SIDRAP, PAREPOS.Fajar.CO.ID - Pendidikan salah satu garda terdepan dalam membangun kesadaran dan kapasitas kolektif. Itu menjadi fokus dalam Temu Pendidik Nusantara XII, Sabtu-Ahad 12-13 Juli, di Hutan Kota Monumen Ganggawa Sidrap.
Forum yang mempertemukan insan pendidikan, dan dihadiri Najeela Shihab, Founder Guru Belajar Foundation itu diisi beragam kegiatan. Yaitu kelas pendidik, kelas penggerak, talkshow pendidikan, pameran karya murid, dan cerdas cermat guru.
Pemerintah Kabupaten Sidrap dan PLN mendukung penuh acara inspiratif itu. Manajer PT PLN UP3 Parepare, Agung Pratomo bahkan ikut serta sebagai narasumber inspiratif atau pemateri dalam kegiatan yang digelar Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) Sidrap tersebut.
Apalagi tema sentralnya, Iklim Pendidikan dan Pendidikan Iklim, PLN berpartisipasi berbagi ilmu dan inspirasi bersama para pendidik hebat di Temu Pendidik Nusantara XII Sidrap. Agar tujuan utama kegiatan, guru berdaya dan berdampak akan terwujud.

Manajer PT PLN UP3 Parepare, Agung Pratomo
Sesuai tema, Iklim Pendidikan dan Pendidikan Iklim, forum itu membahas krisis iklim bukan persoalan planet, melainkan persoalan bersama yang harus diatasi melalui perubahan perilaku dan pola pikir. Pendidikan diharapkan menjadi jembatan utama dalam menumbuhkan generasi muda yang tidak hanya kompeten, tetapi juga mampu menyelesaikan permasalahan masa depan.
Temu Pendidik Nusantara di Sidrap, menyoroti cara baru mengatasi ancaman lama, mengubah pola perilaku agar semua makhluk bisa hidup harmonis dan berintegritas. Itu diharapkan menjadi cita-cita pendidik dan pendidikan.
Makanya, ekosistem pendidikan perlu merefleksikan kebijakan 'besar' dan interaksi 'kecil' yang terjadi setiap hari. Apalagi, ekosistem pendidikan telah mengarah pada pendidikan kontekstual yang mempromosikan gaya hidup restoratif.
Pertanyaan yang muncul dalam temu pendidik itu, apakah ekosistem pendidikan telah menumbuhkan iklim yang nyaman bagi para pihak untuk bersikap kritis, kreatif sekaligus solutif terhadap pilihan dan keputusan berkait lingkungan?
Dalam pembahasan dalam talkshow pendidikan yang menjadi salah satu rangkaian kegiatan, terungap bahwa iklim pendidikan bukan hanya tanggung jawab satu pihak. Selama ini, jika ada guru yang mengalami tekanan atau kesulitan dalam mengajar, sering kali dianggap sebagai masalah individu.
Guru diharapkan melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk kepala sekolah, murid, dan orang tua. Sebab, satu individu yang melakukan aksi kecil tidak akan cukup jika tidak ada perubahan struktural dari pemerintah dan dunia usaha.
Makanya, disimpulkan bahwa peningkatan iklim pendidikan memerlukan usaha bersama dalam membangun ekosistem yang sehat, di mana setiap pihak memiliki peran untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Sebab pendidikan iklim selama ini dianggap tanggung jawab ahli sains, padahal pemahaman tentang krisis iklim harus menjadi bagian dari wawasan semua orang.
Temu Pendidik Nusantara Sidrap pun menekankan strategi yang efektif. Harus mengaitkan pembelajaran dengan studi kasus lokal. Ketika anak-anak belajar tentang polusi atau banjir yang terjadi di sekitar mereka, pendidikan iklim menjadi lebih nyata dan relevan.
"Anak-anak yang mendapatkan pengalaman langsung, tidak hanya memahami isu lingkungan dengan lebih baik, tetapi juga bisa memengaruhi orang tua mereka untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Pendiidkan iklim tidak sekadar materi di dalam kelas. Rutinitas harian di sekolah, seperti pengelolaan sampah, penghematan air, dan penggunaan bahan ramah lingkungan, perlu menjadi bagian dari kesepakatan bersama," demikian salah satu strategi yang terungkap.
Ada beberapa topik yang menjadi catatan. Salah satunya, praktik membangun iklim pendidikan dilandasi orientasi pada anak berdasarkan relasi positif yang saling memahami antara guru, murid dan orangtua. Kesepakatan kelas, disiplin, lingkungan belajar, manajemen kelas dalam mencapai kondisi kelas yang diharapkan.
Selain itu, diferensiasi, inklusif, well being dilakukan dalam memfasilitasi pembelajaran yang dapat mengakomodasi keberagaman kebutuhan belajar murid, sehingga murid merasa dihargai, diterima, dan mendapatkan dukungan untuk terus belajar. (*)