PAREPOS.FAJAR.CO.ID, PAREPARE-- Kebiasaan duduk terlalu lama ternyata berdampak serius bagi kesehatan, termasuk meningkatkan risiko diabetes dan obesitas. Studi terbaru menunjukkan bahwa gaya hidup sedentari dapat mengganggu metabolisme tubuh dan memicu resistensi insulin.
Duduk berjam-jam tanpa aktivitas fisik mengurangi sensitivitas insulin, sehingga gula darah sulit terkontrol. Akibatnya, risiko terkena diabetes tipe 2 meningkat signifikan, terutama bagi pekerja kantoran yang kurang bergerak.
Kurangnya gerakan fisik saat duduk lama juga memperlambat pembakaran kalori, menyebabkan penumpukan lemak. Obesitas pun rentan terjadi, yang kemudian memicu masalah kesehatan lain seperti penyakit jantung dan hipertensi.
Ahli kesehatan menyarankan untuk menyelingi duduk dengan berdiri atau berjalan setiap 30 menit. Aktivitas ringan seperti stretching atau naik-turun tangga bisa membantu menstabilkan gula darah dan mencegah kenaikan berat badan.
Sebuah studi dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism (2019) menemukan bahwa duduk lebih dari 8 jam sehari mengurangi sensitivitas insulin hingga 39%. Menurut penelitian American Diabetes Association (2020), gaya hidup sedentari memperlambat metabolisme glukosa, memicu resistensi insulin. Partisipan yang duduk lama tanpa jeda aktivitas fisik memiliki kadar gula darah 15% lebih tinggi dibandingkan yang aktif bergerak.
Studi dari British Journal of Sports Medicine (2021) membuktikan bahwa duduk berkepanjangan menurunkan laju pembakaran lemak hingga 50%. Akibatnya, penumpukan lemak visceral—penyebab utama obesitas—menjadi lebih cepat.
Peneliti dari Mayo Clinic (2022) menyarankan jeda berdiri atau berjalan 5 menit setiap jam untuk menstabilkan gula darah. Aktivitas ringan ini terbukti meningkatkan metabolisme sebesar 12%, berdasarkan data Journal of Occupational Health.
Meta-analisis dalam The Lancet (2023) menunjukkan bahwa individu dengan kebiasaan sedentari berisiko 112% lebih tinggi terkena diabetes dan 45% lebih rentan obesitas dalam 10 tahun. Komplikasinya mencakup penyakit kardiovaskular dan ginjal.
Dr. James Levine, pakar obesitas dari Arizona State University, merekomendasikan meja kerja berdiri (standing desk) untuk mengurangi waktu duduk. Studi European Journal of Preventive Cardiology (2023) membuktikan cara ini menurunkan risiko obesitas hingga 32%.
Mengutip WHO (2023), kombinasi aktivitas fisik 150 menit/minggu dan pola makan sehat efektif cegah diabetes dan obesitas. Mulai biasakan bergerak aktif sekarang demi investasi kesehatan masa depan.
Gunakan alarm pengingat untuk bergerak atau investasi meja kerja berdiri (standing desk). Olahraga rutin 30 menit sehari juga efektif menangkal efek negatif duduk terlalu lama.
Mulai ubah kebiasaan sedentari sekarang demi kesehatan jangka panjang. Kombinasikan pola hidup aktif dengan diet seimbang untuk mencegah diabetes dan obesitas. (*)