Gabungan Organisasi Gelar Edukasi Responsif Keterampilan Sosial

  • Bagikan

PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID --
Delapan organisasi di Parepare berkolaborasi, diantaranya Tim Penggerak PKK, Rumah Belajar Cinta Damai (RBCD), Pengurus Daerah Wanita Isalm (PD-WI), Pusat Pembelajaran Keluarga dan Layanan Konseling Keluarga Terintegrasi
(Puspaga Peduli Ta'), PUSPA, Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Kelompok Kerja Penyulu Agama, dan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menggelar peringatan Maulid Rasulullah Saw.

Kegiatan itu, dirangkaikan edukasi responsif keterampilan sosial kepada anak jalanan (anjal), anak pasar dan anak nelayan yang berlangsung di Barugae Rujab Wali Kota Parepare, Minggu, 4 Desember 2022. Ketua Tim Penggerak PKK Kota Parepare, Hj Erna Rasyid Taufan berbaur dengan anak jalanan, dan memberikan pertanyaan seputar Islam. Itu pada saat membawakan hikmah Maulid.

Erna Rasyid Taufan mengatakan, kegiatan ini digelar oleh gabungan berbagai organisasi di Parepare. Tujuannya, agar
supaya anak-anak yang selama ini termarginalkan bisa dibina.

"Salah satunya kita perkenalkan sosok Rasulullah Saw. Inilah pekerjaan kami dalam merangkul anak-anak untuk lebih baik lagi," katanya.

Bahkan, kata dia, seandainya ada orang tua yang ingin menjadikan anak jalanan sebagai asuh dan menyekolahkan mereka, entah beberapa tahun kedepan tidak ada lagi anak jalanan dan termarginalkan di Parepare. Ini baru permulaan.

"Karena selama ini, kami bekerja
sendiri-sendiri. Sehingga kita berfikir untuk bersatu memberikan edukasi kepada meraka (anakjalanan)," harap Erna Rasyid Taufan.

Dia menambahkan, untuk bentuk dukungan sendiri, pihaknya akan mengadakan rapat lanjutan untuk memberikan edukasi kepada anak-anak dan orangtua, untuk menjadikan anak jalanan sebagai anak angkat.

"Apalagi mereka adalah calon generasi masa depan," jelasnya.

Founder RBCD Kota Parepare, Asniar Khumas mengaku walaupun peringatan Maulid Rasulullah sudah satu bulan lebih telah selesai. Tetapi jangan melihat kegiatan harus di hari H-nya, namun lihat semangat dan maknanya.

"Pohonya itu, bukan lagi isi telur. Tetapi yang ada amplop. Mereka (anak jalanan) baru bisa dapat jika dapat menjawabnya pertanyaan," jelasnya.

Ia menambahkan, melalui kegiatan ini anak-anak diberikan pelatihan dan
ajaran-ajaran terkait Islam.

"Untuk anak binaan kami, setiap tahun terus meningkat. Untuk saat ini sudah ada 50 orang," tandasnya. (has)

  • Bagikan