PAREPOS.FAJAR.CO.ID, INTERNASIONAL-- Setelah lama memendam amarahnya, Republik Islam Iran akhirnya merespons kejahatan Israel. Tepat di Hari Raya Tahun Baru Yahudi, Rosh Roehana, Selasa 1 Oktober 2024 (Rabu 3 Oktober dinihari waktu Indonesia) militer Iran meluncurkan sekitar 400 rudal langsung ke jantung Israel, Tel Aviv.
Iran meluncurkan rudal-rudal dengan kecepatan suara (hypersonic) dan menyasar target-targetnya. Semuanya adalah target Militer Israel.
Masing-masing markas agensi kata-kata Israel, Mossad, pangkalan tank, pangkalan radar dan pusat-pusat pengintaian. Iran juga menargetkan dua pangkalan udara militer Zionis, yakni Novatim dan Hatzerin.
Dua pangkalan ini seringkali digunakan angkatan udara Israel untuk membantai warga Gaza, yang dilanjutkan invasi mautnya di Lebanon Selatan. Pangkalan ini juga yang dianggap bertanggungjawab atas serangan yang membunuh Sekjen Hizbullah, Sayyid Hasan Nasrallah.
Peluncuran rudal ini pun disambut gegap gempita oleh masyarakat yang menyaksikan perjalanannya menuju Israel. Pekikan takbir menggema dari warga Iran, Irak dan Palestina.
Sistem perisai langit Israel, Iron Dome pun dibuat tak berkutik. Informasi yang terhimpun menyebutkan, sebelum rudal diluncurkan, tim siber Iran terlebih dahulu berhasil mengganggu kinerja Iron Dome. Akibatnya, hampir seluruh rudal Iran berhasil membombardir sasarannya.
Lebih satu juta warga Israel pun ketakutan dan lari ke bunker-bunker perlindungan, sekalipun rudal Iran tidak menarget warga sipil. Padahal beberapa hari sebelumnya, mereka sempat merayakan pembunuhan Sayyid Hasan Nasrallah.
Belum diketahui seperti apa dampak kerusakan yang ditanggung Israel akibat serangan balasan ini. Pasalnya, militer Israel memberlakukan sensor ketat terhadap seluruh media. Namun Channel 12 Israel melaporkan sejauh ini sudah ada 250 orang tewas dan lebih 1.000 orang terluka.
Pemimpin sekaligus Panglima Tertinggi Iran, Ayatullah Sayyid Ali Khamanei menyatakan serangan ini merupakan peringatan terakhir bagi Israel. Melalui akun resminya menegaskan dengan tulisan Ibrani, "Dengan pertolongan Allah, serangan dari front perlawanan (selanjutnya) akan lebih kuat dan lebih menyakitkan terhadap tubuh rezim Zionis yang sudah usang dan membusuk."
Presiden Iran, Masoud Pazeshkian menyatakan berdasarkan hak-hak yang sah dan dengan tujuan (menjaga) perdamaian dan keamanan bagi Iran dan kawasan, tanggapan yang tegas diberikan terhadap agresi rezim Zionis.
“Netanyahu harus tahu bahwa Iran bukanlah penghasut perang, tetapi berdiri teguh melawan ancaman apa pun.”
“Ini hanyalah sebagian dari kekuatan kami. Jangan terlibat konflik dengan Iran,” ujarnya memperingatkan.
Sementara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dalam konferensi pers memastikan akan membalas kembali serangan Iran. Presiden AS Joe Biden menyatakan pihaknya akan menjatuhkan sanksi lebih berat lagi ke Iran. (bs)