Bisnis Rapid Tes Antigen Sepi, Pendapatan Pengurus Penumpang Kapal Laut Berkurang

  • Bagikan

PAREPARE,PAREPOS.FAJAR.CO.ID– Layanan tes antigen dan PCR Covid-19 pasca keluarnya mulai berdampak pada sejumlah klinik kesehatan di Pelabuhan Nusantara. Hal itu merupakan dampak dari Surat Edaran Nomor 24 tahun 2022 yang mengatur tentang petunjuk pelaksanaan perjalanan orang dalam negeri dengan transportasi laut pada masa pandemi yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan RI pada tanggal 8 Maret 2022.

Dalam surat edaran itu disebutkan, pelaku perjalanan transportasi laut tidak perlu lagi menunjukkan bukti test rapid antigen atau PCR. Asalkan dapat memperlihatkan bukti telah divaksin satu dan dua yang terhubung di aplikasi peduli lindungi. Bahkan, berdasarkan data dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Parepare, Sabtu 13 Maret 2022 kemarin.

KM Pantokrator yang berangkat menuju Samarinda memuat sebanyak 799 penumpang. Dimana sebanyak 495 penumpang di antaranya telah divaksin lebih dari satu kali. Sedangkan yang divalidasi KKP sebanyak 304 penumpang yang menyertakan rapid tes antigen atau PCR,  sebab baru sekali divaksin atau belum sama sekali. Artinya, kurang dari setengah jumlah penumpang yang dirapid tes antigen pada sejumlah klinik kesehatan. Maka yang dulunya 100 persen penumpang harus memiliki bukti rapid tes antigen, kini tak lagi melakukan tes di klinik kesehatan.

Pegawai Klinik Zhafirah mengaku, sejak awal berlakunya SE 24 itu, calon penumpang yang datang untuk dirapid test antigen sangat banyak. Seperti hari-hari keberangkatan kapal laut biasanya berkisar 200 calon penumpang yang dirapid test antigen. “Biasa rata-rata 200 orang. Itu hari-hari besar, tiga kali seminggu hari besar, Rabu, Sabtu, dan minggu. Sekarang paling 15 saja. 90 persen lebih turunnya. Kalau biayanya rata-rata klinik kenakan Rp 80 ribu,” kata Pegawai Klinik Zhafirah.

Sedangkan menurut pegawai Klinik Fausiah, beberapa hari ini memang terjadi penurunan calon penumpang yang mengambil keterangan rapid Test antigen di klinik Fausiah. “Berkurang berkisar 30 persen. Tidak seramai dulu. Bahkan Penumpang KM Pantokrator itu hanya 300 lebih yang dirapid test antigen, dari jumlah 700 lebih penumpang,” ungkap pegawai Klinik Fausiah.

Sementara, menurut salah satu pengurus penumpang di Kawasan Pelabuhan Nusantara (KPN) Parepare, Baha mengakui, perbandingan menurunnya calon penumpang yang akan dites antigen adalah satu banding lima. “Kalau 8 penumpang, hanya 1 calon penumpang yang tes antigen,” kata pria yang akrab disapa omba.

Meski, berdampak baik bagi calon penumpang, sebab kebanyakan mereka telah divaksin dua. Dan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya rapid tes antigen atau PCR. Tapi pendapatan bagai pengurus penumpang berkurang. “Dampaknya pasti baik bagi penumpang. Tidak keluar biaya lagi untuk antigen, selama dua tahun lebih. Namun, pendapatan bagi kami pengurus berkurang dari 50 persen dan sekarang tinggal 20 persen. Tapi itu kesyukuran, moga covid-19 segera berlalu,”jelasnya di Warkop 588. (nan/B)

 

 

  • Bagikan