Percaya IAS Bisa Hadirkan Stadion untuk PSM, Sudah Terbukti Bisa Membangun!

  • Bagikan

BANTAENG, PAREPOS.FAJAR.CO.ID - Roadshow politisi senior Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin (IAS) di Selatan Sulsel berlanjut di Warkop Bang Noval, Jalan Andi Mannapiang, Kota Bantaeng. Di warkop dua lantai ini, IAS nonton bareng laga Rans FC versus PSM dengan pemuda dan milenial Bantaeng, Senin malam, 15 Agustus 2022.

Sebagian besar adalah kerabat dekat wali kota Makassar 2004-2014 itu. Beberapa kerabat IAS yang hadir di antaranya Zainal Amri, Guntur La Bandu, dan sejumlah tokoh masyarakat, pemuda, dan perempuan Bantaeng.

Usai kemenangan PSM 2-1 atas tim yang dimiliki Raffi Ahmad itu, mereka yang nobar bersuka cita. IAS mem-posting status WA bangga atas kemenangan squad Pasukan Ramang. 3 poin yang membanggakan.

Setelah itu, dialog terbuka digelar. Agung Budiman, milenial Bantaeng yang sangat cinta PSM membuka sesi tanya jawab soal stadion untuk PSM. Dia menanyakan apakah IAS bisa mewujudkan hadirnya stadion untuk tim kebanggaannya itu di wilayah Kota Makassar.

"Kami yang berada di wilayah Selatan Sulsel ini sangat berat jika harus menonton PSM sampai ke Pare-pare. Bisakah Pak IAS menghadirkan stadion untuk PSM di Makassar jika dipercaya menjadi Gubernur Sulsel kelak," tanya Agung.

Merespons itu, IAS mengajak pencinta PSM untuk menghindari mencari kambing hitam atas kondisi Makassar yang sedang tidak punya stadion sama sekali. "Jangan menoleh ke belakang, tapi mari menatap masa depan," ajak IAS mengawali jawabannya.

Keinginan menghadirkan stadion untuk PSM pasti ada. Apalagi, IAS sempat berada di pusaran dunia sepak bola Makassar selama 12 tahun. Menjadi ketua umum PSM, pernah mengantar PSM menjadi juara (2000), dan runner up berturut-turut (2001-2002).

Bahkan, IAS adalah Ketua Umum PSM yang berhasil menggagas program pembinaan pemain muda Sulselbar melalui Pra Ligina. Program ini sukses menjadi suplier pemain profesional dan pemain timnas di eranya.

Karena program Pra Ligina PSM itu, tercipta proses pembinaan pemain-pemain dari berbagai daerah di Sulsel, serta Sulbar yang baru setahun mekar sebagai provinsi baru. Misinya adalah menciptakan pemain muda yang akan menopang pemain-pemain senior di PSM.

Ardan Aras, alumni Pra Ligina, beberapa waktu lalu berkisah, ada prinsip yang berkembang di tubuh pengurus PSM waktu itu (2005). Bahwa PSM yang penuh prestasi karena baru saja dua kali jadi runner up Liga Indonesia, harus mencoba untuk mencetak pemain-pemain lokal berkelas.

" Seingat saya PSM ketika itu risau karena prestasi itu dibangun dengan banjirnya pemain-pemain dari luar. Padahal, jika dibina, pemain Sulsel itu sebenarnya banyak," kenang gelandang Pelita Jaya ini.

Pra Ligina 1 memang membuat geger kancah sepak bola nasional. Alumni selain Ardan di antaranya Asmar, Iqbal Samad, Syamsuddin Sangkala, Arwin Rabdha, Arfan Baba, Fachruddin, Juned, Yusuf Hamzah, Nanang Hendrawan, Angga Pratama dan Buyung Gonggong.

Di antara mereka ada yang sempat masuk dalam skuat PSM senior sebelum berpetualang membela sejumlah klub Tanah Air. Mereka siap pakai, karena di Pra Ligina, mereka sudah mendapatkan segalanya. Mulai dari teknik, sikap dan karakter sebagai pemain profesional.

Alumni PSM Pra-Ligina angkatan pertama hampir semuanya mendapatkan klub.

"Jadi, saya jelas punya angan-angan menghadirkan stadion bersandar internasional untuk PSM. Kendala utama pembangunan stadion sering kali soal ketersediaan anggaran. Karena menelan triliunan. Di situlah tantangan kreatifitas kepala daerah untuk bisa membangun tidak melulu mengandalkan APBD," sambung Ketua Tim Pemenangan Airlangga Hartarto Sulsel itu.

Zainal Amri, tokoh pemuda Bantaeng menimpali, yakin IAS bisa membangun stadion untuk PSM kelak jika dipercaya masyarakat Sulsel menjadi gubernur 2024 mendatang. Alasan Zainal sederhana.

"Pengalaman IAS sebagai wali kota Makassar sudah terbukti bisa membangun sejumlah pekerjaan besar tanpa menghambur uang APBD. Lihat saja Revitalisasi Karebosi dan Masjid Terapung Pantai Losari. Sudah ada bukti bisa menjadi kepala daerah kreatif yang membangun tanpa harus mengandalkan APBD," tegas Zainal.

IAS kembali melakukan roadshow ke wilayah Selatan Sulsel, 15-17 Agustus 2022. Itu hanya berselang sehari setelah IAS merampungkan tour politik ke lima kabupaten plus Luwu Raya, 7-13 Agustus. Dua daerah yang dirambah IAS kali ini adalah Jeneponto dan Bantaeng.

Di Bontolojong Jeneponto, IAS menjadwalkan menggelar Camping Kemerdekaan bersama milenial Sulsel, menyambut HUT RI ke-77. Menginap di alam bebas dan melakukan upacara hari kemerdekaan pada 17 Agustus pagi. (*)

  • Bagikan