Andi Sudirman dan Bobby Nasution Jadi Gubernur Termuda di Indonesia

  • Bagikan
Andi Sudirman Sulaiman dan Bobby Nasution

PAREPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Presiden Prabowo Subianto akan melantik 481 kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih non sengketa dan hasil putusan dismissal Mahkamah Konstitusi pada Kamis, 20 Februari 2025. Dari jumlah itu, ada 33 gubernur dan wakil gubernur yang akan dilantik. Siapa gubernur termuda di Indonesia?

Dua gubernur termuda hasil Pilkada 2024 adalah Andi Sudirman Sulaiman (Sulawesi Selatan) dan Bobby Nasution (Sumatera Utara). Keduanya adalah generasi milenial yang lahir pada tahun 1980-an hingga 1990-an.

Andi Sudirman Sulaiman kini berumur 41 tahun sedangkan Bobby berusia 33 tahun. Bobby mencetak rekor baru sebagai gubernur termuda di Indonesia. Rekor sebelumnya diraih Andi Sudirman Sulaiman saat menjabat gubernur Sulsel sisa masa jabatan 2018-2023. Kala itu, Andi Sudirman dilantik diusia 38 tahun.

Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif’an, menilai bahwa kepala daerah dari kalangan milenial dan generasi muda memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional serta memperkuat pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Dari segi demografi, berdasarkan data BPS 2020, populasi anak muda di Indonesia mencapai 53,81 persen, terdiri dari Gen Z (27,94%) dan Milenial (25,87%). Kepala daerah muda diharapkan lebih memahami aspirasi serta tantangan yang dihadapi masyarakat, sehingga dapat menghasilkan kebijakan yang lebih relevan," ujarnya kepada media, Senin, 17 Februari 2024.

Dari perspektif strategis, lanjut Ali Rif’an, kepala daerah muda memiliki beberapa keunggulan. Pertama, mereka lebih adaptif dan inovatif, khususnya dalam merespons tantangan era digital.

“Para pemimpin muda lebih akrab dengan teknologi dan pendekatan berbasis data dalam pengambilan keputusan. Mereka dapat membangun sistem pemerintahan berbasis teknologi untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, dan pelayanan publik,” jelas dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Kedua, kepala daerah muda dinilai lebih independen dan tidak terjebak dalam budaya politik lama. “Mereka cenderung lebih bersih dari praktik politik transaksional maupun korupsi yang telah mengakar disistem sebelumnya,” katanya.

Ketiga, kepala daerah milenial memiliki daya tarik bagi investasi serta mampu berkolaborasi dengan berbagai pihak.

“Dengan visi modern, mereka dapat menarik minat investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk turut serta dalam pembangunan daerah,” tambahnya.

Ali Rif’an menekankan bahwa kombinasi semangat muda, inovasi, dan pemahaman terhadap tantangan zaman membuat kepala daerah muda berpotensi membawa perubahan positif bagi Indonesia.

“Mereka diharapkan mampu mewujudkan agenda besar pemerintahan Prabowo-Gibran melalui pembangunan di daerah masing-masing,” tandasnya. (*)

Editor: PARE POS
  • Bagikan