Manfaat Puasa Intermiten, Turunkan Gula Darah dan Berat Badan

  • Bagikan

PAREPOS.FAJAR.CO.ID, PAREPARE– Penelitian ilmiah terbaru menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat menurunkan gula darah, membantu penurunan berat badan, dan meningkatkan kesehatan metabolik secara keseluruhan.

Puasa intermiten (intermittent fasting) kini semakin populer di kalangan masyarakat karena manfaat kesehatannya. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pola makan ini tidak hanya efektif menurunkan berat badan, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan kesehatan metabolik, termasuk pengaturan kadar gula darah dan sensitivitas insulin.

Apa Itu Puasa Intermiten?

Puasa intermiten adalah pola makan yang membatasi waktu makan dalam jangka tertentu. Salah satu metode populer adalah puasa 16:8, yaitu berpuasa selama 16 jam dan makan dalam jendela 8 jam.Menurut Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, pola ini membantu tubuh masuk ke fase metabolisme lemak lebih cepat, mengurangi kadar insulin, dan menstabilkan kadar gula darah.

Bagaimana Pengaruhnya terhadap Gula Darah?

Dalam studi yang dipublikasikan oleh Harvard Medical School, puasa intermiten terbukti menurunkan kadar glukosa puasa (fasting blood glucose) dan meningkatkan sensitivitas insulin. Ini sangat bermanfaat untuk mencegah diabetes tipe 2.

"Puasa intermiten membantu tubuh memperbaiki mekanisme regulasi gula darah secara alami," ujar Dr. Jason Fung, ahli nefrologi dan penulis buku The Obesity Code.

Dengan membatasi waktu makan, puasa intermiten secara otomatis mengurangi kalori harian dan meningkatkan pembakaran lemak. Dalam studi tahun 2020 yang dimuat di Cell Metabolism, peserta yang menjalani puasa intermiten mengalami penurunan berat badan rata-rata 3–5 kg dalam dua bulan.

Selain mengontrol berat badan dan gula darah, puasa intermiten juga mengurangi peradangan kronis serta meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik). Manfaat lainnya memperbaiki tekanan darah dan fungsi kognitif.

Meskipun banyak manfaat, puasa intermiten tidak disarankan untuk ibu hamil, penderita hipoglikemia, atau orang dengan gangguan makan tertentu. Konsultasi dengan dokter diperlukan sebelum memulai. (*)

  • Bagikan