan untuk ekosistem yang optimal.
Begitupun pelajaran mahal dari Harvard Business School yang bisa saya ikuti di tahun 2019, bahwa partisipasi dan kemauan untuk bertanya atau menyampaikan gagasan dalam setiap diskusi, itu adalah pelajaran mahal untuk mendapat ilmu secara cepat dan ditempat yang tepat, jadi bukan soal salah dan benar.
3. Titik Nol Equilibrium
Dalam diskusi dua hari ini, saya merasa pertanyaan-pertanyaan sangat manusiawi, zaman yang berubah dengan sangat cepat, antara lain soal rasa kekhawatiran dan keterbatasan.
Suasana hati peserta diskusi selama dua hari ini pun seragam, kemudian menjadi inspirasi opini kali ini, TITIK NOL EQUILIBRIUM MILESTONE GROWT MINDSET.
Equilibrium diartikan sebagai suatu keadaan di mana interaksi yang terjadi antara komponen-komponen yang ada didalam aktivitas hidup umat manusia dapat berjalan secara harmonis dan juga berimbang, serta memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan umat manusia.
Dan teringat tentang implementasi Human Capital. Kata kuncinya adalah the term human capital refers to the economic value of a worker’s experience and skills. Human capital includes assets like education, training, intelligence, skills, health, and other things employers value such as loyalty and punctuality.
Korelasi equilibrium dalam kehidupan pastilah sangat terkait erat. Kolaborasi kapabilitas dan kompetensi akan menjadi barang yang sangat mahal saat ini.
Di sinilah, dari pengalaman tiga dekade berkarya di dunia bisnis yang sangat hyper competition, sudah tidak ada yang mudah. Saya menyebutnya dengan titik nol equilibrium menjadi sangat menentukan keberlanjutan, tidak ada lagi “comfort zone”, sangat diperlukan growth mindset yang harus sangat membudaya! Di situlah bisnis B2B (Business2Business) yang sangat fleksibel, menarik dan custom. (*)