Dua Putra Maros Potensi “Pecah Telur” ke Senayan

  • Bagikan
Direktur Lembaga Kajian YAPASS, Nurjaya sesaat setelah konferensi pers di salah satu warkop di Maros, Selasa, 9 Januari 2024. (Teguh/Parepos.Fajar.co.id)

MAROS, PAREPOS.FAJAR.CO.ID - Dua dari lima nama calon legislatif (Caleg) asal Kabupaten Maros berpotensi meraih kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI).

Nama yang diyakini pecah telur tersebut ialah Bupati Maros dua periode (2010-2021) Hatta Rahman dan Anggota DPRD Sulsel dua periode (2009-2019) Wawan Mattaliu. Hal itu diungkapkan langsung Yayasan Pengkajian Strategis Salewangang (YAPASS). Sementara tiga nama lainnya ialah Nur Hasan, Sahiruddin dan Tajerimin.

Direktur YAPASS, Muhammad Nurjaya mengungkapkan jika hasil itu merupakan hasil dari kajian olah data pihaknya melalui sejumlah data survei yang sebelumnya telah rilis pada tahun 2023 lalu.

"Jadi ini merupakan temuan oleh YAPASS terkait putra daerah Maros yang berpotensi duduk di DPR RI," ujarnya saat melakukan konferensi pers di salah satu warkop di Maros, Selasa 9 Desember 2023.

Nurjaya melanjutkan dimana nama-nama tersebut keluar berdasarkan data-data yang mereka kaji, baik survei yang dilakukan pihaknya maupun survei yang dilakukan oleh lembaga-lembaga eksternal lainnya.

"Kita memotret sebetulnya kurang lebih sepuluh orang maros yang mencalonkan, namun ternyata yang muncul di Survei itu ada lima. kemudian dari lima itu memang ada dua yang sangat kuat," bebernya.

Meski demikian, ia mengatakan jika kelima nama putra daerah Kabupaten Maros itu muncul berdasarkan hasil survei yang dianggapnya tidak cukup untuk mendudukkan lima putra daerah Maros.

"Itu tidak cukup, tentu butuh analisis lebih mendalam bagaimana lima orang ini yang punya potensi untuk duduk, ini kita melihat unsur-unsur lain. Misalnya bagaimana kompetisi secara internal di partainya, kemudian bagaimana tingkat penerimaan caleg dari Maros ini di masyarakat, kemudian juga bagaimana potensi parlemen threshold yang selama ini juga menjadi ancaman semua partai," Jelas Nurjaya.

"Kita tentu tidak boleh mendiskreditkan partai tertentu, tetapi fakta-fakta kita lihat ini tentu menjadi sebuah pertimbangan," lanjutnya.

Nurjaya yang juga dosen di salah satu Universitas di Sulawesi Selatan itu juga menjelaskan potensi dua putra daerah Maros yang pada akhirnya dapat duduk di Senayan. Seperti Hatta Rahman yang mencalonkan melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Wawan Mattaliu melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Saya kira sangat potensial sekali misalnya kita mulai dari Hatta Rahman yang secara internal suaranya sangat kompetitif, dan melihat tingkat penerimaan atau elektabilitas Hatta Rahman di maros sangat signifikan," jelasnya.

"Akan tetapi kita butuh sebaran, saya kira kita tidak boleh hanya cukup mendapatkan suara di Maros, tetapi di delapan kabupaten lain juga harus ada, tidak sedikit calon yang kuat di daerahnya tetapi ketikan diakumulasi suaranya ternyata tidak cukup, dan itu yang saya kira tugas dari para caleg yang bertarung," lanjutnya.

Sementara itu ada Wawan Mattaliu, menurut Nurjaya, dengan dua periode pengalaman di DPRD Provinsi, tentu menjadi alasan yang sangat logis masyarakat memberi apresiasi yang sangat luar biasa.

"Meskipun minim secara material, tetapi ternyata pola pendekatan dan komunikasi yang dibangun menjadi kekuatan variabel-variabel tentang hubungan emosional, kemudian gagasan-gagasan serta wacana yang disampaikan ke masyarakat saya kira itu menjadi kekuatan-kekuatan yang terkadang jadi alasan masyarakat memilih Wawan Mattaliu," ungkapnya.

Nurjaya melanjutkan secara internal PKB, cukup banyak pesaing Wawan Mattaliu yang potensial seperti incumbent, mantan Wakil Bupati Bulukumba dan ada mantan Wakil Bupati Pangkep, namun rekam data pihaknya hanya Wawan Mattaliu dan Incumbent yang akan bersaing tipis.

"Incumbent dan Wawan Mattaliu ini secara makro di sembilan kabupaten ini selisihnya sangat tipis, nah inilah yang menurut saya tujuan kami mengumpulkan teman-teman di maros untuk mendorong dukungan itu lebih kuat, agar kita bisa melampaui, selisih kalau kita tidak salah sisah 0,2 persen, kalau diperkirakan sisah sekira tujuh sampai 10 ribu suara saja," katanya.

"Nah kalau peluang ini tidak dimanfaatkan, kemudian masyarakat tidak menjadikan sebuah kesempatan yang baik saya kira kita akan lewat lagi dengan momentum ini," bebernya.

Nurjaya juga mengungkapkan dimana hasil temuan data YAPASS yang menggandeng lembaga mitra MSI, cara kerjanya tidak lain seperti lembaga survei pada umumnya.

"Kami meyakini hasil yang di ekspos adalah hal yang sangat valid, kemudian ada data pembanding agar tidak terkesan kita sangat tendensius, kita juga melihat dari data LSI, Litbang Kompas dan SMRC," paparnya.

"Di awal tadi kita sudah menyampaikan bahwa bisa jadi yang kami sampaikan ini ada yang senang dan tidak senang, tetapi tugas kami ini alhamdulillah menyampaikan data secara objektif, persoalan ada yang merasa dirugikan dari data itu, saya kira itu hak mereka," tambahnya.

Ia pun menyimpulkan dengan dikeluarkannya data tersebut, masyarakat Maros dapat bisa mengambil acuan dalam menentukan pilihannya pada pemilu februari mendatang. "Saya kira kita berujung satu kesepakatan Insya Allah 2024, kita istilahkan pecah telur sudah ada orang maros duduk di senayan," tutup Nurjaya. (*)

  • Bagikan