PAREPOS.FAJAR.CO.ID, PAREPARE-- Bayi sering kali memasukkan benda apa pun yang mereka pegang ke dalam mulut. Perilaku ini merupakan bagian dari proses alami perkembangan sensorik yang dikenal sebagai oral exploration atau eksplorasi oral. Melalui mulut, bayi belajar mengenali tekstur, bentuk, dan rasa benda di sekitar mereka.
Menurut para ahli, fase ini biasanya terjadi pada usia 4 hingga 12 bulan, saat bayi mulai aktif menggenggam dan penasaran dengan lingkungan. Mulut menjadi alat utama mereka untuk mengeksplorasi dunia, karena di usia ini indera peraba dan pengecap berkembang sangat pesat.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Pediatric Research menunjukkan bahwa perilaku memasukkan benda ke mulut merupakan cara bayi mengembangkan keterampilan motorik dan kognitif. Aktivitas ini juga membantu memperkuat otot-otot mulut yang penting untuk proses makan dan bicara di masa depan.
Namun, kebiasaan ini bisa berbahaya jika tidak diawasi dengan baik. Bayi berisiko tersedak oleh benda kecil, terpapar kuman atau zat beracun dari benda yang tidak steril, atau bahkan tertular infeksi dari barang yang terkontaminasi. Bahaya tersedak menjadi salah satu penyebab cedera serius pada anak usia di bawah satu tahun.
Kementerian Kesehatan RI mengimbau orang tua untuk selalu memantau aktivitas bayi dan menjauhkan benda-benda kecil seperti koin, baterai, manik-manik, atau mainan yang tidak sesuai standar usia. Barang-barang tersebut dapat dengan mudah tertelan dan mengancam keselamatan bayi.
Selain pengawasan ketat, orang tua juga dianjurkan memberikan mainan yang dirancang khusus untuk digigit, seperti teether atau mainan gigit yang aman dan bebas BPA. Teether juga dapat membantu meredakan nyeri gusi saat bayi tumbuh gigi.
Masa eksplorasi oral memang penting, namun pengawasan dan edukasi orang tua sangat krusial untuk mencegah risiko berbahaya. Dengan pemahaman yang tepat, proses tumbuh kembang bayi bisa berlangsung aman dan optimal. (*)