Erna Rasyid Taufan Kunjungan ke Pesantren Sunan Drajat

  • Bagikan

PAREPARE, PAREPOS.FAJAR.CO.ID-- Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Parepare, Erna Rasyid Taufan berkunjung ke Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur, baru-baru ini.
Dalam kunjungannya, Erna Rasyid Taufan di dampingi sejumlah pengurus Tim Penggerak PKK Parepare.

Selama di Pesantren Sunan Drajat, Erna Rasyid Taufan yang juga Pembina Majelis Anak Sholeh Parepare ini menyempatkan diri bersilaturahmi dengan peserta Musabaqah Qira’atil Kutub Nasional (MQKN) VII yang secara kebetulan berlangsung di Pesantren Sunan Drajat. Salah satunya, mengunjungi peserta asal Kota Parepare yang tergabung dalam Kafilah Sulawesi Selatan.

Selama berada di Ponpes Sunan Drajat, Erna Rasyid Taufan berkeliling sambil berbincang dengan salah seorang ustadz yang mendampingi peserta asal Parepare selama mengikuti Musabaqah Qira’atil Kutub Nasional (MQKN). Erna Rasyid Taufan pun menanyakan tentang Kitab Kuning atau biasa disebut Kitab Gundul kepada sang ustadz. Lalu ustadz itu pun memberikan penjelasan terkait Kitab Kuning itu.

Di sela kunjungannya itu, Erna Rasyid Taufan juga dikabari bahwa peserta MQKN asal Parepare berhasil meraih juara umum kedua dari Sulsel dalam ajang nasional itu. Posisi pertama diraih peserta asal Barru. "Alhamdulillah, peserta asal Parepare mendapatkan juara umum kedua dari Sulawesi Selatan dalam lomba MQKN itu," ucap Erna Rasyid Taufan saat berada di Ponpes Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur.

Ketua BKMT Kota Parepare ini berharap, dengan adanya lomba ini dapat memotivasi anak-anak di pesantren, terkhususnya di Parepare. Dalam kunjungan itu, Erna Rasyid Taufan juga mendapat bekal pengalaman. Terkhusus tentang Kitab Kuning.

"Jadi saya sudah dapat jawaban dari sini (Ponpes Sunan Drajat, red), kenapa harus menjadi Kitab Kuning, karena para ulama dahulu itu menggunakan kitab yang warnanya kuning," jelasnya.

"Bukan suatu kebetulan, bahwa di salah satu ayat dalam Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah, Ayat 190 itu tentang warna kuning ada penjelasanya. Tentang warna kuning ini adalah warna yang indah, dan warna yang senang melihatnya. Jadi waktu itu, ada salah satu peristiwa yang dialami Bani Israil tentang pembunuhan, dan itu tidak diketahui siapa yang membunuh, lalu diperintahkanlah oleh Allah Swt untuk menyembelih sapi dan Bani israil itu seperti mengolok-golok. Akhirnya mereka diberi persyaratan yang cukup berat. Jadi sapinya itu, harus benar-benar bagus tidak tua dan tidak pula muda. Dan warnanya agak kekuning-kuningan yang orang memandangnya itu, suka dan senang dengan warna kuning ini," sambungnya.

Sekedar diketahui, seremoni pembukaan Musabaqah Qira'atil Kutub Nasional (MQKN) ke VII tahun 2023 dipusatkan di Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur, Selasa, 11 Juli 2023.

Kegiatan itu dibuka oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) M Ali Ramdhani. Berbagai cabang yang dilombakan yang sesuai tingkatan/marhalahnya (Ula, Wustha, Ulya, dan Ma’had Aly) seperti Fiqih, Nahwu, Akhlak, Tarikh, Tafsir, Ilmu Tafsir, Hadis, Ilmu Hadis, Balaghoh, Tauhid, debat Bahasa Arab dan Inggris.

Lalu Bahtsul Kutub, dan Debat Qanun. Juga diselenggarakan Lalaran Nadhom Amtsilah at-Tashrîfiyah dan Lalaran Nadhom Alfiyah Ibnu Mâlik sebagai Cabang Eksebisi.

MQKN di Pesantren Sunan Drajat diselenggarakan selama 8 hari, dari 10 -18 Juli 2023. Diikuti 34 Kafilah Provinsi dan 1 Kafilah Tuan Rumah dengan jumlah total. 2195 santri pesantren dan mahasantri Ma’had Aly beserta para pembina/pendamping yang menyertainya.

Dalam MQKN tahun ini, juga digelar Halaqah Ulama Nasional yang akan diikuti 300 Kiai/Nyai dari berbagai pesantren di Indonesia. Para pemenang MQKN 2023, yakni juara I, II, III dan harapan I, II, III pada masing-masing cabang lomba akan diberikan medali, piagam penghargaan, dan uang pembinaan dengan total hadiah mencapai Rp2,7 miliar. (has)

Editor: PAREPOS
  • Bagikan