Arti Bai’at Bagi Jemaah Thariqah

  • Bagikan

Oleh: Dr Musyarif MAg

(Dosen IAIN Parepare)

Mengawali tulisan ini terlebih dahulu penulis memohon dan meminta restu dari seluruh Syeach, Mursyid, murabbiy dan guru guru kami bahwa tulisan ini hanyalah sebuah gagasan atau ide untuk memberikan kontribusi dan sedikit pemahaman tentang artiBai’atbagi jamaah/ ahli Thariqah.

Baiat  dalam dunia thariqahadalah janji kesetiaan atau sumpah yang diberikan oleh seseorang kepada seorang pemimpin atau guru rohani dalam konteks keagamaan. Dalam tradisi Islam, baiat memiliki makna penting sebagai komitmen untuk mengikuti ajaran dan arahan dari seorang pemimpin atau guru. Bagi jamaah thariqah, baiat bukan sekadar ritual, melainkan merupakan ikatan spiritual yang mendalam untuk mendekatkan diri kepada sang Pencipta.

Perjalanan spiritual ini akan dilalui oleh seorang murid dan biasanya akan  dibimbing oleh seorang mursyid atau guru tarekat yang memiliki otoritas dan pengalaman rohani yang cukup. Di sinilah peran baiat menjadi sangat penting.

Makna dan Tujuan Baiat dalam Thariqah

  1. Komitmen Spiritual:

Baiat bagi jamaah thariqah adalah pernyataan komitmen dan kesetiaan kepada mursyid. Ini berarti bahwa seorang murid siap untuk menjalankan ajaran, nasihat, dan bimbingan dari guru mereka dengan penuh keikhlasan dan ketaatan. Baiat ini adalah bentuk kesungguhan seorang murid untuk menempuh jalan menuju Allah melalui bimbingan mursyid.

  • Penerimaan Bimbingan:

Dengan melakukan baiat, seorang murid menyatakan kesediaannya untuk menerima bimbingan spiritual dari mursyid mereka. Mursyid memiliki peran penting dalam membantu murid memahami ajaran-ajaran spiritual yang mendalam dan melatih mereka dalam berbagai praktik tasawuf, seperti dzikir, meditasi, dan ibadah lainnya.

  • Hubungan Guru-Murid:

 Baiat menciptakan hubungan yang erat antara mursyid dan murid. Dalam hubungan ini, mursyid bertindak sebagai pembimbing dan pelindung spiritual yang membantu murid menjalani perjalanan rohani mereka. Baiat memperkuat ikatan emosional dan spiritual antara murid dan gurunya, yang dianggap penting dalam tradisi tarekat.

  • Pembentukan Karakter:

 Melalui baiat, seorang murid berkomitmen untuk mengubah diri menjadi lebih baik sesuai dengan ajaran-ajaran tarekat. Ini melibatkan pengembangan sifat-sifat mulia seperti sabar, ikhlas, tawakkal, dan zuhud (hidup sederhana). Baiat adalah awal dari perjalanan panjang dalam memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah.

  • Pengakuan atas Keabsahan Thariqah:

Baiat juga menandakan pengakuan terhadap keabsahan tarekat dan mursyid yang dipilih. Dengan mengambil baiat, seorang murid menunjukkan bahwa ia mempercayai tarekat tersebut sebagai jalan yang benar menuju Allah dan mursyid sebagai pembimbing yang sah dan layak.

Proses Baiat dalam Thariqah

Proses baiat biasanya dilakukan dalam sebuah acara formal atau majelis yang dihadiri oleh mursyid dan jamaah thariqah. Murid yang ingin mengambil baiat akan menyatakan niatnya di hadapan mursyid, kemudian mengikuti serangkaian doa dan sumpah yang dipimpin oleh mursyid. Setelah itu, murid tersebut akan diberi arahan tentang praktik spiritual yang harus dilakukan dan komitmen yang harus dijaga.

Baiat dan Perjanjian Spiritual

Dalam konteks thariqah, baiat sering kali dianggap sebagai perjanjian atau ikrar spiritual antara murid dan mursyid. Ini bukan hanya perjanjian duniawi, tetapi juga memiliki dimensi akhirat. Bagi murid, baiat adalah pengakuan atas kebutuhan akan bimbingan spiritual dari seseorang yang lebih berpengalaman dan telah mencapai tingkat kesucian tertentu. Dalam hal ini, mursyid dilihat sebagai perantara yang membantu murid memahami kehendak Allah dan menjalankan kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam.

Baiat juga merupakan bentuk penyerahan diri atau taslim kepada kehendak Allah, yang diwujudkan melalui bimbingan mursyid. Proses ini melibatkan sikap tawadhu' (rendah hati) dari murid, di mana ia harus siap untuk meninggalkan ego dan keinginan duniawi demi mencapai kemurnian hati dan kedekatan dengan Allah.

Dalam thariqah, ada berbagai jenis dan tingkatan baiat yang biasanya dilakukan, tergantung pada tradisi dan ajaran masing-masing tarekat. Berikut adalah beberapa jenis baiat yang umum:

  1. Baiat Awal (Baiat Istighfar): Ini adalah baiat awal yang diambil oleh seorang murid ketika pertama kali bergabung dengan thariqah. Baiat ini biasanya melibatkan janji untuk bertaubat dari dosa-dosa masa lalu dan berkomitmen untuk memulai kehidupan yang lebih baik dan sesuai dengan ajaran agama. Baiat ini bertujuan untuk membersihkan hati dan mempersiapkan murid untuk menerima pelajaran dan bimbingan spiritual.
  2. Baiat Tazkiyah: Baiat ini berfokus pada proses penyucian jiwa (tazkiyah an-nafs). Setelah mengambil baiat awal, murid akan menjalani berbagai latihan spiritual yang bertujuan untuk menyucikan hati dari sifat-sifat buruk seperti kesombongan, iri hati, dan kebencian. Ini adalah proses panjang yang membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan bimbingan yang terus menerus dari mursyid.
  3. Baiat Khusus: Ini adalah baiat yang diambil oleh murid yang telah mencapai tingkat spiritual tertentu dan siap untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar dalam tarekat. Baiat ini sering kali melibatkan janji untuk menyebarkan ajaran thariqah kepada orang lain atau mengambil peran sebagai pemimpin lokal dalam komunitas tarekat.
  4. Baiat Pembaruan: Ada juga praktik pembaruan baiat yang dilakukan oleh para murid dari waktu ke waktu. Pembaruan ini dimaksudkan untuk memperkuat kembali komitmen murid kepada tarekat dan mursyid, serta untuk mengingatkan mereka akan tanggung jawab spiritual yang mereka emban.

Manfaat Baiat Bagi Jamaah Thariqah

  1. Pembentukan Rasa Persaudaraan: Baiat sering kali memperkuat rasa persaudaraan di antara para jamaah thariqah. Mereka merasa terikat oleh ikrar yang sama, memiliki tujuan yang sama, dan saling mendukung dalam perjalanan spiritual mereka. Ini menciptakan solidaritas dan komunitas yang kuat di antara para pengikut tarekat.
  2. Motivasi untuk Melakukan Perbaikan Diri: Proses baiat sering kali disertai dengan bimbingan yang terus menerus dari mursyid. Ini memberikan motivasi tambahan bagi murid untuk terus berusaha memperbaiki diri, baik dari segi spiritual maupun moral. Murid-murid tarekat diajarkan untuk selalu introspeksi diri dan terus memperbaiki akhlak mereka.
  3. Peningkatan Kualitas Ibadah: Melalui baiat, murid-murid tarekat diajarkan berbagai bentuk ibadah yang lebih intensif, seperti dzikir khusus, meditasi, dan kontemplasi (tafakkur). Praktik-praktik ini dirancang untuk membantu mereka mencapai kedekatan yang lebih dalam dengan Allah. Sehingga, kualitas ibadah mereka pun meningkat, baik dalam hal ketekunan, kekhusyukan, maupun pemahaman akan makna ibadah itu sendiri.
  4. Bimbingan Rohani yang Terstruktur: Baiat memungkinkan seorang murid untuk mendapatkan bimbingan rohani yang terstruktur dari seorang mursyid yang berpengalaman. Mursyid tidak hanya memberikan nasihat, tetapi juga membimbing murid melalui berbagai tahap perjalanan spiritual, memberikan instruksi khusus sesuai dengan kebutuhan rohani masing-masing murid.
  5. Perlindungan dari Pengaruh Negatif: Dengan mengambil baiat, seorang murid berada di bawah naungan mursyid dan komunitas thariqah. Ini memberikan perlindungan dari pengaruh negatif dunia luar yang bisa menghalangi perjalanan spiritual mereka. Jamaah thariqah sering kali saling menjaga dan memperingatkan satu sama lain dari hal-hal yang bisa merusak hati dan jiwa mereka.

Tantangan dan Tanggung Jawab Setelah Baiat

Meski baiat membawa banyak manfaat spiritual, mengambil baiat juga berarti menghadapi tantangan dan tanggung jawab yang besar. Murid harus siap untuk:

  1. Menghadapi Ujian Spiritual: Perjalanan spiritual sering kali penuh dengan ujian dan cobaan yang akan menguji keteguhan iman seorang murid. Baiat berarti siap untuk menghadapi semua ujian ini dengan sabar dan tetap berpegang teguh pada ajaran mursyid.
  2. Mematuhi Adab dan Etika Thariqah: Setelah mengambil baiat, murid harus mematuhi adab dan etika yang ditetapkan oleh thariqah. Ini mencakup sikap sopan santun terhadap mursyid, sesama murid, dan masyarakat umum, serta menjalankan kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.
  3. Komitmen untuk Menjaga Rahasia Spiritual: Beberapa ajaran tarekat memiliki dimensi spiritual yang hanya boleh diketahui oleh jamaah thariqah dan tidak boleh disebarluaskan kepada umum. Murid yang telah mengambil baiat memiliki tanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan ini dan hanya membagikannya kepada mereka yang memang memiliki hak untuk mengetahuinya.

Penulis bisa menarik kesimpulan bahwa Baiat bagi jamaah thariqah bukan hanya merupakan formalitas, tetapi juga sebuah pernyataan komitmen yang tulus untuk mengikuti jalan spiritual yang telah ditetapkan oleh mursyid. Baiat mengandung makna yang dalam sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dan ikatan batin antara mursyid dan murid. Dalam konteks tarekat, baiat adalah langkah awal menuju perjalanan rohani yang panjang, penuh makna, dan penuh dengan tantangan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. (*)

  • Bagikan