Silaturahmi dengan Ketua dan Pengurus KBPP Polri Parepare, IAS Ditanya Soal Golkar dan PSM

  • Bagikan

PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID-- Ditengah kegiatan road shownya kesejumlah daerah sebagai Ketua Tim Pemenangan dan Relawan Airlangga Hartarto Sulsel. Ilham Arief Sirajuddin (IAS) menyempatkan diri bersilaturahmi dengan Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) Parepare di Warkop 588, Sabtu 2 Juni, malam tadi.

IAS yang juga merupakan Ketua KBPP Polri Sulsel menuturkan kedatangannya kali ini untuk menyampaikan tentang keberadaannya di Partai Golkar. Dia mengaku dengan tugas barunya memenangkan partai dan memenangkan calon presiden Airlangga Hartarto, maka dirinya mensosialisasikan tanggungjawab itu dimana-mana.

" Semua komunitas itu memiliki komitmen kebersamaan, termasuk di Kota Parepare. Maka tentunya teman-teman di KBPP Polri terpaksa harus memiliki konsistensi seperti itu, dan berjuang bersama-sama saya," ungkapnya.

IAS juga mengimbau dengan dinamika politik kedepan, tentunya harapan agar anak-anak polisi yang ada di Parepare harus sudah siap mempersiapkan diri. "Kalau ada kader yang mumpuni dan memiliki kemampuan, kenapa tidak kita support untuk kegiatan agenda kedepan,"jelasnya.

Parepare kedepan membutuhkan pemimpin-pemimpin yang memahami daerah ini sebagai kota pendidikan dalam menyikapi berbagai persoalan dan pembangunan yang lebih baik. Walaupun, lanjut IAS, kita ketahui Taufan Pawe sudah banyak karyanya dibuat untuk Parepare dan moga pelanjutnya kedepan dapat membawa daerah ini lebih maju.

Terkait rangkaian Hari Bhayangkara ke 76. IAS menuturkan, rangkaian peringatannya tidak harus hanya dibulan Juli. "Tadi pak Ketua KBPP Polri Parepare sudah laporan akan melaksanakan kegiatan, dengan melaksanakan sosialisasi terkait narkoba serta berbagai lomba olahraga. Pastinya akan ada dilaksanakan,"katanya, didampingi Ketua KBPP Polri Kota Parepare, Muh H Y Rendi SH dan pengurus lainnya.

Golkar

Saat disinggung terkait keberadaan Partai Golkar dalam menyikapi adanya dua figur yang akan maju sebagai figur calon Gubernur yakni IAS dan Taufan Pawe. Politikus senior IAS menuturkan, satu kelebihan dari Partai Golkar adalah tidak adanya pemegang 'rinci', artinya ada mekanisme.

" Makanya saya kasi tahu pak Taufan agar tak berfikir dulu soal gubernur, saya pun demikian. Cuma saya mempunyai modal dengan investasi politik yang terbangun pada tahun 2013. Dimana saat itu ada 1,7 juta orang di Sulsel memberikan dukungannya ke saya,"bebernya.

Makanya, lanjut IAS inilah yang dibangunnya dengan silaturahmi dan telah menjadi tradisi. " Ada kepentingan politik maupun tidak ada, pasti saya menyambangi para tokoh, organisasi dan masyarakat. Itulah karakter saya, bukan karena ada kepentingan, tanpa kepentingan pun saya mampir, dan itu membuat ikatan silaturahmi serta emosional lebih kuat, "tegasnya.

Seperti di Kota Parepare, dalam membuat sebuah silaturahmi itu mudah dan tidak susah dilakukan serta gratis jie. Namun, hal seperti ini tidak akan hadir jika ada yang berbeda pandangan kemudian dianggap sebagai lawan. " Politik itu tidak boleh ada musuh, karena yang ada itu adalah kepentingan. Orang tidak suka sama kita, bagaimana kita baik ke mereka karena pada akhirnya kita butuh dukungan mereka," bebernya.

PSM

Kini banyak harapan dari para pecinta sepak bola, baik yang mengeluti maupun pernah menjadi pemain agar persepakbolaan di Sulsel kembali berjaya seperti dulu saat IAS memimpin PSM. " Saya 13 tahun mengurus PSM. Dan di zaman saya mampu membawa PSM juara bersama pak Nurdin Halid dan menjadi runner up di piala Liga Indonesia," ungkapnya.

Artinya, kata IAS, kedepan bukan dalam artian sepak bola menjadi prioritas tapi semua olahraga karena kebetulan kuta senang berolahraga. Akan tetapi, jika sepak bola memang menjadinolahraga favorit di masyarakat maka kita akan coba bangkitkan lagi. " Saya ingat tahun 2005, karena banyak talenta muda berbakat. Kita buat pra ligina dengan merekrut anak-anak 20 tahun kebawah untuk menjadi pemain profesional,"jelasnya.

Selanjutnya, tantangan kedepan bagi para calon gubernur adalah keinginan para suporter, bagaimana dengan keberadaan Stadion Mattoanging. " Kalau stadion adalah rumusnya di saya untuk membangun itu, kalau diberikan kesempatan nantinya," ungkap mantan Wali Kota Makassar dua periode tersebut.

Ia pun tak membayangkan jika PSM main di Kota Parepare, akan berapa banyak korban. "Kita tahu kalau PSM habis main, apa lagi juara. Supporter tidak berfikir lagi ada cadang nyawa di rumahnya. Loncat-loncat dijalan sepanjang 150 kilometer habis menang disini dengan pawai ke Makassar. Kemarin saja ada dua korban, artinya jika setiap pertandingan jatuh korban kasihan. Bukan dalam artian kita tidak support, karena pecinta PSM itu memang adanya di Makassar,"tutupnya.(*)

  • Bagikan

Exit mobile version