PAREPOS.FAJAR.CO.ID, INTERNASIONAL-- Ribuan pemukim di Israel memadati Bandar Udara Ben Gurion usai serangan milisi Syiah Lebanon, Hizbullah, yang menyasar fasilitas-fasilitas militer Israel, Minggu (25/8/2024). Namun sayangnya, mereka tidak bisa ke mana-mana karena tidak ada maskapai penerbangan yang mau ambil risiko.
Hampir seluruh maskapai penerbangan sebulan terakhir ini, telah menunda layanannya setelah Iran dan Hizbullah menyatakan akan membalas kematian Ismail Haniye dan Sayyid Fouad Shukur. Haniye merupakan Kepala Biro Politik Hamas yang tewas dalam serangan roket di Teheran, Iran, awal Agustus lalu. Di hari yang sama, komandan Hizbullah, Sayyid Fouad Shukur juga dibunuh oleh agen asing di Lebanon.
Padatnya pemukim di Israel di Bandara Ben Gurion pun menjadi olok-olokan warganet yang pro Palestina. Jika memang Palestina adalah Tanah yang Dijanjikan kepada Bangsa Israel, harusnya mereka mempertahankannya.
"Sungguh mengejutkan bahwa pemikiran pertama rakyat Israel adalah melarikan diri dari tanah yang mereka duduki. Padahal katanya itu Tanah yang Dijanjikan." cuit salah satu akun X.
"Mau lari ke mana kalian? Ke tanah nenek moyang kalian di Eropa? Atau ke negara yang mencatat kewarganegaraan kalian? Kenapa harus kabur dari Tanah yang Dijanjikan." sindir akun lainnya.
Serangan balasan Hizbullah sepanjang hari kemarin memaksa seluruh bandara di Israel tutup. Penerbangan dialihkan ke negara terdekat seperti Yordania, Mesir, Siprus dan Yunani. Empat negara ini memang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. (bs/int)