PAEREPOS.FAJAR.CO.ID, PAREPARE-- Kantor Imigrasi Kelas II TPI Parepare terus melakukan berbagai terobosan dalam rangka meraih predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) pada tahun 2025.
Salah satu upaya strategis yang ditempuh adalah peningkatan kualitas layanan melalui peluncuran empat inovasi layanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
Inovasi tersebut mencakup APPATUJU, PASTUJU, MANTAU PARE, dan QURMA. Keempatnya bertujuan memberikan kemudahan akses, fleksibilitas waktu, serta pelayanan yang lebih inklusif dan berbasis teknologi.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Parepare, Ade Yanuar Ikbal, mengatakan bahwa peluncuran layanan ini merupakan bentuk konkret pelaksanaan reformasi birokrasi yang sedang dijalankan.
“Inovasi-inovasi ini hadir sebagai wujud komitmen kami dalam menciptakan pelayanan publik yang cepat, mudah, dan humanis,” ujarnya, Senin, 21 Juli 2025.
APPATUJU (Pengambilan Paspor di Luar Jam Kerja) memungkinkan masyarakat mengambil paspor di luar jam operasional kantor, tepatnya pukul 16.00 hingga 19.00 WITA. Nama APPATUJU diambil dari bahasa Bugis. Yakni Appa (empat) dan Tuju (tujuh).
Layanan ini dirancang untuk masyarakat yang memiliki kesibukan di siang hari, sehingga tetap dapat mengakses layanan keimigrasian tanpa harus meninggalkan pekerjaan atau aktivitas utama.
“Kami menyadari bahwa tidak semua pemohon bisa datang di pagi atau siang hari. Maka APPATUJU kami hadirkan sebagai solusi yang fleksibel dan responsif,” jelasnya.
PASTUJU (Paspor Sampai Tujuan) menjadi inovasi kedua yang ditujukan bagi pemohon dengan kebutuhan khusus, seperti lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas, dan warga yang sedang sakit.
Melalui layanan ini, paspor akan dikirim langsung ke rumah pemohon di wilayah Kota Parepare. Pemohon cukup menyampaikan kondisinya kepada petugas saat proses permohonan.
“Kami ingin memastikan bahwa kondisi fisik atau mobilitas terbatas tidak menjadi hambatan dalam memperoleh dokumen perjalanan,” tegasnya.
Inovasi ketiga adalah MANTAU PARE (Manajemen Antrian Terintegrasi), yang menggunakan teknologi wireless calling system untuk mempercepat dan merapikan proses antrean saat pengambilan paspor.
Dengan sistem ini, pemohon akan menerima alat pemanggil yang berbunyi secara otomatis ketika paspor siap diambil, sehingga suasana ruang tunggu menjadi lebih tertib dan efisien.
Adapun inovasi keempat, QURMA (QR Code untuk Masyarakat), merupakan layanan berbasis digital yang memungkinkan masyarakat mengakses informasi keimigrasian melalui pemindaian QR code.
Informasi yang dapat diakses antara lain layanan keimigrasian, formulir pendaftaran, kanal pengaduan, hingga media sosial resmi Kantor Imigrasi Parepare.
Ia menambahkan bahwa keempat inovasi ini adalah bentuk nyata dari komitmen Imigrasi Parepare dalam menghadirkan pelayanan publik yang adaptif, inklusif, dan berbasis teknologi.
"Kami terus berupaya memberikan solusi yang memudahkan masyarakat, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan dalam mobilitas atau waktu. Inovasi ini juga sebagai komitmen kami menuju Predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani," tegasnya.
Kantor Imigrasi Parepare berharap inovasi ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan memberikan dampak positif terhadap kepuasan layanan publik. (*)