Kabur dari Lapas, Napi Nekat Panjat Tembok Pengaman dan Rusak Kawat Berduri

  • Bagikan
Kepala Lapas Kelas IIA Kota Parepare Totok Budiyanto menunjukkan salah satu tembok pengaman yang dipanjat napi yang kabur.

PAREPARE, PARE POS.CO.ID-- Seorang narapidana (napi) yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kota Parepare dalam pengejaran aparat.

Pihak Lapas telah menginvestigasi penyebab kaburnya napi dalam kasus pencabulan anak itu.
Ruang gerak napi kabur itu pun dipersempit. Pintu keluar pelintasan daerah telah dijaga ketat.

Napi tersebut berhasil kabur usai memanjat tembok pengaman Lapas setinggi 10 meter, dan merusak kawat berduri serta memanfaatkan waktu sepi setelah Salat Isya. Kejadiannya pada Minggu malam, 28 Januari 2024, sekitar pukul 19.45 Wita.

Saat kabur, napi berisnisial H usia 22 tahun dipastikan mengalami luka. Pantauan di Lapas, sejumlah dinding yang diduga dilalui napi tersebut, terdapat bercak darah. Bahkan, celana (kain) yang digunakan untuk melindungi badan saat melintas kawat berduri masih berada di tembok pengaman bagian atas.

Diketahui, napi tersebut warga Parepare, dan dan telah divonis 10 tahun penjara. Napi tersebut, sudah menjalani masa hukuman sekitar hampir setahun di Lapas Parepare.

Kepala Lapas Kelas IIA Kota Parepare, Totok Budiyanto yang dihubungi kemarin membenarkan seorang napi kabur dari Lapas pada Minggu malam, 28 Januari 2024, sekitar pukul 19.45 Wita, usai melaksanakan salat Isya.

"Ternyata, yang bersangkutan itu tidak kembali ke kamar. Kita, langsung cek kondisi di lapangan. Ditemukan, ada bekas celana di atas tembok (pengamanan) tersebut, sehingga kita bisa langsung mencari kronologisnya. Kita lihat, ternyata yang bersangkutan membelah kawat. Kawat itu, tajam seperti silet," kata Totok Budiyanto kepada sejumlah awak media, Senin, 29 Januari 2024.

Dia menjelaskan, pada saat membelah kawat, tanpa menggunakan alat khusus, diperkirakan tangan dan kakinya itu terluka. Sehingga, terdapat banyak bercak darah di tembok dan di jalan yang diperkirakan dilintasi napi tersebut saat keluar dari halaman Lapas.

Menurutnya, pihaknya telah melakukan pecarian dan pengejaran setelah mengetahui adanya napi yang kabur hingga berkomunikasi dengan pihak kepolisian.

"Kedua saya langsung membuat surat perintah empat tim untuk melaksanakan pencarian dan pengejaran serta mencari informasi keberadaan napi itu, bersembunyi saat ini," katanya.

Dia berharap napi yang kabur untuk segera menyerahkan diri. Sebab, kata dia, pihaknya telah melakukan pencarian di rumah orang tua dan keluarganya.

"Kami akan melakukan perawatan terhadap luka akibat kawat berduri karena darah di lokasi kejadian sangat banyak bekasnya. Insyaallah, saya selaku Kepala Lapas IIA Parepare akan memperlakukan secara manusiawi menjunjung hak asasi manusia," pesannya.

Dia mengungkapkan, napi tersebut berprilaku baik selama menjalani masa hukuman, dan tidak pernah membuat pelanggaran. "Mungkin saja, napi itu kabur karena kerinduan kepada keluarganya. Kalau di Lapas itu, kan artinya dalam kondisi seminggu saja tidak ketemu keluarga. Ini, sudah tugas kami untuk mengawal, dan merawat," ujarnya.

Dia menyebutkan, ada sekitar 600 orang lebih warga binaan di Lapas Parepare. Sedangkan untuk shift pengamanan ada tujuh orang yang menjaga.

Dia menambahkan, pihaknya juga telah menginformasikan dan komunikasikan dengan pihak terkait, khususnya di pintu-pintu pelintasan yang keluar dari Parepare. "Kami harap napi bersangkutan untuk menyerahkan diri. Kita juga sudah informasikan ke pihak-pihak terkait di pelintasan daerah terkait hal ini," tandasnya. (has-nan)

Editor: PARE POS
  • Bagikan

Exit mobile version