Dewan Pendidikan Majene Temukan Guru Kelas Berkeliaran

  • Bagikan

MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Tujuan pendidikan, tentu akan memberikan sumbangsih positif secara signifikan dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

Namun, arah tujuan pendidikan untuk memanusiakan manusia di Kabupaten Majene sebagai sentra layanan pendidikan di Sulawesi Barat, rupanya belum sepenuhnya menemukan titik haluan.

Pendidikan dapat mengajarkan peserta didik untuk dapat menemukan identitas diri serta mengarahkan kepada talenta yang dimiliki untuk dapat dikembangkan.

Harapan memajukan pendidikan di Bumi Assamalewuang ini, justru mendapat nilai buruk, lantaran sejumlah guru kelas yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) berkeliaran pada saat jam proses belajar mengajar.

Penilaian buruk ini, diungkapkan Herman Haeruddin Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Majene, saat melakukan pemantauan di lapangan akhir-akhir ini.

"Guru seharusnya fokus mendidik di sekolah sebagai pendidik profesional, apalagi tatap muka wajib dilaksanakan seorang guru adalah 24 jam dalam per minggu, tergantung pada tingkatan kelasnya," ungkap Herman, kemarin.

Kenyataan yang dilihat Herman, masih banyak guru yang tidak melaksanakan tugasnya sebagai seorang tenaga pendidik. "Maraknya guru ASN yang masih berkeliaran saat jam pelajaran berlangsung dan diduga tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, apalagi guru yang berada di daerah terpencil," ujarnya.

Ia mengemukakan, kepada para pengawas sekolah yang bertugas di wilayahnya, perlu memperkuat pengawasan dengan memberikan teguran kepada guru yang berkeliaran saat jam pelajaran tersebut.

"Saya menilai, bahwa pengawaspun kurang melaksakan tugasnya dengan baik, sehingga perlunya pengawas diawasi," cetusnya.

Ia mengaku, akan berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Majene atas fenomena yang terjadi pada sejumlah sekolah jajarannya.

Ia meminta, kepada Bupati Majene untuk menugaskan Satuan Polisi Pamon Praja (Satpol PP) Majene untuk mensweeping bagi ASN yang bolos dalam bekerja, baik yang berada di wilayah perkotaan, maupun yang berada di wilayah terpencil di Majene.

"Biasanya, siswa yang berkeliaran pada jam proses belajar mengajar, tapi justru guru yang berkeliaran pada jam proses belajar mengajar," urai Herman dengan nada kesal. (edy)

  • Bagikan

Exit mobile version