Cegah Stunting, BKKBN Sulsel dan Kodam Hasanuddin Bagikan Sembako dan Vitamin

  • Bagikan

MAKASSAR, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Panglima Kodam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso menyalurkan sejumlah paket sembako dan vitamin kepada keluarga berisiko stunting dan ibu hamil pada kegiatan Donor Darah dan upaya Pencegahan Stunting sebagai rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-77 di Lapangan Hasanuddin Makassar, Selasa (04/03/22).

Totok mengatakan, kegiatan sosial ini merupakan kolaborasi antara TNI Angkatan Darat, Laut dan Udara bersama Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Palang Merah Indonesia (PMI) dan Persatuan Umat Budha Indonesia (Permabudhi) Kota Makassar untuk memberikan layanan kepada masyarakat melalui kegiatan donor darah dan pembagian 150 paket sembako dan makanan bergizi untuk mencegah Stunting.

“Kalau kita lihat, Sulawesi Selatan ini angka stuntingnya masih tinggi di atas nasional, jadi kita membantu pemerintah memberikan edukasi, pemahaman serta memberikan vitamin untuk mencegah stunting,” ujarnya.

Totok juga menjelaskan usai dikukuhkan sebagai Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) 13 September lalu, dirinya langsung bergerak cepat dengan memerintahkan jajarannya mulai dari Korem, Kodim, Koramil hingga Babinsa untuk mendukung penuh Program Percepatan Penurunan stunting melalui kegiatan-kegiatan edukasi dan pemberian bantuan gizi kepada keluarga beresiko Stunting.

“Saya telah memerintahkan Komandan Kodim untuk komunikasi dengan pemerintah daerah dan BKKBN setempat untuk membentuk satgas khusus, segera mendata seluruh keluarga yang beresiko Stunting dan juga menjadi bapak asuh dengan memberikan edukasi pencegahan Stunting," jelas Totok.

Totok menyebut, salah satu penyebab terjadinya Stunting pada anak yaitu akibat kekurangan gizi seperti kurangnya makan sayur-sayuran.

Totok berpesan kepada seluruh jajarannya agar menanam sayur dalam polybag dimana hasilnya dapat dikonsumsi dan dibagikan kepada masyarakat sekitar.

“Untuk Stunting, nanti kita akan berikan makanan berprotein berupa susu dan makanan bergizi lainnya yang dapat meningkatkan kualitas gizi keluarga," ucapnya.

Tak hanya itu, Totok juha mengatakan, peringatan HUT TNI ke-77 dilaksanakan di seluruh jajaran satuan Kodam XIV/Hasanuddin dimana sebelumnya telah dilakukan pelayanan kesehatan dan KB, kunjungan ke panti asuhan, kegiatan ketahanan pangan dan puncak peringatan akan membagikan 1000 paket sembako ke masyarakat.

Sementara, Koordinator Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang), Ahmad Harun menjelaskan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh dan kembang akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang pada anak khususnya di 1000 hari pertama kehidupan mulai saat konsepsi hingga anak usia dibawah 24 bulan.

“Anak stunting mengalami pertumbuhan dan perkembangan tidak maksimal, ini menyebabkan tubuh mereka pendek dari anak seusia mereka, selain itu sulit berkonsentrasi sehingga prestasi sekolah rendah dan berisiko mengalami penyakit metabolisme,” jelas Ahmad Harun.

Lanjut Ahmad, Kompleksitas intervensi program Percepatan Penurunan Stunting tidak dapat dilakukan oleh BKKBN saja, namun pemerintah memberikan ruang apresiasi dan kontribusi kepada seluruh unsur pemerintah dan masyarakat untuk berperan serta dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting salah satunya melalui program Program Bapak Anak Stunting (BAAS).

“Pada tanggal 13 September 2022, Bapak Pangdam XIV Hasanuddin beserta ibu Ketua Persit Kartika Chandra Kirana, Para Danrem dan Dandim beserta ibu telah dikukuhkan sebagai Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting,” ungkap Ahmad.

Momentum Peringatan Hari Ulang Tahun TNI ke 77 Tahun 2022 yang bertema TNI Adalah Kita, diharapkan mampu menguatkan peran TNI dalam bersinergi bersama membangun bangsa melalui kegiatan-kegiatan strategis. Kolaborasi yang dilakukan antara BKKBN dengan TNI salah satunya melalui TNI Manunggal KB Kesehatan dimana kegiatan ini mampu meningkatkan kesertaan masyarakat dalam ber-KB.

“Kami yakin dan percaya dengan kolaborasi dan sinergitas mampu memberikan hasil yang baik bagi pembangunan bangsa dan dalam upaya menciptakan generasi unggul di masa depan, generasi yang bebas Stunting," bebernya.

Disebutkan, data prevalensi stunting di Sulawesi Selatan masih di atas nasional berdasarkan hasil SSGI tahun 2021 sebesar 27,4 persen, sedangkan Prevalensi stunting tahun 2021 yaitu 24,4persen sedangkan pemerintah menarget tahun 2024 stunting turun menjadi 14 persen

Lebih lanjut, Ahmad Harun mengatakan dalam penanganan Stunting, BKKBN melakukan intervensi melalui pendekatan keluarga dari hulu yang berfokus pada pencegahan terjadinya stunting baru dengan melakukan pendampingan kepada keluarga-keluarga yang berisiko melahirkan anak-anak Stunting.

"Prioritas pendampingan kepada calon pengantin atau calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, ibu pasca salin dan anak usia dibawah 2 tahun," pungkasnya. (nan)

  • Bagikan