PAREPOS.FAJAR.CO.ID, BANDARLAMPUNG-- Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Dr. Ir. Muhammad Taufiq Ratule, M.Si memaparkan program swasembada pangan nasional yang sedang digenjot pencapaiannya oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Pemaparan Taufiq Ratule disampaikan saat menjadi pembicara pada Diskusi Publik: Pers Mengawal Ketahanan Pangan pada acara Puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Provinsi Lampung sekaligus perayaan Hari Jadi ke-55 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung, Rabu 28 Mei 2025.
Menurut Taufiq, swasembada pangan penting sebagai instrumen ketahanan pangan dan ketahanan nasional sehingga ketika Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ditugaskan untuk swasembada, terutama beras dalam waktu secepatnya dan sesingkat-singkatnya, peoduksi beras semakin membaik.
"Kementerian pertanian melakukan program solusi cepat, seperti pompanisasi, optimalisasi lahan, penggunaan benih unggul dan penyederhanaan birokrasi distribusi pupuk," kata plt Dirjen Hortikultura.
Ia memberi contoh pupuk yang volumenya bertambah dua kali menjadi 9,55 juta ton yang dulu dsitribunya lambat karena proses bertele-tele dan berbelit, sekarang penebusannya dipermudah dan bisa menggunakan KTP, yang penting tercatat dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK).
"Untuk swasembada pangan Kementan melakukan pengawalan sejak di hulu hingga di hilir, sehingga koordinasi dengan berbagai pihak menjadi mudah dalam satu komando," katanya.
Taufiq menjelaskan bahwa swasembada pangan juga diperkuat dengan peningkatan indeks pertanaman (IP) dari satu kali jadi dua kali atau tiga kali panen pertahun.
"Kementan juga melakukan optimalisasi lahan, cetak sawah 3
juta hektar, revitalisasi sistem irigasi, pelibatan petani milenial, brigade pangan, transformasi pertanian tradisional ke modern," katanya.
Swasembada
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Januari–Mei 2025 mencapai 16,55 juta ton, meningkat 11,95 persen dibandingkan produksi 2024.
Peningkatan produksi beras Indonesia turut diakui oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang mencatat estimasi produksi Indonesia di angka 34,6 juta ton untuk periode 2024/2025—tertinggi di ASEAN, melampaui Thailand dan Vietnam, dan bahkan melebihi target pemerintah sendiri sebesar 32 juta ton.
Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman lonjakan ini sepenuhnya berasal dari produksi dalam negeri, tanpa ada tambahan beras medium impor sejak awal tahun 2025.
“Ini murni hasil panen petani kita sendiri. Tidak ada impor. Publik perlu tahu, keberhasilan ini adalah hasil nyata dari kerja keras petani dan kebijakan pemerintah yang berpihak,” tegas Mentan Amran.
Menteri Koordinasi Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menjadi keynote speaker pada kegiatan yang dihadiri sekira 300 wartawan dan Forkopimda serta Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (KPTPH) Provinsi Lampung Ir. Bani Ispriyanto, M.M.
Sementara dalam sambutannya Ketua PWI Lampung, Wirahadikusumah, mengatakan momen peringatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk rasa syukur dan komitmen PWI dalam turut mendukung membangun bangsa.
Ia menyoroti pentingnya peran pers dalam mendukung program strategis pemerintah, terutama dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional sebagaimana menjadi salah satu prioritas utama Presiden Prabowo Subianto. (*)