Kolaborasi Dinas Ketahanan Pangan dan TP PKK Kota Parepare, Cegah Stunting dengan Konsumsi B2SA

  • Bagikan

PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Kota Parepare melalui Dinas Ketahanan Pangan berkolaborasi dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) menggelar Lomba Kreasi menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) tingkat Kota Parepare.

Kegiatan dibuka oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kota Parepare, Dr. Hj Erna Rasyid Taufan didampingi, Sekertaris Dinas Ketahanan Pangan dan Ketua Panitia Pelaksana, Hj Mardianawati Tikka, juga puluhan peserta dari pengurus Tim Penggerak PKK di masing-masing Kelurahan. Berlangsung di Aula Hotel Bukit Kenari, Kota Parepare. Senin 18, September 2023.

Ketua Panitia Pelaksanan, Hj Mardianawati Tikka, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan program rutin dengan melakukan kolaborasi antara Dinas Ketahanan Pangan, khusunya pada Bidang Konsumsi, Penganekaragaman dan Keamanan Pangan bersama Tim Penggerak PKK, yang hampir tiap tahunya diselenggarakan.

"Jadi tahun ini kita menganggakat tema yakni, Dengan Mengkonsumsi Menu B2SA Kita Cegah Stunting Sejak Dini,"katanya.

Dia menjelaskan, tujuan kegiatan tersebut ialah, untuk memberikan pemahaman kepada kaum perempuan atau ibu rumah tangga, yang diawali dengan kolaborasi antara pengurus PKK.

Sehingga, nantinya, peserta dari Tim Penggerak PKK ini, akan mengedukasi dan mensosialisasikan kepada masyarakat luas terkait kreasi menu B2SA yang dikelola dari pangan lokal.

Mardianawati, yang juga merupakan Kepala Bidang Konsumsi, Penganekaragaman dan Keamanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan mengungkapkan, program tersebut memang sengaja menarik kalangan ibu rumah tangga atau perempuan. Sebab, olahan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga terutama anak tentu umumnya diatur oleh ibunya.

"Pasti kita taulah, kan yang paling utama dalam meracik menu sehari-hari yang dikonsumsi keluarga ialah ibu-ibu rumah tangga. Jadi, kita sasarannya langsung ibu-ibu rumah tangga, bagaimana kegiatan ini dapat memanfaatkan pangan lokal untuk mereka kreasikan menjadi hidangan keluarga, "ujarnya.

Dia berharap, adanya kegiatan tersebut, masyarakat dapat memahami terkait banyaknya manfaat yang terkandung dengan mengelola pangan lokal yang bisa ditanan sendiri, untuk diberikan kepada segenap keluarga. Khusunya buah hati tercinta, agar lebih sehat dan baik pertumbuhannya.

"Jangan hanya bertumpu untuk kenyang dengan nasi, tapi ayo kita rubah sekarang bahwa kita bisa kenyang dengan pangan lokal lainnya. Manfaatkan pekarangan rumah untuk menaman pangan lokal. Seperti, jangung, ubi, pisang, sagu dan lain-lain yang dibudidayakan sendiri. Lebih sehat, anak tumbuh dengan baik dan terhindar dari stunting,"tuturnya.

Sementara, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Parepare, Dr. Hj Erna Rasyid Taufan, mengungkapkan, hal lain yang berupaya dicapai dari hadirnya program tersebut ialah, peningkatan pemahaman masyarakat, terkait pentingnya memaksimalkan pemberian makanan kepada keluarga yang baik dan tinggi nilai gizinya.

"Karena kalau tidak bergizi yaah bagimana kita mampu kuat dan sehat dalam melakukan tanggung jawab sehari-hari, seperti bekerja dan belajar. Apa lagi beribadah yang menjadi elemen penting dalam hidup. Tentu kita inginnya agar selalu sehat kan,"katanya saat ditemui usai kegiatan.

Karena, sambung ERAT sapaan karibnya, saat ini indonesia termasuk Kota Parepare, memang sedang dikepung upaya pemerintah dalam memasifkan sosialisasi untuk pencegahan peningkatan permasalahan stunting yang masih terjadi.

"Tapi khusus di Parepare saya sengaja bagi dua. Ada jenis stunting rohani dan stunting jasmani. Saya tadi bilang mungkin kalau stunting jasmani dia yang merasa malu atau keluarganya yang dirugikan. Tapi kalau stunting rohani yang berjiwa kerdil, tidak peka, padahal sudah dewasa nah ini yang bisa menghancurkan negara. Banyak itu orang dewasa tapi kekanak-kanakan apa lagi pengaruh jabatan, tahta dan hal lain-lain, tidak memberi manfaat kepada sesama, nah jenis stunting ini bisa merugikan orang lain,"pungkasnya.

Dia berharap, dengan adanya kegiatan tersebut, kaum ibu-ibu dapat lebih kreatif dan inovatif dalam menghidangkan suguhan makanan sehat dan bergizi dari pangan lokal untuk dikonsumsi oleh keluarganya. Sebab, baginya, hidup adalah ibadah sehingga jika melakukan sesuatu dengan niat ibadah dan baik, kedepannya juga akan berdampak baik. (hes)

  • Bagikan