PAREPOS.FAJAR.CO.ID, PAREPARE-- Rumah Sakit (RS) Regional dr Hasri Ainun Habibie Kota Parepare menggelar pelatihan Duta Puspa. Kegiatan itu, berlangsung mulai tanggall 7 Desember hingga 8 Desember 2024.
Tercatat, ada sekitar 56 peserta dari berbagai jenjang pendidikan yang mengikuti pelatihan tersebut. Mulai dari perwakilan tingkat SMP, SMA dan perguruan tinggi se-Kota Parepare. Kegiatan tersebut, dilaksanakan atas rekomendasi dari penggiat serta pemerhati perempuan dan anak.
Tujuannya, dengan melihat tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak serta meningkatnya kasus HIV/Aids di kalangan remaja di Parepare.
Ketua Panitia Pelaksana Pelatihan Duta Puspa, Abdul Risal mengatakan pelatihan yang dilaksanakan merupakan bentuk kepedulian terhadap kekerasan fisik maupun seksual terhadap perempuan dan anak.
“Ini merupakan bentuk perhatian kami terhadap kasus-kasus yang menimpa perempuan dan anak,” katanya, Kamis, 12 Desember 2024.
Menurutnya, kegiatan ini juga dilaksanakan atas dasar tingginya jumlah kekerasan perempuan dan anak di tahun 2023 hingga 2024.
Termasuk, di dalamnya kekerasan fisik maupun seksual terhadap perempuan dan anak serta kasus HIV/Aids pada remaja.
Para peserta diberi materi-materi yang komprehensif seperti literasi keuangan, kesehatan reproduksi, psikologi, gender, hingga hukum.
“Duta Puspa diharapkan mampu menjadi role model dalam menyampaikan informasi penting kepada masyarakat luas,” harapnya.
Kegiatan ini juga fokus pada pemberdayaan individu ini juga menonjolkan inovasi dalam menangani isu-isu sensitif secara preventif dan berbasis komunitas.
“Langkah ini menjadi semakin relevan mengingat data terakhir menunjukkan adanya 70 kasus HIV/Aids di Parepare, ” jelasnya.
Dia berharap Duta Puspa tidak hanya menjadi pelopor dan pelapor, tetapi juga konselor. “Diharap berperan aktif dalam menyebarkan edukasi serta energi positif demi menurunkan angka kekerasan dan penyakit di Parepare,” ujarnya.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada Direktur RS Regional Hasri Ainun yang memberinya dukungan atas pelatihan tersebut.
“Ini menandakan kolaborasi yang solid antara institusi kesehatan dengan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat,” tandas. (has)