Pemimpin yang Kuat dalam Alquran

  • Bagikan

Oleh: Hj Dr Erna Rasyid Taufan
(Ketua DPD Partai Golkar Parepare)

Aspek kepemimpinan banyak dibahas dalam Alquran. Diantaranya adil, berwawasan luas, berwibawa, cakap atau pintar dan kuat mental dan fisik. Gambaran paripurna tentang pemimpin tentu berasal dari Nabi Muhammad Saw.

Kali ini, saya tertarik dengan kisah Raja Thalut. Lewat Surah Albaqarah, pada ayat 246 sampai 251, Alquran membawa kita pada kisah Thalut, Jalut dan Nabi Daud As.

Setelah Yusya’ bin Nun (washi Nabi Musa As) wafat, Bani Israil terpecah belah. Perpecahan ini membuat mereka suka bersilang pendapat pada akhirnya hilanglah kekuatan persatuan mereka. Tanah Palestina diserbu dan dijajah bangsa lain. Bani Israil menjadi bangsa jajahan yang tertindas. Mereka merindukan datangnya seorang pemimpin yang tegas dan gagah berani untuk berperang melawan penjajah. Penindas itu bernama Jalut. Pemimpin bengis dengan postur tubuh raksasa.

Allah berfirman: "Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". Nabi mereka menjawab: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". Mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?". Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zalim." (QS Al Baqarah - 246).

Pada saat nama Thalut diucap oleh Nabi Samuel AS, mereka justru menolaknya. Karena nama Thalut tidak begitu dikenal. Ia bahkan seorang petani biasa bahkan tergolong orang miskin.

"Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Baqarah - 247)

Nabi Samuel AS menjelaskan bahwa walaupun Thalut hanyalah seorang petani biasa tetapi ia pandai strategi perang, tubuhnya kekar dan kuat dan pandai ilmu tatanegara. Pada akhirnya, mereka mau menerima Thalut dan mengangkatnya sebagi Raja Israel.

"Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman." (QS Al Baqarah - 248)

Thalut mengajak orang-orang yang tak punya ikatan keluarga dan perdagangan ke medan perang melawan Jalut. Dengan memilih orang-orang terbaiknya itu, ia berharap agar mereka mau memusatkan diri pada pertempuran dan tak menghiraukan urusan rumah tangga dan perdagangan.

Ada salah seorang anak muda yang ikut ke barisan bernama Daud. Ia diperintahkan oleh ayahnya untuk menyertai kedua kakaknya yang maju di medan perang. Daud tidak diperkenankan maju di garis depan. Hanya boleh melayani kedua kakaknya. Tempatnya di bagian belakang. Kalau kakaknya haus dan lapar dialah yang melayani dan menyiapkanya.

"Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seciduk tangan, maka dia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS Al Baqarah - 249)

Dibandingkan balatentara Jalut, prajurit jauh lebih sedikit. Jalut sendiri dikenal sebagai petarung yang sadis dan brutal. Setiap orang yang berhadapan dengannya selalu binasa. Tentara Thalut gemetar pada saat melihat keperkasaan musah-musuhnya itu.

"Tatkala Jalut dan tentaranya telah tampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." (Q. S. Al Baqarah/02: 250).

Maka dengan kekuatan doa itu mereka menyerbu tentara Jalut. Mereka betempur dengan gagah berani. Balatentara Jalut tak menyangka lawan yang sedikit itu mempunyai keberanian bagaikan singa terluka. Akhirnya, tentara Jalut dapat diporak-porandakan dan tercerai-berai. Tinggal Jalut dan beberapa pengawalnya yang tersisa. Thalut dan pengawalnya tidak berani berhadapan dengan raksasa itu. Pada saat itu Thalut mengumumkan bahwa siapa yang bisa mengalahkan Jalut maka ia diambil sebagai menantu.

Tak disangka dan tak diduga, Daud yang masih remaja tampil ke depan. Minta izin kepada Thalut untuk menghadapi Jalut. Mula-mula Thalut ragu, mampukah Daud yang masih muda itu bisa mengalahkan si raksasa Jalut? Namun setelah didesak oleh Daud, pada akhirnya ia mengizinkan Daud maju ke medan perang. Dari kejauhan Jalut melihat sepak terjang Daud. Dengan sombongnya Jalut berteriak menentang orang-orang Israil untuk perang tanding. Ia juga mengejek bangsa Israil yang pengecut, dan hinaan-hinaan lainnya yang menyakitkan hati.

Tiba-tiba Daud muncul di hadapan Jalut. Jalut tertawa terbahak-bahak melihat anak muda yang menentangnya duel. Daud tidak membawa senjata tajam, Daud hanya membawa katapel. Berkali-kali Jalut melayangkan pedangnya untuk membunuh Daud tetapi Daud dapat menghindar dengan gesit. Pada suatu kesempatan Daud berhasil melayangkan peluru batu ketapelnya tepat di antara kedua mata Jalut. Jalut berteriak keras, roboh dengan dahi yang pecah dan mati.

Dengan demikian menanglah pasukan Thalut melawan pasukan Jalut. Daud diangkat menjadi menantu Raja Thalut. Dijodohkan dengan anak Raja Thalut yang bernama Mikyal.

"Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. (QS Al Baqarah - 251).
Kisah di atas memberikah saya pemahaman betapa pentingnya kekuatan fisik sebagai bekal seorang pemimpin. Di arena Pemilihan Wali Kota Parepare 2024, saya merasakan langsung pentingnya menjaga stamina tubuh.

Bisa dibayangkan betapa kerja kerasnya tubuh saat harus menemui pendukung setiap hari. Bisa sampai tujuh kali pertemuan dari pagi sampai malam. Belum lagi ketika ada urusan dengan partai politik di Jakarta, yang kadang karena jadwal padat, harus berangkat pagi dan malamnya balik lagi ke Parepare.

Benarlah firman Allah Swt bahwa Alquran adalah obat. Tatkala mendapati ayat tentang Thalut di Surah Albaqarah, atau kisah Raja Zulkarnain pada Surah Al Kahfi, semua menegaskan dibutuhkannya fisik yang prima. Dan itu justru membuat saya bersyukur. Karena Allah masih menganugerahkan kepada kami tubuh yang masih sehat.

Untuk menyokong kekuatan tubuh, hal penting lainnya adalah mengokohkan niat. Niat kami masuk dalam Pilkada adalah tulus Lillahi Ta'ala. Niat ini pula yang mendorong keyakinan bahwa Allah akan menyertai setiap langkah kami.

"Siapa yang menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu dan siapa yang menghendaki pahala akhirat, niscaya Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu. Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS Ali Imran - 145).

Kesimpulannya bahwa seorang pemimpin harus kuat dan berilmu karena dengannya dia mudah menjaga amanah. Ditambah kekuatan ruhani, Insya Allah akan menjaga hati tetap bersih. Insya Allah kepemimpinannya akan berhasil. (*)

Editor: PARE POS
  • Bagikan