Amirul Hajj Imbau Petugas Kesehatan Intensifkan Promkes Antisipasi Cuaca Ekstrem Jelang Wukuf

  • Bagikan

PAREPOS.FAJAR.CO.ID, MAKKAH-- Anggota Amirull Hajj Prof. Taruna Ikrar, menyampaikan sejumlah tantangan besar yang dihadapi dalam layanan kesehatan haji tahun ini, khususnya menjelang puncak ibadah wukuf di Arafah.

Dalam kunjungannya ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Taruna hadir sebagai anggota Amirul Hajj Bidang Kesehatan dan Pengawasan Obat.

Taruna diberi amanah oleh Menteri Agama RI sekaligus Amirul Hajj 2025, Nasaruddin Umar, untuk mengawal aspek kesehatan jemaah haji Indonesia.

“Jemaah haji Indonesia tahun ini mencakup sekitar 25 persen dari total jemaah haji dunia. Jumlah ini merupakan yang terbesar dibanding negara lain,” ungkap Taruna yang juga kepala BPOM RI, Minggu, 1 Juni 2025.

Tiga Tantangan Kesehatan Haji 2025

Data terakhir 115 jamaah meninggal dunia, Taruna mengidentifikasi tiga tantangan utama dalam penyelenggaraan layanan kesehatan haji:

  1. Suhu ekstrem di Arab Saudi yang diperkirakan mencapai 45-50°C.
  2. Tingginya proporsi jemaah lanjut usia, hampir 50 persen dari total jemaah Indonesia.
  3. Perubahan regulasi dari Pemerintah Arab Saudi yang berdampak pada sistem pelayanan kesehatan.

“Tantangan ini semakin berat karena jumlah tenaga kesehatan masih belum ideal. Dengan 221 ribu jemaah, seharusnya tersedia lebih dari 2.000 tenaga kesehatan. Namun saat ini, jumlahnya baru sekitar 1.050 orang,” jelas Taruna.

Tenaga kesehatan ini terdiri atas dokter, perawat, serta tenaga nonmedis pendukung.

Cuaca Ekstrem dan Risiko Kesehatan

Taruna menekankan bahwa suhu tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, seperti dehidrasi dan heatstroke, terutama bagi jemaah lansia dan yang memiliki penyakit penyerta.

“Situasi di Arafah dan Mina sangat padat dan panas. Bagi jemaah dengan kondisi fisik yang lemah atau memiliki komorbid, ini tantangan yang sangat berat,” ujarnya.

Imbauan untuk Intensifkan Promkes

Menghadapi berbagai risiko tersebut, Taruna mengimbau agar petugas kesehatan haji mengintensifkan promosi kesehatan (promkes) dan melakukan pendampingan medis aktif terhadap jemaah, terutama lansia.

“Pendampingan medis dan edukasi kesehatan harus dilakukan secara intensif dan terus-menerus agar jemaah lebih siap dan terjaga kesehatannya,” tegas Taruna.

Kunjungan ini juga dihadiri oleh Dirjen Kesehatan Haji dan Direktur Layanan Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, yang turut mendengarkan aspirasi dari para dokter dan tenaga kesehatan di lapangan. (*)

Editor: PARE POS
  • Bagikan