Pelabuhan cappa ujung yang ada saat ini masih terus bertahan. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang penyeberangan barang dan jasa dari Kota Parepare ke Kalimantan Timur. Namun yang berbeda saat ini dengan era sebelumnya yakni jenis kapalnya, jika di masa lalu hanya kapal kayu, kini sudah ada dari jenis kapal besi.
Pengusaha kapal pelayaran yang terkenal pada tahun 70-an sampai 90-an yakni Haji Paping (pemilik kapal Nurlina), Haji Hindi (pemilik kapal Tanjung Selamat), dan Haji Senong (pemilik kapal Harapanku) dan masih ada lagi yang lain.
Kapal-kapal itu mengangkut orang, beras, telur, sayuran dan sapi, dimuat dalam satu kapal melintasi selat Makassar ke wilayah Mamuju kemudian berlabuh di samarinda, Kalimantan Timur. Pengusaha pelayaran di masa lalu adalah petarung yang gigih dan pemberani.
Kontribusi ketiga pengusaha kapal pelayaran tersebut di masa kejayaannya tentu tidak sedikit terutama dalam hal membuka lapangan kerja dan membuka hubungan dagang antara Sulsel dengan Kaltim.
Berapa banyak keluarga yang menggantungkan hidupnya dari bisnis antar pulau dan bisnis kapal pelayaran serta berapa banyak orang yang berlayar antar pulau di masa itu. Demikian juga berapa banyak uang yang beredar dari hubungan dagang antara Sulsel dan Kaltim. Tentu ini kontribusi yang sungguh sangat luar biasa.
Kini pelabuhan cappa ujung masih tetap eksis, tetapi ekspor andalan kita ke Kaltim seperti beras, telur, sayuran dan sapi, kita bersaing ketat dengan komoditi yang sama dari pelabuhan Surabaya.
Bagaimana pendapat anda untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor komoditi Sulsel ke Kaltim melalui pelabuhan Parepare?… Jangan lupa bahagia.