KLB Cacingan Akut, Dua Tewas dan Belasan Anak Pulau Pangkep Dilarikan ke RS Batara Siang

  • Bagikan

Jenis cacing yang ditemukan keluar dari tubuh pasien yang dirawat di RS Batara Siang

PANGKEP, PAREPOS.FAJAR.CO.ID - Kejadian luar biasa (KLB) yang mengakibatkan anemia, penurunan status gizi, pertumbuhan terhambat, hingga penuruan kemampuan kognitif. Faktor utama penularan penyakit kecacingan atau cacingan, adalah kontak dengan tanah. Hal itu terjadi di Pulau Karanrang, Desa Mattiro Bulu, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep).

Belasan anak-anak dilarikan ke Rumah Sakit Batara Siang (RSBS) Pangkep lantaran didiagnosa mengalami gejala cacingan akut. Tidak hanya cacingan, sejumlah anak juga terjangkit demam berdarah (DBD).

Total 17 anak sudah mendapat perawatan intensif di RSBS dan Puskesmas pembantu Karanrang. Bahkan, akibat penyakit tersebut dua diantaranya dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit cacingan akut tersebut.

"Ada warga kami cacingan dan DBD, sekarang jumlahnya 17 orang, rata rata anak anak, mereka semua sudah dirawat baik di Pustu kami di desa maupun dirujuk ke rumah sakit, selain yang dirawat juga sudah ada 2 orang meninggal dunia," ujar Kepala Desa Mattiro Bulu, Mutmainnah.

Parahnya ditemukan cacing berikuran kurang lebih 15 sentimeter yang keluar baik dari mulut maupun hidung pasien. "Ada kami temukan cacing yang keluar dari mulut, ada juga dari hidung,"ungkapnya.

Lebih jauh dikatakan Mutmainnah, penyakit cacingan akut ini baru diketahui sejak pasien pertama atas nama Rahma yang merupakan warga desanya meninggal dunia, yang disusul pasien atas nama Indo Tuo tiga hari kemudian.

"Penyakit ini awalnya diketahui setelah ada warga saya yang meninggal dunia, setelah dicek ternyata penyebab kematian, gejalanya serupa dengan yang menyerang warga saat ini," tambah Mutmainnah usai ikut mendampingi warganya yang dirujuk ke rumah sakit.

Terpisah, petugas kesehatan Puskesmas Pembantu Karanrang, Hj. Irma menyebut jika pasien yang didominasi anak usia 2 hingga 15 tahun ini memiliki gejala sama yakni demam dan lemas yang kemungkinan disebabkan pola hidup tidak sehat.

"Diagnosa rata rata alami demam tipoid, karena ini rata rata anak anak, besar kemungkinan dipicu oleh pola hidup tidak sehat, malas cuci tangan sebelum makan, termasuk jajanan tidak sehat yang mereka konsumsi," ucapnya

Terkait kejadian yang baru pertama kali terjadi ini, pihak pemerintah desa, sudah berkordinasi dengan pihak Dinas kesehatan untuk ditindak lanjuti.(*)

  • Bagikan