ENREKANG, PAREPOS.FAJAR.CO.ID - Anggota DPR RI Komisi X, Muslimin Bando, menggelar pertemuan tatap muka dengan petani dan masyarakat di Dusun Gossing, Desa Pandung Batu Kabupaten Enrekang. Rabu 11 Juni 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari program serap aspirasi masyarakat, sekaligus menjadi sosialisasi pentingnya literasi pangan di tingkat desa.
Dalam dialog yang berlangsung hangat dan interaktif itu, Muslimin Bando menekankan bahwa literasi pangan bukan sekadar isu pertanian, tetapi juga menyangkut kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
“Kita harus membekali masyarakat, khususnya petani, dengan pemahaman yang kuat tentang pangan — mulai dari cara produksi yang sehat, konsumsi yang bergizi, hingga pentingnya keamanan pangan bagi keluarga. Ini sejalan dengan tugas Komisi X yang membidangi pendidikan dan kebudayaan,” ungkap Muslimin Bando.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa peningkatan literasi pangan di masyarakat desa dapat mendorong kemandirian dan ketahanan pangan lokal. Ia juga mendorong kolaborasi antara kelompok tani, sekolah, dan pemerintah desa dalam menyelenggarakan edukasi pangan yang berkelanjutan.
Literasi pangan ini, juga menjawab instruksi Presiden Prabowo dan Menko Pangan Zulkifli Hasan yang terus mendorong swasembada pangan dengan pelibatan lintas sektor.
Puluhan warga yang hadir menyambut baik kegiatan tersebut. Salah satu peserta, Ibu Rahma (45), mengatakan bahwa ia baru pertama kali mengikuti pertemuan seperti ini yang membahas hubungan antara hasil pertanian dan pola konsumsi keluarga.
“Selama ini kami fokus menanam dan menjual hasil tani, tapi belum tahu banyak soal manfaat gizi dan cara mengolahnya. Sekarang jadi lebih paham,” ujarnya.
Muslimin Bando juga mendengarkan langsung berbagai keluhan dan aspirasi masyarakat terkait fasilitas pendidikan, beasiswa, dan harapan warga desa agar mendapat dukungan pemerintah terhadap pengembangan pangan lokal.
Dengan pendekatan tatap muka yang langsung menyentuh masyarakat desa, Muslimin Bando berharap aspirasi dari bawah dapat menjadi landasan kebijakan yang lebih tepat sasaran, terutama dalam mendukung ketahanan pangan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat pedesaan. (*)