Notulensi Musyawarah Wilayah XI BKPRMI Sulsel:Saatnya Jiwa Muda Mengukir Sejarah Baru

  • Bagikan


H. Muhammad Saleh
Wakil Ketua DPW BKPRMI Periode 2021–2025
Dosen IAIN Parepare

Dalam semesta perjuangan pemuda Islam, organisasi Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) telah menjadi kawah candradimuka yang tak tergantikan. Di bawah atap masjid, ribuan jiwa muda tumbuh, belajar, dan mengabdi. Seiring berjalannya waktu, estafet kepemimpinan menjadi keniscayaan. Maka, Musyawarah Wilayah XI DPW BKPRMI Sulawesi Selatan untuk periode 2025–2030 bukan sekadar forum struktural, melainkan momentum monumental: titik balik bagi konsolidasi kader dan pembaharuan arah perjuangan. Inilah saatnya jiwa muda mengukir sejarah baru.

Dengan mengangkat tema “Meneguhkan Peran BKPRMI dalam Mewujudkan Sulawesi Selatan Maju dan Berkarakter”, Muswil XI menegaskan kembali peran sentral BKPRMI sebagai agen pembentukan masyarakat madani yang islami. Di tengah arus modernitas, krisis identitas, dan degradasi moral generasi muda, organisasi ini hadir sebagai oase pembinaan ruhani, intelektual, dan sosial. Namun untuk tetap relevan, BKPRMI harus mengalami revitalisasi dalam visi, program, dan kepemimpinannya.

Muswil kali ini menjadi panggung untuk menata ulang strategi dakwah berbasis masjid yang inklusif dan adaptif terhadap zaman. Bukan hanya dakwah di mimbar, tapi juga dakwah digital, dakwah kultural, dan dakwah sosial yang menyentuh seluruh segmen masyarakat. Pemuda masjid tidak lagi cukup sekadar menjadi penjaga menara adzan, tetapi harus menjadi penjaga nalar publik, pelopor etika bermedia, dan penggerak transformasi komunitas.

Dalam narasi regenerasi, kerap muncul perdebatan klasik: siapa yang layak memimpin? Yang muda atau yang senior? Namun, semangat BKPRMI tidak dibatasi oleh angka usia. Kepemimpinan sejati ditentukan oleh semangat dan integritas. Di sinilah pentingnya kita menanamkan paradigma baru: bukan masalah usia, tetapi spirit jiwa muda.
Jiwa muda bukan berarti belum beruban. Jiwa muda adalah keberanian mengambil tanggung jawab, keterbukaan terhadap inovasi, semangat belajar tanpa henti, dan keberpihakan kepada umat. Jiwa muda adalah ketika seseorang mampu mendengar aspirasi kader di lorong-lorong masjid kecil, hingga menjembatani ide-ide besar di ruang rapat nasional. Jiwa muda adalah ketika pemimpin tak sibuk mencari posisi, tetapi sibuk menciptakan kontribusi.

Muswil ini menjadi ladang subur untuk menyemai kader-kader muda dengan jiwa kepemimpinan visioner, bukan yang sekadar siap tampil, tetapi yang siap melayani. Yang tidak hanya bisa berbicara di atas panggung, tetapi juga rela turun ke pelosok desa membina guru TPA, memotivasi remaja masjid, dan menjawab tantangan era digital.

Salah satu pilar dalam tema Muswil XI adalah karakter. Dalam konteks Sulawesi Selatan yang dikenal dengan falsafah Siri’ na Pacce, nilai karakter bukan barang asing. BKPRMI justru harus menjadi ruang pengintegrasian nilai-nilai Islam dengan kearifan lokal. Masjid sebagai pusat gerakan harus kembali menjadi ruang pendidikan karakter, dialog lintas generasi, dan pemberdayaan masyarakat. Di sini, BKPRMI dapat mengembangkan program-program strategis yang menumbuhkan spiritualitas sekaligus daya saing pemuda di era global.
Sulawesi Selatan yang maju tidak cukup dibangun dengan pembangunan fisik, tapi harus dibarengi dengan pembangunan moral. Pemuda yang cerdas secara intelektual, namun kosong secara spiritual, akan menjadi ancaman sosial. BKPRMI hadir sebagai penjaga keseimbangan itu menyatukan keimanan, ilmu, dan kepeloporan dalam satu tarikan nafas perjuangan.

Estafet kepemimpinan BKPRMI Sulsel ke depan perlu dibangun di atas fondasi kolaboratif, bukan kompetitif. Muswil XI harus menjadi panggung menyatukan kekuatan, bukan memecah energi. Para calon pemimpin harus berpikir lintas sektoral, membuka ruang sinergi dengan ormas Islam lain, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan. Hanya dengan kolaborasi yang kuat, BKPRMI bisa menjangkau lebih luas, berinovasi lebih cepat, dan berdampak lebih besar.

Kepemimpinan baru yang dihasilkan dari Muswil ini juga harus transformative, yakni mampu merumuskan program yang tidak hanya reaktif terhadap problem, tapi juga proaktif dalam menawarkan solusi. Inovasi seperti digitalisasi pelatihan guru TPA, platform pembinaan remaja masjid berbasis aplikasi, hingga penyelenggaraan event dakwah yang merangkul generasi Z adalah contoh konkret arah pembaruan.

Kita hidup di zaman ketika perubahan begitu cepat, dan waktu tidak menunggu. BKPRMI tidak boleh menjadi organisasi yang tertinggal, hanya karena tak berani berubah. Sebaliknya, ia harus menjadi mercusuar perubahan itu sendiri. Dan semua perubahan besar selalu dimulai oleh jiwa-jiwa muda yang berpikir besar dan bertindak nyata.

Musyawarah Wilayah XI bukan hanya babak baru dalam sejarah organisasi, tetapi peluang suci untuk menyusun narasi masa depan. Mari kita yakini bahwa setiap kader muda atau senior memiliki tempat dalam perjuangan ini. Tapi estafet tetap harus berjalan, dan jiwa muda harus tampil ke depan, bukan hanya untuk menggantikan, tapi untuk melanjutkan dan melampaui.

Mari kita isi sejarah BKPRMI dengan lembaran baru yang lebih gemilang. Karena masa depan umat, dimulai dari masjid. Dan masa depan BKPRMI, dimulai dari semangat kita hari ini. Dalam pesta demokrasi internal organisasi keumatan seperti Musyawarah Wilayah XI DPW BKPRMI Sulawesi Selatan, kehadiran empat bakal calon ketua adalah wujud kematangan kaderisasi, kekayaan pemikiran, dan semangat pengabdian yang patut disyukuri. Namun, di balik dinamika dan kompetisi yang ada, ada harapan luhur dari seluruh kader: agar musyawarah ini tidak hanya menghasilkan pemimpin baru, tetapi juga mencerminkan marwah dan akhlak organisasi yang berakar di pelataran masjid. Karena itu, izinkan melalui tulisan sederhana ini, kami menyampaikan kepada para peserta musywil terkhusus kepada keempat bakal calon ketua untuk kita renungkan bersama:

  1. Jadikan Ukhuwah Sebagai Nafas Perjuangan
    Kompetisi dalam organisasi adalah keniscayaan, tetapi ukhuwah adalah keniscayaan yang lebih tinggi. Persaingan hendaknya tidak memutuskan silaturahim, apalagi menodai ukhuwah Islamiyah. Sebab, BKPRMI bukan panggung politik pragmatis, melainkan ruang pengabdian untuk Allah dan umat. Siapapun yang mencederai ukhuwah dalam proses pemilihan, hakikatnya sedang melukai ruhul jama’ah. Ingatlah sabda Rasulullah ﷺ: "Muslim yang satu adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya disakiti."(HR. Bukhari dan Muslim). Maka, bersainglah dengan semangat persaudaraan. Bahwa jika pun tidak terpilih, tetap menjadi bagian dari solusi. Dan jika pun menang, tetap merangkul yang lain sebagai saudara seiring jalan dakwah.
  2. Buktikan Kedewasaan, Tunjukkan Jiwa Kepemimpinan
    Seorang calon pemimpin BKPRMI harus menunjukkan kedewasaan berorganisasi dan kematangan spiritual. Tidak mudah tersulut, tidak mudah membalas, tidak mudah tergoda memprovokasi. Ia harus menjadi pendingin suasana, bukan penyulut api. Ia harus menjadi pengarah narasi, bukan penyebar drama. Biarlah kader melihat bahwa calon pemimpin BKPRMI adalah orang yang tahu kapan harus bicara, dan lebih tahu kapan harus diam. Bahwa ia memiliki mental juara, bukan hanya mental pencari jabatan. Ia bukan hanya menginginkan posisi, tetapi siap menanggung konsekuensi dari amanah yang berat.
  3. Tanda Pemimpin Besar: Mampu Memuliakan Lawan
    Ujian kepemimpinan sesungguhnya bukan pada saat berpidato di forum resmi, tapi saat berhadapan dengan sesama kandidat. Mampukah Anda memuliakan mereka yang bersaing dengan Anda? Mampukah Anda menahan lidah dari celaan dan fitnah? Mampukah Anda tetap bersalaman hangat dan berbagi senyum meski pilihan kader berbeda? Jika mampu, maka Anda telah lulus sebagai qiyadah ruhiyah pemimpin yang bukan hanya memimpin struktur, tapi juga memimpin hati umat. Karena pemimpin sejati bukan sekadar memenangkan suara, tetapi memenangkan kepercayaan dan cinta kader. Dan cinta itu tidak lahir dari intrik, melainkan dari adab.
  4. Kemenangan Terbesar Adalah Ketika Jama’ah Tetap Satu
    Siapa pun nanti yang diberi amanah, kami semua berharap satu hal: jangan pecah belah organisasi ini. Jangan jadikan Muswil sebagai penyebab polarisasi internal yang berkepanjangan. Tidak ada gunanya menang jika pada akhirnya kita kehilangan semangat kolektif. Tidak ada gunanya duduk di kursi tertinggi jika saudara-saudara sendiri menjauh karena luka yang belum sembuh. Maka bertandinglah dengan hormat, bersainglah dengan bermartabat, dan bertemulah kembali dalam pelukan ukhuwah, apa pun hasilnya. Sebab, Muswil hanya berlangsung beberapa hari, tapi ukhuwah harus berlangsung seumur hidup.

Akhirnya, kepada para peserta musywil dan calon pemimpin BKPRMI, mari kita renungi firman Allah SWT: "Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa."
(QS. Al-Hujurat: 13)
Bukan siapa yang paling banyak tim suksesnya, bukan siapa yang paling fasih berbicara, dan bukan siapa yang paling banyak berjanji. Tapi siapa yang paling bertakwa, jujur, tulus, dan membawa maslahat bagi umat.
Maka menanglah dengan cara yang baik. Dan kalaupun belum menang, terimalah dengan lapang, dan tetaplah berjuang bersama. Karena di BKPRMI, tidak ada yang kalah. Yang ada hanya kader yang tetap setia di jalan dakwah, meskipun tidak menjadi ketua atau pengurus. Ayo kita tetap berkhidmat tanpa batas: Cinta, Perjuangan, dan Dedikasi untuk BKPRMI

Billahi fi sabilil Haq
Kader BKPRMI

  • Bagikan