PAREPOS.FAJAR.CO.ID, INTERNASIONAL-- Milisi Syiah Lebanon, Hizbullah menggempur Israel, Minggu 25 Agustus 2024, yang memaksa Departemen Militer Israel mengumumkan keadaan darurat. Berbagai sumber menyebutkan Hizbullah menargetkan basis-basis militer Israel, yang diantaranya markas intelejen Mossad.
Pihak Hizbullah menyatakan serangan tersebut sebagai peluncuran awal dari pembalasan atas kematian salah satu petinggi Hizbullah, Foad Shukri yang dibunuh Israel, bersamaan dengan pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyye. Hizbullah meluncurkan setidaknya 320 roket untuk mengecoh Iron Dome lalu mengirim rudal susulan untuk menghancurkan target-targetnya yang tidak bisa lagi ditangkis oleh iron dome.
Adapun sasaran Hizbullah meliputi markas pusat intelejen Israel, Mossad, Shin Bet, Aman, serta pangkalan-pangkalan militer di Jatoon, Al-Zaour, Al-Sahle, Kila, Golan Nafah, Ain Zee Tim dan Barak Ramot Naftali. Beberapa sumber menyebutkan sebuah serangan juga diduga merusak pembangkit listrik di Tel Aviv.
Channel 12 serta penyiaran berbahasa Ibrani lainnya membenarkan di antara sasaran yang terkena serangan rudal adalah Mossad dan Shin Bet. Namun pihak Israel memberlakukan sensor media ketat dengan melarang semua pejabat mengeluarkan komentar.
Beberapa foto juga memperlihatkan Benjamin Netanyahu serta penasehat perangnya menyaksikan serangan mematikan itu dari dalam tempat persembunyiannya. Presiden AS Joe Bidden juga telah mengetahui serangan ini dan membangun komunikasi dengan pihak Israel.
Belum diketahui seberapa parah dampak dari serangan rudal Hizbullah. Namun dipastikan ini hanya serangan tahap pertama atau pembuka.
Sekjen Hizbullah, Sayyid Hasan Nasrallah dipastikan akan memberikan pernyataan sore waktu Lebanon. (bs)