Tekan Angka Stunting, BKKBN Sulsel Lakukan Pendampingan Tim AKS Parepare

  • Bagikan

PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- BKKBN provinsi Sulsel melakukan pendampingan tim audit kasus stunting pusat atau provinsi dalam proses identifikasi dan seleksi kasus, di Kota Parepare.

Kegiatan ini dihadiri Wawali Parepare, Pangerang Rahim, Koordinator Bidang KBKR BKKBN Provinsi Sulsel, Ihsan, Sub Koordinator Kesehatan Reproduksi BKKBN Sulsel, Kasriati Kabira, Analis Kesehatan Reproduksi BKKBN Sulsel, Priska Kurnia, Kepala BKKBN Parepare Halwatiah, Sekretaris, Kabid KB/KS Andi Zulfadyanti, Kakan Kemenag Parepare, Camat Bacukiki Barat, Fitriany, perwakilan puskesmas, dan para lurah dari lima lokus prioritas pencegahan dan penanganan stunting, berlangsung di RM Patato kelurahan Lumpue, Rabu (21/9/22).

Koordinator Bidang Keluarga Berencana Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Provinsi Sulsel, Ihsan menjelaskan, Audit kasus stunting (AKS) adalah identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin atau sumber data lainnya.

"AKS dilakukan dengan cara melakukan beberapa tahapan selama seribu hari pertama kehidupan (HPK) mulai dari calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan dan anak bawah dua tahun. Ini dilakukan supaya bisa diketahui penyebab terjadinya kasus stunting sebagai upaya pencegahan," jelas Ihsan.

Lanjut, Ihsan mengatakan, kegiatan utama audit kasus stunting di kabupaten/kota yaitu pelaksanaan audit dan manajemen AKS. selanjutnya dilakukan diseminasi hasil kajian dan rencana tindak lanjut kepada lintas sektor terkait, dan melakukan evaluasi rencana tindak lanjut.

"Peran BKKBN Provinsi dalam kegiatan AKS adalah memberikan pendampingan kepada tim AKS kabupaten/kota mulai dari pembentukan tim sampai evaluasi rencana tindak lanjut," ujarnya.

Ihsan menyimpulkan, tujuan pendampingan tim AKS adalah meningkatkan pemahaman Tim AKS di kabupaten/kota dalam upaya mengindentifikasi kasus stunting melalui data hasil elsimil dan google form serta sumber data lainnya.

"Juga untuk memperkuat koordinasi Tim AKS dalam mendukung kelancaran kegiatan AKS. Sekaligus memfasilitasi penyusunan rencana kerja tim AKS di kabupaten/kota dalam pelaksanaan kegiatan AKS," jelas Ihsan.

Wawali Parepare sekaligus Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kota Parepare, Pangerang Rahim mengatakan, kegiatan ini tujuannya adalah mempercepat penurunan angka stunting di Kota Parepare.

Komitmen kota Parepare, kata Pangerang, sedapat mungkin menurunkan angka stunting di Parepare menjadi 10 persen pada tahun 2024. Saat ini jumlah kasus stunting di Parepare sebanyak 1.009 kasus atau 13,78 persen dari 7.955 sasaran.

"Alhamdulillah berkat kerjasama Pemkot Parepare bersama stakeholder, mitra kerja, dan pihak terkait selama 9 bulan tahun 2022. Alhamdulillah angka stunting di kota Parepare dapat diturunkan. Sekarang posisi 13,78 persen. Angka ini sudah di bawah target nasional yaitu 14 persen tahun 2024. Ini data dari seluruh kelurahan," jelasnya.

Lanjut, Pangerang mengatakan, keberhasilan yang saat ini dicapai diharap dapat dipertahankan dan lebih giat lagi bekerja dalam mencapai target kota Parepare 10 persen pada tahun 2024.

"Masih ada 10 kelurahan di Parepare yang di atas 14 persen, untuk jumlah kasus stunting. Kelurahan Lapadde dari 863 sasaran, sebanyak 203 kasus stunting atau 26,06 persen. Kelurahan Labukkang zero kasus dari 305 sasaran. Kelurahan Mallusetasi ada 1 kasus dari 76 sasaran," ujarnya.

Pangerang berharap kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Parepare untuk lebih pro aktif dalam melakukan pendampingan maupun edukasi kepada masyarakat dalam rangka penurunan stunting di Kota Parepare.

"Tujuan audit kasus stunting yang dilaksanakan hari ini yang pertama adalah mengidentifikasi risiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran. Kemudian untuk mengetahui penyebab risiko terjadinya stunting. Menganalisis faktor risiko terjadinya stunting pada balita. Dan merekomendasi penanganan kasus perbaikan tata laksana kasus serta upaya pencegahan yang harus dilakukan," beber Pangerang.

Pangerang juga berharap kepada Tim audit stunting khsusunya tim teknis dan tim pakar audit stunting dalam mengidentifikasi dan menganalisis faktor risiko terjadinya stunting kepada sasaran dapat berjalan baik dan ditangani dengan baik. (Nan)

  • Bagikan