Fung Amar Ma'ruf Sulaiman (AMS) menyampaikan paparan visi-misinya dalam hitungan hampir 787detik di O² Garden Space, ruang publik yang adem. Dalam pengakuannya semasa kampanye maju DPR RI kemarin, ia memilih Parepare sebagai labuhan rasa letih dan resahnya bila berkeliling daerah ke daerah. Sunrise, Sunset dan Sunshine vibes Queen City baginya tak terlukiskan.
Saya dengan seksama mendengarkan apa yang disampaikan, sekali-kali sembari memejamkan mata. Saya menunggu serangkaian prasa untuk ia ucapkan. Setidaknya dua kata yang memang sudah sepantasnya ia terangkan sebagai Caketum BPD HIPMI Sulsel.
Sampai perjamuan usai, saya bersyukur Fung Amar Ma'ruf tidak memasukkannya dalam pilihan diksi 'kampanye'. Sama sekali saya tidak mendapati satu kalipun ungkapan 'Pilih Saya' ia utarakan, begitupun dengan tim.
Uraian visi misi yang 'simple but meaningful' memuat tentang apa yang telah dikerjakan dan hendak kita raih bersama menjadi fokus utama. Nampak sekali ambisi kekuasaan bukan goals utamanya, melainkan berbagi kebaikan, barangkali itu wasilah namanya yah, hehe.
Peraih suara terbanyak di kawasan Daerah Pemilihan (Dapil) II Sulawesi Selatan ini memiliki nama yang menarikr menurutku; 'menebar kepada kebaikan' dengan fam nama leluhurnya disematkan setelahnya. Sama seperti nama saya yang terinspirasi juga dari seorang Rasul, Nabiullah Sulaiman. Dan benar saja secara kasat nampaklah bagaimana percikan mukjizat 'kekayaan' kehidupan terasa kepadanya.
Secara pribadi saya mengajukan pertanyaan ini langsung di sela-sela menerima Fung Amar Ma'ruf Sulaiman (AMS) di Parepare: "Agang are' fura nappasengengki' Petta di', na engka tuli taingngerrang?" (Apakah gerangan petuah/nasehat dari orang tua ta' dan senantiasa kita ingat?)
Jawabannya membuat saya merasa bahwa ternyata memang beliau tidak melupakan akar kehidupannya: "Makkadami Ettaku iye', ku mulle patulung pugau'i, ajana ta pasussa'i ku anu deceng." (Berpesanlah orang tuaku iye', jika sanggup untuk membantu maka lakukanlah, jangan mempersulit sesuatu untuk hal baik).
Oiye', sungguh saya berharap suatu hari agenda-agenda BPD HIPMI Sulawesi Selatan bisa terlaksana di beberapa daerah. Dan langkah paling awal misalnya, barangkalir penyelenggaraan Musyawarah Daerah (Musda) suatu masa dapat terlaksana bukan hanya di Makassar saja, tapi juga di daerah selain Ibukota Provinsi iye'.
Dengan demikian saya pun tidak masalah bila harus ada agenda masa depan BPD HIPMI Sulsel terlaksana di Desa Jaling Awangpone ri Bone Tana Mangkau.
'Back to Village' secara tersurat maupun tersirat (culture dan nature) sebagaimana salah satu poin berbeda bagi saya dari Fung Tum AMS mengingat beliau sebelumnya hidup di luar negeri. Semacam kesadaran bahwa ada nilai-nilai dari kampung yang membentuk para Pengusaha Pejuang Pejuang Pengusaha yang kini berjaya hingga mampu menebar kebaikan kemana saja. (*)