Pemkot Parepare Peduli Kondisi Psikologis Warga Terdampak Banjir

  • Bagikan

PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID-- Banjir dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah Kota Parepare pada Rabu malam, 1 Februari 2023 lalu, tidak hanya membawa kerugian materi bagi korban. Secara psikologi, baik anak-anak maupun orang dewasa juga mengalami dampak dari bencana tersebut.

Melihat hal ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) melakukan kegiatan trauma healing bagi anak-anak yang menjadi korban terdampak bencana alam.

Tak hanya, DP3A Kota Parepare, Pusat Pembelajaran Keluarga dan Layanan Konseling Keluarga Terintegrasi (Puspaga Peduli Ta') dan Bimbingan Konseling Islam (BKI) IAIN Parepare, juga turun ke lapangan untuk melakukan assesmen awal guna mengetahui kondisi psikis korban terdampak terdampakbanjir.

"Jadi, kita lakukan trauma healing atau proses penyembuhan pasca trauma peristiwa bencana alam banjir kepada korban terdampak khususnya pada anak-anak yang masih berada di tenda-tenda pengungsian," kata Plt DP3A Kota Parepare, Amina Amin.

Ia mengungkapkan kegiatan trauma healing dilakukan di tiga kecamatan, yakni Ujung, Bacukiki dan Bacukiki Barat. Bersyukur disambut antusias orang tua dan anak-anak di wilayah terdampak tersebut.

"Kita ada tim di tiga kecamatan. Wilayah itu prioritas karena cukup terdampak. Kita aktif bergerak sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah, yang akan selalu hadir ditengah masyarakat," ucapnya.

Ia pun berharap dengan trauma healing ini dapat memberikan manfaat serta mengurangi beban psikologis anak-anak yang terdampak bencana.

"Kita bersama tim akan terus bergerak, sesuai dengan arahan bapak Wali Kota Parepare (Taufan Pawe) untuk semua SKPD dapat berperan aktif dalam penanganan bencana alam banjir kemarin," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Puspaga Peduli Ta' Kota Parepare, Sriyanti Ambar mengatakan, pihaknya bersama DP3A dan BKI IAIN Kota Parepare, turun melakukan asesmen kepada korban banjir, bukan hanya anak-anak. Tetapi semua kalangan masyarakat yang terdampak, termasuk lansia, suami, istri, dan sebagainya. Apalagi Puspaga Peduli Ta', Pembinanya adalah Hj Erna Rasyid Taufan.

Menurutnya, asesmen ini dilakukan untuk mengetahui kondisi psikis korban terdampak. “Asesmen ini kita lakukan, apakah dibutuhkan trauma healing seperti terapi psikis ataukah diberikan pendampingan berupa konseling,” katanya.

Dia menjelaskan, asesmen awal akan digelar selama tiga hari, Rabu-Jumat, 8-10 Februari 2023. Di 12 lokasi yang berbeda. Di antaranya, Palem, Tegal, BTN Mulya Resky, Lompoe, Griya Permatasari, Savaras, Atletik, Kesuma Timur, sekitar SMAN 5, Depan Pondok Bahagia, Watang Bacukiki, dan Lumpue. Tujuannya menghindari kondisi psikologis yang lebih buruk. “Setelah kita melakukan, asesmen baru bisa dinilai yang mana bisa dapat trauma healing,” tandasnya. (has)

Editor: PARE POS
  • Bagikan