Ikonik Parepare dari Taufan Pawe

  • Bagikan
  • Mengenang 1.000 Hari Wafatnya BJ Habibie

PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID Kegiatan mengenang 1.000 hari wafatnya Presiden ke-3 RI BJ Habibie diinisiasi kelompok masyarakat ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), termasuk penulis buku BJ Habibie dan yang pernah berinteraksi langsung dengan almarhum BJ Habibie, baik sebagai sahabat, rekan kerja, maupun sebagai staf putra kelahiran Parepare itu.

Wali Kota Parepare, Taufan Pawe mendapat kehormatan membawakan testimoni. Pada acara yang dirangkaikan peluncuran buku berjudul “BJ Habibie dalam Kenangan”.

Kegiatan berlangsung di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta pada Sabtu, 25 Juni 2022. Ribuan peserta se-Indonesia mengikuti secara virtual, termasuk dari Parepare.

Taufan Pawe mengulas secara padat tentang kedekatan emosionalnya dengan sosok BJ Habibie, sesama putra kelahiran Parepare selama 10 menit.

Dia menggambarkan telah menjadikan Habibie sebagai inspirasi dalam pembangunan Kota Parepare, hingga memaknai cinta sejati Habibie dan Ainun, istrinya, sebagai ikonik Parepare Kota Cinta BJ Habibie dan Ainun.

Ulasan Taufan Pawe ini membuat tamu undangan yang sebagian besar tokoh nasional, kagum. Tokoh nasional yang hadir sekaligus ikut membawakan sambutan memorial di antaranya Prof Boediono (Wakil Presiden ke-11 RI), Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan), Rachmat Gobel (Wakil Ketua DPR RI), Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro (Ketua AIPI), dan Prof Ing Wardiman Djojonegoro (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1993-1998).

Tokoh nasional lainnya yang juga membawakan sambutan testimoni bersama Taufan Pawe adalah Prof Widjajalaksmi Kusumaningsih, putri almarhum Prof Widjojo Nitisastro.

Tampak hadir dua tokoh nasional yang merupakan politikus senior dan Ketua Umum Partai Golkar pada masanya, Akbar Tanjung dan Aburizal Bakrie. Terlihat beberapa kali Akbar Tanjung dan Aburizal Bakrie bertepuk tangan saat Taufan Pawe membawakan testimoni.

Meski terbilang singkat membawakan testimoni, namun Taufan Pawe mengulas secara padat, lengkap, dan mendetail, bagaimana dia mengenal sosok Habibie, dan bagaimana Habibie menjadi ikonik pembangunan di Parepare, sebuah kota kecil di Provinsi Sulawesi Selatan.

“Saya bertemu pertama kali dengan Beliau, saya sampaikan lapor Pak Prof (BJ Habibie), saya ini Wali Kota Parepare, saya putra Parepare, sama dengan bapak. Saya terinspirasi dengan Bapak dan ingin menjadikan sumber inspirasi dalam pembangunan Kota Parepare,” kata Taufan Pawe di awal testimoninya.

Gayung bersambut, rupanya Habibie terkesan dengan Taufan Pawe. Habibie menyebut Taufan Pawe adalah wali kota pertama di Parepare yang menjadikan dirinya sebagai sosok inspirasi pembangunan dan berbagai aspek lainnya.

Mulailah interaksi intensif antara Habibie dan Taufan Pawe. Diawali dengan gagasan Taufan Pawe membangun sebuah ikonik untuk Habibie dan istrinya yakni sebuah patung.

“Awalnya saya menyebut Patung BJ Habibie dan Ainun, namun dikoreksi oleh Pak Habibie, jangan patung karena itu identik dengan sesembahan dan sebagainya. Ganti menjadi Monumen BJ Habibie dan Ainun supaya monumental,” ulas Taufan Pawe.

Dalam proses pembuatan monumen ini banyak interaksi terbangun. Banyak ide dan masukan dari Habibie. Mulai dari pakaian yang digunakan istri Habibie, Hasri Ainun, hingga patung Ainun diputuskan tengah memegang sebuah buket bunga agar kental nuansa cintanya. Akhirnya resmilah menjadi Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun yang dibangun tepat di pusat Kota Parepare, titik nol,

Alun-alun Kota Lapangan Andi Makkasau. Setelah itu, Taufan Pawe merancang lagi pembangunan Balai Ainun Habibie.

Sebuah balai pertemuan dan aktivitas-aktivitas gerakan perempuan. “Pak Habibie sempat menegur saya, tidak salah kamu Taufan, balai itu kan identik dengan perempuan, identik dengan Kartini. Saya katakan, Ibu Ainun kan juga Kartini modern. Pak Habibie pun langsung mengatakan, mulai hari ini nama kamu bukan lagi Taufan Pawe, tapi Taufan Dahsyat,” ungkap Taufan Pawe yang sudah dua periode menjadi Wali Kota Parepare.

Kemudian berlanjut lagi pembangunan ikonik BJ Habibie lainnya yakni Auditorium BJ Habibie, Lounge BJ Habibie, Museum BJ Habibie. Museum BJ Habibie ini sempat ada lagi tantangan. Karena Habibie ingin dibangun di tempat kelahirannya di Parepare.

Habibie datang langsung ke Kota Parepare dan menunjuk rumah tempat dia lahir. Masalahnya, rumah itu adalah aset BUMN, rumah dinas Pimpinan BNI Cabang Parepare. Lewat negosiasi panjang, bahkan harus ditempuh lewat jalur pengadilan, akhirnya BNI melepas asetnya untuk menjadi aset milik Pemkot Parepare.

Maka dibangunlah Museum BJ Habibie, yang kini terletak di Jalan Alwi Abdul Jalil Habibie (nama ayah BJ Habibie). Museum BJ Habibie yang menyimpan koleksi barang berharga milik Habibie, tanda jasa hingga bintang kehormatan menjadi satu-satunya di dunia.

Tidak sampai di situ, Taufan Pawe pun berjuang menghadirkan Rumah Sakit Regional dr Hasri Ainun Habibie, yang megah dan representatif. RS Hasri Ainun Habibie menjadi rumah sakit regional pertama di luar Kota Makassar, Ibukota Provinsi Sulsel. Sekaligus program prioritas unggulan pertama Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah dan Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman yang terealisasi saat itu.

Perjuangan tidak kalah beratnya Taufan Pawe adalah menghadirkan Institut Teknologi BJ Habibie (ITH) di Parepare. Dirintis sejak 2014 yang ditandai dengan ground breaking yang dihadiri langsung BJ Habibie saat itu.

Kemudian lahir Perpres di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga akhirnya beroperasi di era Presiden Joko Widodo. Kini resmi hadir perguruan tinggi negeri dan menjadi institut negeri kelima di Indonesia di Parepare.

Bahkan Rektor ITH Prof Dr Ansar Suyuti yang sudah dilantik Sekjen Kemendikbudristek ikut hadir langsung dan diperkenalkan oleh Taufan Pawe di sela testimoninya.

Kemudian yang fenomenal lagi Taufan Pawe membangun Masjid Terapung BJ Habibie yang termegah di Sulsel, sebagai simbol religius Kota Parepare. Bahkan masjid ini sudah digunakan untuk salat Idulfitri yang baru lalu.

Terakhir Taufan Pawe menyambut tantangan belum adanya stadion representatif di Sulsel untuk pertandingan Liga Indonesia, pasca dirubuhkannya Stadion Mattoanging di Makassar, dengan merenovasi Stadion Gelora BJ Habibie (GBH) di Parepare, untuk memenuhi standar kelayakan Liga 1 dan menjadi markas Tim PSM Makassar.

“Jadi tidak ada yang tangkis, bahwa Parepare adalah Kota Cinta Sejati BJ Habibie dan Ainun,” tegas Taufan Pawe, yang juga Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel di pengujung sambutannya kemudian disambut riuh aplaus para undangan yang hadir.

Di Parepare, jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) di antaranya Sekretaris Disdikbud HM Makmur MM dan Kepala Bidang Kebudayaan Mustadirham mengikuti kegiatan secara virtual dari Museum BJ Habibie. Sementara sejumlah kepala sekolah dan ratusan masyarakat Parepare mengikuti secara virtual dari tempat masing-masing. (*)

Editor: PAREPOS
  • Bagikan