PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID— Kepemimpinan Dr HM Taufan Pawe (TP) sebagai Wali Kota Parepare telah memasuki tahun kesembilan dan keempat tahun bersama H Pangerang Rahim sebagai Wakil Wali Kota Parepare, tepat 31 Oktober 2022.
Di bawah nahkoda profesional hukum ini, Kota Parepare terus menjelma menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sulawesi Selatan, dengan visi mewujudkan Kota Industri Tanpa Cerobong Asap.
Perekonomian Kota Parepare terus tumbuh diangka 4,41% di tahun 2021 pasca pandemi Covid-19, yang diikuti dengan angka kemiskinan di Kota Parepare turung hingga 5,40% pada tahun 2021.
Di mana pada awal kepemimpinan Taufan Pawe, angka kemiskinan di Kota Parepare mencapai 7,06% di tahun 2013. Salah satu program unggulan pemerintahan TP Pangerang dalam menanggulangi kemiskinan adalah bedah rumah.
Tahun 2021 Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare telah mengerjakan sebanyak 3.404 unit dari target di RPJMD tahun 2018-2023 hanya 3.375 unit. Artinya telah melebihi target sebanyak 29 unit.
Taufan Pawe mengatakan, bahwa program bedah rumah merupakan program prioritas dalam RPJMD 2013-2018.
“Pemerintah haruslah hadir di tengah masyarakat dalam mewujudkan impian masyaraka tmemiliki rumah layak huni. Hal ini sebagai implementasi dalam upaya mengurangi dan menuntaskan angka kemiskinan di Kota Parepare,” ujarnya.
Selain itu, Pemkot Parepare juga menghadirkan program impian dengan menargetkan sebanyak 234 unit. Pada tahun 2021 telah dibangunsebanyak 99 unit, tahun 2022 akan dibangun sebanyak90 unit dan hanya sisa 45 unit di tahun 2023.
Program penanggulan kemiskinan diperkuat dengan program beras sejahtera. Di mana masyarakat yang berpenghasilan rendah berhak mendapatkan program beras keluarga sejahtera.
Pemkot Parepare berpandangan bahwa hal tersebut merupakan hak dasar yang perlu dipastikan dimiliki oleh masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi di Kota Parepare juga ditopang dengan dijadikannya Stadion Gelora BJ Habibie (GBH) sebagai homebase PSM Makassar dalam mengarungi kompetisi Liga 1 Indonesia.
Setidaknya terdapat 18.000 orang hadir di stadion dalam setiap pertandingannya, yang membuat perekonomian di kota kelahiran Presiden ke-3 Indonesia, BJ Habibie ini kembali bangkit.
“Inilah bukti bahwa saya mewujudkan industri tanpa cerobong asap melalui industri sepakbola, jadi industri tidak selamanya diartikan cerobong asap,” ungkap Taufan Pawe saat meninjau Stadion Gelora BJ Habibie, belum lama ini.
Di sektor lainnya, Pemkot Parepare juga terus berbenah. Di bidang kesehatan, Pemkot Parepare telahmelahirkan program layanan kesehatan secara terpadu melalui layanan Call Center 112. Di mana sebanyak 101.904 pelaporan telah dilayani.
Selain itu, Pemkot Parepare di bawah komando TP-Pangerang juga memberikan kepedulian yang tinggi terhadap jaminan kesehatan warganya melalui program
Jaminan Kesehatan Nasional, yakni BPJS Kesehatan.
“Di Kota Parepare, seluruh masyarakat telah tercover BPJS Kesehatan. Sehingga mereka tidak perlulagi memikirkan persoalan jaminan kesehatan, cukup bekerja sebaik-baiknya,” jelas Ketua Umum Partai Golkar Sulsel ini.
Sebagai pusat layanan kesehatan di Utara Sulawesi Selatan, RSUD Andi Makassau dan Rumah Sakit dr Hasri Ainun Habibie terus dilengkapi dengan peralatan kesehatan yang modern dan canggih.
Sektor pendidikan, TP-Pangerang menghadirkan pendidikan gratis yang berdampak pada peningkatan partisipasi sekolah. Program ini disempurnakan dengan program beasiswa bagi siswa kurang mampu berupa pemberian baju seragam, penyediaan transportasi gratis, dan berbagai program penunjang lainnya.
“Alhamdulillah, dengan hadirnya program pendidikan gratis, Angka Harapan Lama Sekolah Penduduk Kota Parepare usia 7 tahun ke atas telah mencapai 14,51 tahun, meningka dari tahun 2013 yang hanya 13,65 tahun,” dari Wali Kota Parepare dua periode ini.
Untuk menunjang sektor pendidikan, sekaligus sebagai bentuk pengukuhan Kota Parepare sebagai Kota Habibie, hadir Institut Tekonologi BJ Habibie (ITH) yang saat ini memiliki 208 mahasiswa.
Sektor lain yang menjadi penunjang perwujudan Kota Industri Tanpa Cerobong Asap adalah pariwisata. Di mana pada tahunini, Festival Salo Karajae Kembali masuk dalam daftar Top 100 Event Pariwisata Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
“Festival Salo Karajae yang berlangsung selama 5 hari telah berhasil menjadi magnet wisatawan untuk hadir di Kota Parepare. Di mana pada catatan panitia, menghasilkan Rp1,9 miliar total transaksi UMKM,” kata Taufan Pawe. (*)