Jadi Caleg, Alumni Mangkoso Ini Perjuangkan Anak tidak Mampu bisa Masuk Pesantren

  • Bagikan

PAREPOS.FAJAR.CO.ID, PAREPARE-- Punya anak yang mondok di pesantren masih menjadi impian banyak keluarga di Sulawesi Selatan. Sayangnya, biaya masuk pesantren sendiri tidak murah. Bisa sampai puluhan juta rupiah. Banyak keluarga akhirnya menyerah dan memilih sekolah yang bisa dijangkau biayanya.

Rupanya, fenomena ini sudah lama menjadi perhatian Muhammad Adlan. Bersama rekan-rekannya sesama alumni Pondok Pesantren Darud Da'wah wal Irsyad (DDI) Mangkoso, Adlan pun mendirikan Pondok Pesantren DDI Abdur Rahman Ambo Dalle (Abrad) di Nipa-nipa Manggala, Makassar. Pesantren ini mengayomi anak-anak dari keluarga tidak mampu yang ingin memperdalam ilmu agamanya.

Meski demikian, Adlan masih belum puas. Menurutnya, masih terlalu banyak keluarga di Sulsel yang ingin memasukkan anaknya di pesantren tetapi terkendala biaya yang relatif mahal.

"Masyarakat sangat menyadari anak-anak, apalagi anak di zaman sekarang, harus dibekali dengan pendidikan agama secara khusus. Dan itu jalannya harus mondok di pesantren. Cuma masuk pesantren itu biayanya mahal," kata Adlan saat berbincang dengan Pare Pos, di Media Cafe Pare Pos, Rabu, 24 Januari 2024.

Untuk itulah, Adlan pun menguatkan semangatnya masuk di jalur politik. Menurutnya, politik memungkinkan membantu keluarga tidak mampu yang ingin menyekolahkan anaknya di pesantren.

Direktur Maraja Grup ini melihat ada peluang untuk memperkuat kebijakan Pemerintah Provinsi Sulsel dalam hal kepesantrenan. Terutama setelah DPRD Sulsel menerbitkan Peraturan Daerah tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Pesantren di penghujung 2023 lalu. Perda ini memungkinkan pesantren-pesantren mendapatkan bantuan anggaran hingga fasilitas dari APBD, di mana sebelumnya itu tidak dimungkinkan.

Dalam pandangan Adlan, melalui Perda ini, harapan keluarga tidak mampu untuk memondokkan anak-anaknnya di pesantren bisa terwujud. "Sisa dikawal dengan baik agar bagaimana bantuan dari pemerintah ini benar-benar bisa membesarkan pesantren. Kalau pesantrennya mandiri dan besar, bisa saja mereka memberikan kuota atau beasiswa untuk keluarga tidak mampu," katanya.

Adlan sendiri menghabiskan pendidikannya di jalur keagamaaan. Lulus dari Ponpes DDI Mangkoso, Adlan melanjutkan pendidikannya di MAPK Makassar, ke UIN Jakarta dan lanjut pada Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta. Berbekal pengalamannya mendirikan pesantren dan jaringan pergaulannya dengan aktivis serta cendikiawan muslim, Adlan pun siap membantu masyarakat dan pemerintah dalam memakmurkan pesantren di Sulsel.

Pendiri Celebes Research Center (CRC) yang fasih berbahasa Arab dan Inggris ini pun bergabung dengan PAN dan maju di Daerah Pemilihan Sulsel 6 meliputi Maros, Pangkep, Barru dan Parepare. Adlan dicalonkan untuk DPRD Sulsel nomor urut 6.

Jika terpilih, Adlan akan langsung fokus menjalankan misinya tersebut. "Insya Allah, perjuangan kami sebagian besar ada di jalur pendidikan, khususnya pendidikan agama. Semoga Allah Swt meridhai perjuangan kami di jalur politik," tutupnya.

Data Diri;

Nama : Muhammad Adlan S. Th. I

Lahir : Pekkae Barru, 24 April 1981

Ayah : Muh. Arief Sabang

Ibu : Sitti Hadjar

Alamat : Maddo, Tanete Rilau, Barru

Pendidikan

- SDI Soreang Tanete Rilau Barru

- MTs Putra Ponpes DDI Mangkoso Barru

- MAPK Makassar

- UIN Jakarta

- PPs Universitas PTIQ Jakarta

Pengalaman Kerja

- Pendiri Celebes Research Center (CRC)

- Direktur Maraja Grup

- Pendiri & Pengasuh Pondok Pesantren DDI Abrad Makassar

Organisasi

-IKAMI Sulsel Ciputat

-HMI Cabang Ciputat

-Bendahara Umum IKALUIN Jakarta Sulsel

-Wakil Sekretaris Umum PW DDI Sulsel (aha)

  • Bagikan