Gunakan Solar Dryer, Dosen Unsulbar Kembangkan Alat Pengering Ikan Tuing-Tuing

  • Bagikan

MAJENE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID -- Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Pemberdayaan Desa Binaan (PKM-PDB) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) terus mendorong pengembangan usaha ikan terbang di Kelurahan Mosso, Kecamatan Sendana. Kabupaten Majene.

Ketua Tim PDB Muhammad Nur memperkenalkan inovasi alat pengeringan ikan tuing-tuing (Ikan Terbang) berbasis solar dryer untuk industri rumahan yang ekonomis dan higienis.

"Pengeringan solar dryer memanfaatkan energi surya digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan sinar matahari dalam proses pengeringan. Dengan cara mengkonversi sinar matahari menjadi energi panas yang menggunakan suatu alat pengumpul atau kolektor panas," terang Muhammad Nur, kemarin.

Konstruksi bangunan alat pengering lanjutnya, terbilang sederhana, mudah dibuat dan tidak menggunakan listrik sehingga ramah lingkungan, apalagi biaya pembuatan yang murah dan membuat kualitas ikan tuing-tuing kering terjamin dan higienis karena mengurangi kontaminasi dari udara langsung.

"Produk yang dihasilkannya lebih awet, rasa khas dan kenampakan produk lebih menarik," jelas Nur.

Sementara, Dosen Teknologi Pengolahan Hasil perikanan Universitas Hasanuddin (Unhas) Fahrul berharap kepada pengusaha ikan tuing-tuing kering untuk memperhatikan Standar Operating Procedur (SOP) dan Standar Sanitation Operational Procedur (SSOP) agar produk ikan tuing-tuing kering yang dihasilkan lebih berkualitas.

"Langkah-langkah dalam pengolahan ikan kering sesuai SOP, antara lain pemilihan bahan baku ikan yang segar, proses pencucian dengan baik, penggaraman, pengeringan dan pengemasan.

"Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan berkualitas dan bernilai jual tinggi," jelas Fahrul.

Senada disampaikan Dosen Ekonomi Unsulbar Wulan Ayuandiani. Ia menuturkan, dalam mengelola usaha ikan tuing-tuing kering diperlukan manajemen usaha terkait analisa keuangan untuk mengatur kondisi usaha, pemasukan dan pengeluaran usaha.

"Untung rugi usaha tercatat sehingga pendapatan usaha dapat terkelola dengan baik," tutur Wulan Ayuandiani.

Ditambahkan, pengembangan berbagai inovasi tepat guna untuk usaha ikan tuing-tuing di Kelurahan Mosso, Kecamatan Sendana tentu diharapkan dilakukan secara berkelanjutan.

"Langkah ini untuk membantu Kelurahan Mosso menjadi sentra pengolahan ikan terbang yang maju dan membantu masyakarat meningkatkan kapasitas usaha dan kualitas produk," pungkasnya. (edy)

  • Bagikan