Oleh : Dr Hj Erna Rasyid Taufan
(Ketua DPD Partai Golkar Parepare)
Di tulisan kali ini saya akan berbagi masalah hati. Dalam hadist Arbain yang mansyur, Rasulullah Saw mengingatkan kita tentang segumpal daging yang jika baik, maka baik seluruh jiwa raga. Dan jika rusak, rusaklah seluruh jiwa raga. Daging itu disebut hati.
Kita semua paham dan tentu sepakat bahwa merawat hati adalah hal yang sangat penting dan genting. Dari seluruh rangkaian proses kehidupan yang menentukan seseorang dinilai baik atau buruk adalah hatinya.
Hati kita menjadi cermin, begitu kata orang-orang suci nak bijak. Cermin untuk diri sendiri dan orang lain.
Nabi Muhammad SAW telah mengajari umatnya bagaimana menangani persoalan hati. Dari menyembuhkan penyakit hati hingga bagaimana cara mensucikannya. Menjaganya agar kita bisa hidup dengan ikhlas dan tenang.
Penyakit hati menjangkiti semua manusia. Kita semua terlahir dengan takdir yang disebut sebagai tempatnya khilaf dan dosa.
Penyakit hati di dalam Islam memiliki banyak jenis. Mulai dari ringan sampai berat. Kita tentu tidak ingin hati kita terjangkit penyakit syirik. Ingat. Tuhan mengampuni seluruh dosa kecuali syirik.
Berikut ini saya bagi beberapa penyakit yang paling sering menjangkiti hati manusia;
Iri Hati
Iri hati merupakan sifat yang tidak menyenangi rizki atau rejeki serta nikmat yang diperoleh orang lain sehingga membuat seseorang melakukan berbagai cara untuk menandinginya. Iri hati ada yang diperbolehkan dalam Islam, yakni iri hati untuk perbuatan baik seperti ingin menjadi pintar supaya bisa berbagi ilmu di kemudian hari atau iri dalam memakai harta untuk jalan yang benar.
Dengki
Dengki merupakan sikap yang tidak menyenangi apabila ada seseorang yang memperoleh kebahagiaan sehingga membuat pelaku mencara cara untuk menghilangkan rasa bahagia yang dialami seseorang tersebut. Sifat dengki menjadi sifat yang berbahaya dan tidak ada satu orang pun di dunia yang menyenangi seseorang dengan sikap dengki tersebut.
Hasut
Hasut merupakan sifat yang selalu melakukan berbagai cara untuk mempengaruhi orang lain supaya marah dengan tujuan untuk memecah belah tali persaudaraan dan akhirnya akan timbul permusuhan serta kebencian antar sesama manusia.
Fitnah
Fitnah merupakan sikap yang dikatakan lebih kejam dari sebuah pembunuhan yakni perbuatan menjelekkan, merusak, menodai, menipu dan juga berbohong pada seseorang untuk menimbulkan permusuhan yang nantinya akan semakin berkembang menjadi tindak kriminal pada orang lain tanpa didasari dengan bukti kuat.
Berburuk Sangka
Berburuk sangka merupakan sikap yang selalu curiga dan berprasangka pada orang lain yang selalu bertindak buruk tanpa didasari dengan bukti jelas atau kuat.
Khianat
Khianat merupakan sikap tak bertanggungjawab atau mangkir dari amanat atau kepercayaan yang diberikan pada orang tersebut. Khianat umumnya dilakukan dengan kebohongan dan obral janji palsu sekaligus menjadi ciri khas dari orang munafik. Seseorang yang melakukan khianat, akan dibenci masyarakat sekitar dan kemungkinan tidak akan di percaya kembali untuk melaksanakan sebuah tanggung jawab kedepannya.
Terlalu Banyak Bicara
Bicara terlalu berlebihan akan mengeraskan hati sehingga akan lebih baik untuk bicara seperlunya dan hindari juga seseorang yang terlalu banyak bicara, pembual, tukang bohong, ghibah dan sebagainya. Namun, apabila bicara yang dilakukan adalah tentang kebaikan maka boleh untuk dilakukan seperti contohnya memberikan pelayanan, mengajar atau kegiatan posi
Emosi dan Nafsu Hewani
Emosi akan membuat seseorang menjadi tidak tenang sehingga harus sangat dihindari supaya tidak menjurus pada dosa dan juga beberapa penyakit hati. Beberapa jenis nafsu yang harus dihilangkan di antaranya adalah nafsu mewujudkan impian, nafsu harta, nafsu seks, nafsu makan, nafsu marah dan sebagainya. Salah satu cara paling tepat untuk menjaga nafsu dan juga emosi adalah dengan berpuasa baik itu puasa sunnah atau puasa wajib Ramadhan.
Dari seluruh penyakit hati itu, Islam telah menyediakan penawarnya. Di antaranya;
Ingat kepada Allah SWT
Selalu ingat pada Allah SWT bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti sholat lebih rajin seperti sholat lima waktu, sholat tahajud, sholat dhuha, sholat malam dan juga sholat lainnya. Selain itu perbanyak juga zikir dan doa, mengaji dan membaca Al Quran yang bisa sangat berguna untuk selalu menjaga hati.
Dengan selalu mengingat Allah SWT, maka secara otomatis kita akan lebih takut akan Allah SWT apabila kita berbuat dosa yang disebabkan penyakit hati atau perbuatan maksiat.
Berteman dengan Orang Saleh
Saat bersosialisasi juga perlu dilakukan dengan baik, yakni berteman dengan orang yang sholeh. Apabila terlalu banyak berteman dengan orang yang tidak menjaga hati, maka hanya akan menimbulkan penyakit dan semakin menjauhkan kita pada Allah SWT. Salah dalam pergaulan juga akan menambah dosa karena perbuatan maksiat yang sudah dilakukan baik secara sengaja atau tidak sengaja.
Berikut ini ada beberapa Sabda Rasulullah mengenai cara menjaga hati yang benar, diantaranya:
Musahabah Diri
Akan lebih baik jika sebelum mulai menyalahkan orang lain, terlebih dulu kita berkaca dan intropeksi pada diri sendiri. Dengan memeriksa diri sendiri, kita mungkin bisa menemukan kenapa seseorang bersikap seperti demikian dan mungkin saja kita sudah pernah berbuat kesalahan pada orang tersebut.
Jauhkan Iri dan Dengki
Iri dan juga dengki menjadi ruang untuk syaitan agar bisa masuk ke dalam hati manusia. Angan yang terlalu berlebih akan membuat seseorang menjadi buta dan tuli. Jika angan tersebut tidak dilandasi dengan agama, maka seseorang akan melakukan berbagi cara untuk mewujudkan angan tersebut. Sifat ini bisa timbul dari kecintaan seseorang akan kehormatan, material dan juga pujian dan manusia tidak akan hidup dengan tenang apabila mempunyai sikap yang seperti ini.
Rasulullah bersabda, “Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang. Iaitu orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian membelanjakannya di jalan yang benar. Dan orang yang diberi hikmah oleh Allah, kemudian memutuskan persoalan dengannya dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
Hindari Amarah
Marah yang terjadi dari hati manusia terkadang membuat seseorang bisa melakukan tindakan tanpa membuat pertimbangan akal. Apabila akal sudah melemah, maka yang tersisa hanyalah hawa nafsu dan syaitan akan dengan bebas melancarkan aksinya kemudian mempermainkan mausia.
Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin berkata jika iblis pernah berucap, “Jika manusia keras hati, maka kami akan membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola.”
Perbanyak Memaafkan
“Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” Surah Al-A’raf : 199.
Allah SWT adalah Maha Pemaaf pada hamba-Nya dan tidak perduli seberapa dalam dosa tersebut, apabila hamba-Nya melakukan taubat dengan sungguh sungguh, maka Allah SWT akan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Sebagai seorang manusia, kita tidak boleh sombong dan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain sebelum orang tersebut meminta maaf.
Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, nescaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan bergaulah dengan manusia lain dengan akhlak yang baik.” (HR. Hakim dan At-Tirmidzi).
Bersangka Baik
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebahagian kalian mengejek sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat : 12).
Seorang muslim terkadang berburuk sangka atau husnuzon pada sesama muslim lainnya yang membuat ia mengecilkan orang tersebut. Ia akan berkata banyak hal tentang orang tersebut dan mengatakan dirinyalah yang jauh lebih baik. Sikap ini adalah sikap yang tidak dibenarkan dan setiap muslim wajib mawas diri untuk tidak mencapai posisi yang cenderung memancing sebuah tuduhan sehingga orang lain tidak akan berburuk sangka pada dirinya.
Ikhlas
Jika dilihat, ikhlas adalah kata yang sederhana dan terdengar ringan untuk dikatakan, akan tetapi ikhlas menjadi hal sulit untuk dilaksanakan. Seseorang yang ikhlas bisa meniatkan semua tindakannya pada Allah SWT dan ia juga tidak mempunyai sifat yang duniawi. Jika Allah SWT sedang memberikan ujian dengan kenikmatan, maka orang tersebut akan lebih banyak bersyukur. Jika Allah sedang menguji dengan memberikan kesusahan, maka orang tersebut juga akan lebih bersabar.
Seseorang yang ikhlas akan senantiasa percaya pada Allah SWT yang akan memberikan segala sesuatu paling baik untuk hamba-Nya. Seseorang yang ikhlas akan lebih mudah untuk menjaga hati dan selalu menyerahkan segala sesuatunya hanya pada Allah SWT dan hanya Pada-Nya lah ia menggantungkan semua harapan. Memaafkan juga menjadi bentuk cinta tertinggi yang akan mengarahkan seseorang saat sedang tersakiti hatinya oleh orang lain. Akan tetapi, meskipun luka hati tersebut sangat kecil atau sebaliknya yakni sangat besar, maka sudah selayaknya kita tidak berbahagia sebelum bisa memaafkan orang tersebut. (*)