Oleh: Dr Hj Erna Rasyid Taufan
(Ketua DPD Partai Golkar Parepare)
Dalam pandangan Islam, tidak ada yang namanya kebetulan. Setiap kejadian, sekecil apapun, telah diatur dan direncanakan oleh Allah Swt. Ini berdasarkan keyakinan akan takdir dan kehendak Allah yang mutlak.
Ada ungkapan sufi yang sangat bijaksana. "Kita semua berkehendak. Namun Allah jua yang berkuasa menjalankan kehendakNya,". Ungkapan ini berdasarkan sifat Berkuasanya Allah Swt. "Maha Kuasa berbuat apa saja yang Dia Kehendaki." (QS Al Buruj : 16)
Semua kejadian atas izin Allah. Tidak ada satu pun yang terjadi di alam semesta ini tanpa izin Allah. Bahkan, pertemuan dua orang pun sudah diatur oleh-Nya. Dan setiap pertemuan atau peristiwa, jika kita menghayatinya, akan ditemukan hikmah-hikmah yang berharga.
Di suatu siang yang panas, saya diundang menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad Saw di salah satu masjid. Sesampai di sana, ternyata listrik padam. Masyarakat menyarankan saya tidak masuk dulu ke masjid karena gelap dan suhunya panas. Warga kemudian mengantar saya ke kolong rumah panggung yang suasananya cukup sejuk.
Cerita-cerita, ganti-ganti topik, pembicaraan sampai pada hal-hal yang mistis. Salah seorang warga menyarankan saya agar meminta bantuan 'orang pintar'. Katanya, sudah banyak pejabat atau calon kepala daerah yang meminta bantuan orang pintar tersebut. Dan terbukti manjur, katanya meyakinkan.
Sebagai seorang mukmin, saya hakkul yaqin adanya hal gaib. Kisah-kisah Alquran banyak menyebut tokoh-tokoh ahli sihir atau mistis. Baik yang baik maupun yang tidak baik.
Ada kisah tentang Ashif bin Barkhiya. Beliau adalah ahli mistis yang berada dalam majelis tinggi Kerajaan Nabi Sulaiman As. Ashif menguasai kitab suci yang membuatnya bahkan lebih sakti dari Jin Ifrit. Dalam Alquran dikisahkan Ashif mampu menteleportasi singgasana Ratu Balqis dalam sekejap mata.
Ada pula kisah tentang para penyihir dalam Kerajaan Firaun. Yang mampu memanipulasi mata orang banyak. Mengubah tali menjadi ular-ular yang mengerikan. Namun kesaktian mereka dikalahkan oleh Nabi Musa As. Para penyihir ini pun langsung bertaubat dan bersyahadat.
Kisah para ahli mistis dalam Alquran tidak saja menunjukkan hal-hal gaib yang tidak bisa dijangkau akal dan pancaindra manusia. Tetapi meyakinkan kita berkuasanya Allah Swt terhadap sesuatu yang mustahil. Hingga itu akan membawa kita untuk menebalkan keimanan.
Namun fenomena orang-orang pintar yang dimintai bantuannya menggunakan kekuatan gaib untuk tujuan duniawi, saya secara pribadi menolaknya. Dengan sedikit jengkel, saya meminta izin meninggalkan kolong rumah panggung. Saya lebih memilih masuk ke dalam masjid dalam suasana gelap dan bersuhu panas, dibandingkan tetap tinggal membahas seputar mistik dalam arena Pilkada.
Belum sampai ke masjid, lampu langsung menyala. Saya masuk suasananya perlahan menjadi sejuk karena mesin pendingin langsung bekerja. Nuansanya semakin menyenangkan karena para jamaah memulai acara Maulidan.
Apakah kebetulan saya meninggalkan pembahasan 'orang pintar' dan listrik langsung menyala? Tidak. Saya meyakini tidak ada yang kebetulan. Semua sudah takdir Allah.
Setiap kejadian, baik yang kita anggap baik maupun buruk, pasti memiliki hikmah yang tersembunyi. Kita mungkin belum memahami hikmah tersebut saat ini, tetapi yakinlah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya.
Setiap manusia telah memiliki takdir yang telah ditetapkan oleh Allah. Takdir ini mencakup segala hal yang akan terjadi dalam hidup seseorang, termasuk pertemuan, perpisahan, rezeki, dan musibah.
Dengan memahami bahwa tidak ada yang kebetulan, akan semakin memperkuat keimanan kita kepada Allah SWT. Memahami hal ini juga membuat kita akan menerima cobaan dengan sabar karena yakin bahwa semua itu adalah bagian dari takdir-Nya. Sebaliknya, kita akan lebih bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan karena menyadari bahwa semua itu adalah karunia-Nya.
Kesimpulannya, keyakinan bahwa tidak ada yang kebetulan merupakan salah satu pilar penting dalam ajaran Islam. Dengan memahami hal ini, kita akan hidup lebih tenang, sabar, dan selalu bersyukur kepada Allah Swt. Wallaahu a'lam. (*)