PAREPOS.FAJAR.CO.ID, INTERNASIONAL-- Sepanjang hidupnya, Sayyid Hasan Nasrallah merupakan ulama pemberani yang memegang teguh prinsip hidup secara Islami. Dia merelakan hidupnya untuk berjuang melindungi negaranya dari rongrongan Israel, membantu perjuangan rakyat Palestina dan membebaskan Masjid Al Aqsa dari cengkraman Zionis. Ini menjadikan sosok Hasan Nasrallah begitu dibenci oleh Israel.
Sayyid Hasan Nasrullah lahir pada 31 Agustus 1960 di al-Bazuriyah, sebuah daerah miskin di bagian timur Sur, Libanon Selatan. Ibunya bernama Mahdiyyah Shafiyuddin dan ayahnya bernama Sayyid Abdul Karim. Ia bekerja di toko kelontong ayahandanya.
Sayyid Hasan Nasrallah menjalani kehidupan Hauzah (semacam pesantren) di Najaf (Irak) dan Qom (Iran). Studi agamanya juga berlanjut di Lebanon dalam bimbingan ulama-ulama besar setempat.
Sayyid Hasan Nasrallah berhak mengenakan surban atau Amamah hitam yang menandakan pencapaiannya sebagai ulama. Dalam tradisi Syiah, ada dua macam Amamah, yakni hitam dan putih. Warna hitam menandakan dia ulama keturunan Nabi Muhammad SAW. Sementara Amamah putih menandakan ulama dari kalangan umum.
Dikutip dari Wikishia, usai menamatkan pendidikan pendidikan dasarnya, pada tahun 1976 atas dorongan Sayid Muhammad Gharawi, Imam Jumat Sur, Hasan Nasrallah muda pindah ke Najaf, Irak, untuk mendalami ilmu Islam. Setelah dua tahun tinggal di Najaf, ia kembali ke Libanon dan melanjutkan pelajaran Hauzahnya di Madrasah Imam Muntadzar Ba'albak.
Hubungannya dengan Sayid Muhammad Baqir al-Shadr di Najaf dan Sayid Abbas Musawi di Lebanon mendorongnya masuk dalam medan jihad melawan Israel. Pada tahun 1982, ia bersama beberapa ulama Libanon membentuk Hizbullah.
Pada tahun 1989 ia ke Qom untuk melanjutkan pelajarannya. Keterlibatan dan keunggulan intelektual membuat Hasan Nasrallah diamanahkan jabatan Ketua Umum Hizbullah, lalu naik menjadi Sekjen Hizbullah pada tahun 1992.
Di tangannya, Hizbullah telah menjadi kekuatan politik serta organisasi paramiliter yang tangguh di Lebanon. Namanya melejit pada tahun 2000 setelah mengalahkan Israel dan membebaskan tawanan-tawanan Lebanon.
Semasa hidupnya, Hasan Nasrallah tidak saja diiidolakan kalangan warga muslim Lebanon. Dia juga sangat populer di kalangan Kristiani Lebanon karena sifat welas asihnya terhadap kaum marjinal.
Sayid Hasan Nasrullah tercatat sebagai salah satu anggota Dewan Tertinggi Lembaga Internasional Ahlulbait as. Dewan di lembaga ini hanya diisi oleh para ulama yang telah diakui peranannya. (int)