SMPN 4 dan PKM Lembang Screening Kesehatan Siswa

  • Bagikan

SMPN 4 Majene bekerja sama Puskesmas Lembang melaksanakan screening kesehatan kejiwaan untuk peserta didik. (Foto: Ardedy)

MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Remaja adalah generasi penerus bangsa. Remaja memulai masa transisi dari anak-anak ke masa dewasa berkisar pada usia 10 sampai 19 tahun.

Menurut Kepala SMPN 4 Majene Andilah, rasa keingintahuannya sangat besar terhadap sesuatu hal, jika mendapatkan informasi kesehatan yang salah, maka akan berakibat buruk terhadap kesehatan dirinya. Sehingga penting dilakukan peningkatan edukasi masalah kesehatan bagi remaja tersebut. 

Dengan melakukan screening kesehatan sesuai anjuran, dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran mengenai pentingnya pola hidup sehat. Selain itu, skrining juga memungkinkan suatu gangguan kesehatan teratasi lebih dini.

Seperti yang dilaksanakan pihak SMPN 4 Majene bekerjasama dengan Puskesmas (PKM) Lembang. 

"Kegiatan screening kesehatan kejiwaan untuk peserta didik dengan perwakilan kelas 7, 8, dan 9 sebanyak 30 orang untuk mengambil sampel secara acak dari tiap kelas," terang Hj Andilah Kepala SMPN 4 Majene.

Dijelaskan, kegiatan ini digelar dan dilatarbelakangi kondisi masa remaja yang mengalami  lonjakan perubahan, baik perubahan biologis, psikologis maupun sosial.

 "Apalagi usia remaja merupakan usia pancaroba dalam siklus hidup manusia," jelasnya.

Dituturkan, perkembangan fisik yang pesat kadang tidak disertai perkembagan jiwa dan spiritual yang matang. Sehingga tidak jarang remaja mengalami ketidakseimbangan dalam kejiwaannya itu sendiri. 

"Kondisi yang tidak seimbang dalam kejiwaan ini, apabila berlanjut dan tidak segera mendapatkan penanganan akan berakibat buruk bagi perkembangan selanjutnya, baik dalam pengendalian emosi maupun dalam berperilaku," paparnya.

Kesehatan jiwa anak dan remaja, lanjutnya, merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan anak dan remaja di sekolah, serta penentu masa depan di masyarakat.

 "Karena itu,  screening kesehatan remaja ini, dengan menggunakan instrumen headsss (Home, Education, Aktivity, Drugs, Seksuality, Safety, Suecide)," urainya.

Kondisi remaja sambungnya, dipertimbangkan karena anak dan remaja menghabiskan hampir sebagian besar waktu di sekolah. 

"Menempatkan sekolah menjadi tempat yang penting untuk melakukan deteksi dan intervensi dini persoalan atau kesulitan emosi dan perilaku anak yang mungkin dihadapi," ujarnya.

Lebih jauh Andilah menuturkan, sebagai aset bangsa yang tidak ternilai di masa depan, tentu dibutuhkan upaya strategis untuk dapat mengkondisikan remaja pada suasana yang nyaman agar tumbuh kembangnya bisa optimal sesuai harapan bersama. 

"Didasarkan pada hal ini, maka SMPN 4 Majene dengan melibatkan tenaga kesehatan dari Puskesmas Lembang dengan upaya melakukan deteksi dini kesehatan kejiwaan peserta didik, untuk mendeteksi lebih awal perilaku anak remaja berkaitan dengan kesehatan jiwa, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat. Untuk mengetahui cara pembinaan yang tepat bagi remaja, tentu sesuai dengan profil perkembangannya," jelasnya. (edy)

  • Bagikan