Coffee Morning Pemkab Majene, Sekda Instruksikan Satpol PP Rutin Pantau Rumah Kos

  • Bagikan

Sekda Majene Ardiansyah saat menggelar coffe morning dengan pimpinan OPD lingkup Pemkab Majene.

MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene mengimbau kepada pemilik rumah kos untuk tetap menegakkan aturan kedisiplinan terhadap penghuninya.

Meski Kabupaten Majene merupakan konsekuensi dari status Majene sebagai Pusat Pendidikan, namun perlu aturan jelas terkait penanganan kos-kosan, agar jangan sampai mengganggu kelokalan, budaya, dan religiuitas di Bumi Assamalewuang ini.

"Apalagi jumlah mahasiswa yang masuk di Majene selalu bertambah dari berbagai daerah di luar Sulbar, yang tentu berdampak pada akulturasi budaya dan lainnya," tutur Sekda Majene Ardiansyah pada Coffee Morning lingkup Pemkab Majene, kemarin.

Untuk mengantisipasi berbagai hal negatif yang bisa terjadi, mantan Sekda Mamasa itu, menginstruksikan kepada Dinas PK PP Majene dan Kesbangpol agar menyusun surat bupati yang nantinya ditujukan kepada camat, lurah, dan kaling untuk dilanjutkan kepada para pemilik kos-kosan agar melakukan upaya pendisiplinan kepada para penghuninya.

"Hal ini, supaya tidak melakukan yang melanggar hukum, ketertiban, norma agama, dan budaya di lingkungannya. Dan kolaborasi juga dengan Satpol PP untuk melakukan pantauan secara rutin di berbagai rumah kos yang ada di Majene," pintanya.

Disebutkan, pembahasan tentang keberadaan sejumlah rumah kos ini, juga merupakan masukan dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kepada Pemda Majene, terlebih Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur hunian kos-kosan dan sejenisnya tengah digodok di DPRD Majene.

"Kita meminta kepada Kesbang dan Dinas PK PP segera merumuskan surat Bupati, dan rampung sebelum pelaksanaan coffee morning pekan depan," pintanya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Majene dr Rahmat Malik juga mendukung upaya tentang pendisiplinan sejumlah rumah kos, lantaran melihat perkembangan Majene sebagai Pusat Pendidikan di Sulbar sangat signifikan.

"Contohnya, beberapa spot wisata baru seperti di wilayah Parang-Parang setiap malam minggu sering digunakan untuk berkemah sebagian para kawula muda, namun ironisnya setelah itu banyak ditemukan alat kontrasepsi dan bungkusan obat batuk saset, jangan sampai kegiatan refresing ini lebih banyak dampak buruknya, saya kira ini perlu ditindaklanjuti," pintanya.

Senada juga disampaikan Kepala Dinas Kominfo Majene Andri Nugraha. Menurutnya, ia tinggal di sekitaran Lingkungan Cilalallang, ada spot wisata yang juga sering ditempati para anak muda, dan di lokasi itu juga banyak berserakan bungkusan obat batuk saset. Hal seperti itu harus disikapi secara serius agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. (edy)

  • Bagikan