Stunting di Maros Capai 4.434 Balita, Bupati Tingkatkan Anggaran Pencegahan

  • Bagikan

Bupati Maros Chaidir Syam bersama Kepala Dinas Kesehatan Muhammad Yunus dan staf dalam kegiatan upaya pencegahan stunting. (Foto: Teguh)

MAROS, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Jumlah stunting di Kabupaten Maros tahun 2022 mengalami peningkatan jika dibanding dua tahun sebelumnya. Melalui Kepala Dinas Kesehatan Maros, Muhammad Yunus mengatakan, jika saat ini jumlah kasus stunting mencapai 4.434 balita, sementara pada tahun sebelumnya hanya 2.892 kasus.

"Pada tahun 2022 jumlah stunting mencapai 4.434 atau 14 persen dari 29.684 balita yang diperiksa. Sementara pada tahun 2021 yakni 2.892 atau 9.47 persen dari 30.584 balita yang diperiksa," bebernya, Jumat, 20 Mei 2022.

Pada tahun 2020, jumlah stunting 3.812 stunting atau 13,04 persen dari 29.231 balita yang diperiksa. Mantan Kepala Puskesmas Bantimurung itu, juga mengatakan, jika jumlah kasus stunting tertinggi berada di Kecamatan Turikale.

"Karena sasarannya banyak dan partisipasi masyarakat lebih bagus. Sesuai data E.PPGBM jumlah kasus di Turikale 809 balita," sebutnya.

Lebih lanjut dijelaskan, penyebab meningkatnya jumlah stunting di Kabupaten Maros, adalah partisipasi masyarakat untuk membawa anaknya ke posyandu yang semakin meningkat.

"Sehingga yang dilakukan pemeriksaan semakin meningkat pula. Sebelumnya itu, rendah karena, masih pandemi, sehingga masyarakat enggan membawah anaknya ke posyandu," ujarnya.

Untuk menekan angka stunting, kata dia, yang terpenting adalah melakukan kolaborasi multi sektor, multi pihak, multi level. "Ini kuncinya, intervensi spesifik, terkait kesehatan dimulai dari pendampingan sejak remaja, hamil, bersalin, penanganan penyakit yang muncul pada balita dan lain-lain," ungkapnya.

Yunus menjelaskan, bagi ibu hamil harus rajin memeriksakan kehamilannya minimal 6 kali dalam setahun untuk mencegah lahirnya bayi yang berpotensi untuk stunting.

Untuk mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Maros, kata dia, maka diimbau kepada seluruh masyarakat untuk berkolaborasi dengan melaksanakan pecegahan dari awal.

"Kami juga berharap semua balita agar rutin dibawa ke posyandu minimal satu kali dalam sebulan untuk mengukur tumbuh kembang dan mengharapkan masyarakat agar tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan menggunakan jamban sehat dan air bersih," harapnya.

Sementara itu, Bupati Maros Chaidir Syam mengaku cukup prihatin dengan peningkatan jumlah angka stunting ini. "Namun peningkatan ini, menjadi tantangan buat kami untuk bekerja maksimal dalam penanganan dan pencegahan stunting," bebernya.

Pihaknya pun berencana untuk meningkatkan anggaran pencegahan stunting di Kabupaten Maros pada tahun 2022. "Tahun 2021 anggaran untuk pencegahan stunting sekitar Rp45 miliar. Kami berencana akan meningkatkan anggaran pencegahan menjadi Rp63 miliar," sebutnya. (guh)

  • Bagikan