Pasca Banjir dan Longsor, Ketapang-Dinsos Majene Serahkan Bantuan CPPD

  • Bagikan

Kadinsos Majene Muhammad Jafar bersama Sekretaris Ketapang Majene H Misbar Amrah menyerahkan bantuan CPPD kepada Kepala Desa Salutambung Jabaruddin.

MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) bersama Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Majene menyerahkan bantuan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD), berupa beras kepada masyarakat pasca banjir dan longsor di Desa Salutambung, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene.

Bantuan itu, diterima Kepala Desa Salutambung untuk diserahkan kembali kepada warganya yang terdampak bencana banjir dan longsor.

Sekretaris Dinas Ketapang Majene H Misbar Amrah menjelaskan, penyaluran bantuan cadangan pangan berdasarkan surat usulan Pemerintah Desa (Pemdes) Salutambung kepada Pemda Majene guna meringankan beban warga yang terdampak banjir dan longsor.

"Bantuan beras ini, sebanyak 200 kilogram dan kita serahkan kepada Kepala Desa Salutambung untuk disalurkan kepada warganya yang terdampak banjir dan longsor," terang Misbar Amrah, Rabu, 22 Juni 2022.

Ia berharap, meski tidak seberapa bantuan beras, namun dapat meringankan beban ekonomi bagi warga yang terdampak banjir di Desa Salutambung. "Penyerahan bantuan CPPD ini, juga sesuai perintah dari Pemda Majene," sebut mantan Sekretaris DKP Majene itu.

Sebelumnya, di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene juga dilanda banjir akibat intensitas hujan yang tinggi hingga meluluhlantakkan sejumlah permukiman, rumah hanyut hingga sejumlah warga setempat terpaksa mengungsi ke tempat yang aman.

Namun, pasca banjir tersebut, Tim Krisis Kesehatan dari Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Kecamatan Malunda bersama Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat melakukan pelayanan kesehatan di lokasi terdampak banjir.

Pelayanan kesehatan ini, dikoordinir Kepala PKM Kecamatan Malunda H Hamka S.Km yang sedia penuh bersama tim medis gabungan untuk memberikan pelayanan maksimal terhadap warga terdampak.

“Kegiatan pelayanan kesehatan ini, sedikit mengalami kendala atau hambatan, yaitu akses jalan menuju lokasi, dan tim harus berhati-hati saat melintas, karena mobil yang kita kendarai hanya sampai ke jembatan yang putus. Sehingga melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki dan melewati banyak batang pohon yang hanyut serta dipenuhi lumpur,” terangnya.

Ia mengaku, selama di lokasi banjir telah gencar melakukan pemeriksaan terhadap warga terdampak dan menemukan sejumlah gejala penyakit umumnya, seperti gatal-gatal, demam serta flu.

“Terutama ini dialami anak-anak dan lansia, dan jika ada gejala yang tidak bisa ditangani tentu kita melakukan langkah untuk membawa ke PKM terdekat guna perawatan lebih lanjut,” tutupnya (edy)

  • Bagikan