Andi Fudail: Sulsel Butuh Pemimpin Matang

  • Bagikan

PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID - Pengusaha Parepare, H Husain, menegaskan pentingnya Sulawesi Selatan kelak dipimpin gubernur dengan mindset yang tidak suka mengotak-kotakkan.

Pemimpin yang mampu mengayomi semua kelompok, tidak membangun kebijakan dan keputusannya atas dasar suka atau tidak suka belaka.

"Hanya dengan begitu, Sulsel ke depan akan menemukan harmoni yang baik. Makanya saya berharap pada Pilgub Sulsel 2024 mendatang, publik bisa memilih pemimpin dengan mempertimbangkan kriteria ini," tegas pengusaha kuliner dan properti itu.

Nilai kepemimpinan yang dibutuhkan Sulsel ini dilontarkan Husain di sela-sela Ngopi Bareng kandidat bakal calon gubernur Sulsel 2024, Dr Ilham Arief Sirajuddin (IAS) di Lagota Cafe, Lapadde, Parepare, Sabtu, 18 Februari 2023.

Acara ngobrol santai itu juga dihadiri sejumlah bikers Yamaha NMAX Club Indonesia (YNCI) Chapter Parepare, anggota DPRD Parepare, Andi Muh Fudail, tokoh muda Parepare, Andi Ahmad, serta sejumlah tokoh pemuda kota cinta itu.

Topik hangat obrolan selain dinamika bikers di Sulsel memang tentang pemimpin seperti apa yang layak menakhodai Sulsel 2024 mendatang.

Tokoh masyarakat Parepare, Andi Fudail, mengaku Sulsel ke depan membutuhkan pemimpin yang matang dalam segala hal. "Kematangan itu tentu dapat diukur dari track record kiprahnya untuk Sulsel selama ini. Sulsel ini majemuk. Dari sisi keyakinan dan kebudayaan. Jika tidak memahami prinsip mengayomi perbedaan, susah mengantar Sulsel menjadi daerah maju dengan kualitas harmoni yang mumpuni," tegas penunggang motor gede dan XMAX itu.

Politisi senior Parepare ini tidak menampik kebenaran anggapan publik Sulsel yang menempatkan IAS sebagai figur yang memiliki kematangan dalam segala hal. Juga kemampuan mengayomi semua golongan.

Dari sisi pengalaman birokrasi, IAS wali kota Makassar 2004-2014 dengan taburan prestasi yang tidak kecil.

Pernah mengantar pertumbuhan ekonomi Makassar menyentuh angka dua digit di tahun 2008, mengalahkan Tiongkok, kemudian menjadi bahan pidato akhir tahun Presiden SBY.

IAS juga sempat masuk nominasi wali kota terbaik dunia di tahun 2014 versi worldmayor.com. IAS bersama wali kota Bandung Ridwan Kamil dan wali kota Surabaya Tri Rismahirini dinominasikan sebagai wakil dari benua Asia ketika itu.

Bukan itu saja, IAS juga dinobatkan sebagai 10 Tokoh TEMPO 2008 bersama 9 kepala daerah lainnya. Itu tidak lepas dari keberhasilan sosok yang dijuluki Bapak Pembangunan Kota Makassar itu menyulap lapangan Karebosi menjadi lapangan sepak bola pertama di Indonesia yang memiliki basement pusat perbelanjaan modern. Dan tidak mengganggu APBD sama sekali.

Kesuksesan serupa juga IAS tunjukkan saat sukses merevitalisasi Pantai Losari menjadi ikon kota Makassar. Juga tanpa mengganggu APBD.

Akumulasi deretan kesuksesan itulah yang mengantar IAS meraih penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden RI (2011). Bintang Jasa adalah tanda kehormatan yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk menghormati seseorang atas jasa dan perjuangannya

Di jalur politik, IAS juga bukan politisi kacangan. Pernah memimpin organisasi pemuda besar seperti AMPI Sulsel. Pernah menjadi Ketua DPD I Golkar Sulsel maupun Ketua DPD Demokrat Sulsel. Kesuksesan IAS sebagai wali kota juga tidak terlepas dari pengalaman IAS yang juga sempat duduk sebagai anggota DPRD Sulsel (1999).

Di kancah pertarungan pilkada, selain duduk sebagai wali kota dua periode, IAS punya pengalaman sebagai calon gubernur Sulsel 2013 berpasangan dengan Dr Aziz Qahhar Mudzakkar (AQM).

Ketika itu, Ilham-Aziz menghadapi kekuatan raksasa Syahrul-Agus yang maju sebagai petahana berpasangan. Hasilnya, IAS kalah dengan catatan perolehan suara 42 persen. Hanya selisih 38 ribu dengan jumlah suara yang berhasil mengantar Nurdin Abdullah-Sudirman Sulaiman menjadi gubernur pada pilgub 2019 lalu. (*)

  • Bagikan